Malam itu Jodha termenung didepan jendela kamarnya, pikirannya menerawang ke peristiwa beberapa malam yang lalu, malam setelah pemakaman Hussain anaknya, saat itu hujan cukup deras, dari kejauhan dilihatnya Jalal sedang berdiri mematung diteras samping bermandikan air hujan, Jodha gelisah melihat tingkah suaminya setelah kematian Hussain anak mereka.
Perlahan lahan Jodha mencoba menghampiri Jalal yang masih diam mematung,
"Yang Mulia, hari sudah malam ... lebih baik masuklah, nanti kamu sakit ... apalagi hujan juga cukup deras"
bujuk Jodha yang saat itu juga mulai merasakan dingin disekujur tubuhnya karena siraman air hujan yang menderanya,
mendengar kata kata Jodha, Jalal langsung menoleh ke belakang dilihatnya Jodha sedang berdiri dibelakangnya, kemudian didekatinya istrinya yang sudah merubah sifat kerasnya selama ini, cukup lama jalal memandang Jodha dengan tatapan tajamnya, dibelainya wajah istrinya dan diraihnya kedua tangan Jodha dalam genggamannya,
"Kamu tahu Ratu Jodha, mulai malam ini aku dingin .... sedingin air hujan ini !"
ucapan Jalal yang sinis cukup membuat Jodha terhenyak sesaat, dalam tatapannya Jodha melihat sinar kebencian mulai menari dikedua bola mata suaminya,
"Apa maksudmu, Yang Mulia ?" tanya Jodha,
"Janganlah kamu hukum dirimu sendiri atas semua peristiwa yang terjadi, semua ini adalah takdir Yang Maha Kuasa" kata Jodha.
"Takdir kamu bilang ????" tanya Jalal dengan tatapan tajamnya,
"Ini bukan takdir, Ratu Jodha ... kalo kamu menurut padaku waktu itu, untuk menemani Hussain saja, semua ini tidak akan terjadi !"
bentak Jalal sambil mengibaskan tangan Jodha dengan keras kemudian berlalu meninggalkan Jodha,
sesaat Jodha merasa dunianya terasa sempit, ucapan Jalal sangat menghujam menusuk ke ulu hatinya yang paling dalam, sama seperti derasnya air hujan yang mulai terasa sakit menusuk ke kulitnya yang menyadarkannya kemudian,
dilihatnya Jalal sudah pergi jauh darinya, dicobanya untuk mengikuti langkah suaminya menuju ke kamarnya tapi begitu Jalal sampai didepan pintu kamarnya, Jalal sempat berbalik sebentar kemudian
"Braaakkkkk !!!!"
suara pintu dibanting, Jodha termangu tanpa daya didepan pintu kamar Jalal, tanpa terasa air matanya mulai membasahi pipinya.
"Jodha .... Jodha .... Jodha ..."
suara Moti, pelayan setia sekaligus sahabatnya membuyarkan lamunannya dan tak terasa ternyata pipinya pun basah, segera Jodha menyeka air matanya dengan kedua tangannya,
"Ada apa, Moti ???" tanya Jodha yang mulai menyadari kehadiran Moti dibelakangnya,
"Sampai kapan kamu menghukum dirimu sendiri, Jodha" ujar Moti sambil membalikkan tubuh Jodha kearahnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN PANGGIL AKU JODHA (completed)
Romanceujian cinta terberat yang harus di hadapi oleh seorang ratu untuk mendapatkan cinta sang raja kembali dalam pelukkannya