Jodha terhenyak dengan kata kata Jalal yang terakhir ...
"Kamu tidak ubahnya sebagai seorang pelayan buatku !!!!"
kata kata Jalal terus berulang ulang terngiang ngiang dalam kepalanya,
"Jodha ! Jodha .... kamu tidak apa apa, Jodha...."
ujar Moti sambil memegang bahu Jodha yang saat itu masih duduk terjatuh dibawah, begitu dilihatnya sahabat dekatnya itu, Jodha langsung menangis dalam pelukan Moti,
"Motiiii ..... " tangis Jodha,
"Jodha, kenapa kamu merendahkan dirimu seperti ini, ini tidak benar, Jodha ... kamu seorang putri Rajput dan Ratu Mughal, tidak sepantasnya kamu melakukan itu semua" kata Moti sambil memeluk Jodha erat berusaha untuk menenangkannya,
"Apalah artinya semua gelar itu Moti ... bila suamiku sendiri tidak menganggap aku ada, apalah artinya diriku ini bila suamiku mengabaikan aku" kata Jodha dalam tangisannya,
"Aku tau kamu sangat mencintai Yang Mulia, tapi jangan sampai cintamu mengalahkan logika, Jodha ... itu tidak baik, mana Jodhaku yang dulu ? manaaaa ???" ujar Moti,
"Jodhamu sudah mati, Motiii ...."
kata Jodha sambil terus menangis dalam pelukkan Moti,
tepat pada saat itu Hamida Bano datang menemui Jodha ditemani oleh bibi Gulbadan dan Jiji Anga, Hamida terkejut melihat Jodha yang sedang duduk bersimpuh dilantai sambil memeluk Moti dengan tangisan yang menyayat hati,
"Jodhaaa ...."
panggil Hamida Bano, sesaat Jodha mendongakkan kepalanya dilihatnya ibu mertuanya sudah berdiri disana bersama kedua bibinya,
"Jodha, bangun nak ..."
pinta Hamida Bano sambil mengulurkan tangannya hendak menolong Jodha, sambil menyeka air matanya dengan kedua tangannya Jodha berkata
"Jangan panggil aku Jodha, ibuuu"
kata Jodha sambil berusaha berdiri dibantu oleh Moti, semua yang hadir disana langsung terkejut mendengar kata kata Jodha
"Jodha ! ucapan macam apa itu ???" tanya Hamida Bano,
"Kamu tetap anakku, Jodha Bai ! tidak ada yang bisa menggantikan itu !" ujar Hamida Bano,
"Ibuu ... tolong mengertilah, anakmu Jodha Bai telah mati, aku bukan Jodha yang dulu, apalah artinya diriku ini bila aku tidak dianggap oleh suamiku sendiri dan hanya dianggap sebagai seorang pelayan" kata Jodha dengan nada memelas,
"Jodhaaa ... aku tau kalau saat ini Jalal sedang labil, hatinya terluka karena kematian anak anak kalian... aku sedih, Jodha ... tapi aku harap jangan kamu tambah penderitaanku dengan ucapanmu barusan, nak" bujuk Hamida Bano sambil mendekati Jodha dan mulai memeluknya,
Jodhapun membalas pelukan Hamida Bano erat seakan akan semua beban penderitaannya ingin segera ditumpahkan semuanya disana,
"Ibuu ... kami bangsa Rajput selalu menganggap suami kami adalah Dewa yang sangat kami hormati, tapi apalah jadinya bila aku telah diabaikan oleh Dewaku sendiri, ibu ... tolong katakan padaku ! bagaimana aku bisa hidup bila Dewaku pergi meninggalkan aku, aku tidak tahan dengan semua ini, ibuuu"
tangisan Jodha semakin meledak dalam pelukan ibu mertuanya, lama mereka berpelukan ,,,
Hamida Bano seakan akan ingin memberikan ruang untuk Jodha agar bisa melepaskan semua penderitaannya, sementara bibi Gulbadan dan Jiji Anga hanya bisa diam membisu, terharu ... tak terasa mereka pun ikut menangis melihat kondisi Jodha, sesaat kemudian Jodha melepaskan pelukannya dan sambil terisak isak juga terbata bata Jodha berkata
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN PANGGIL AKU JODHA (completed)
Romansaujian cinta terberat yang harus di hadapi oleh seorang ratu untuk mendapatkan cinta sang raja kembali dalam pelukkannya