"Huhuhu...." Seohyun menangis meraung-raung.
Hatinya saat ini seperti adonan kue yang diremas-remas. Air matanya mengalir bebas dan turun begitu derasnya. Kemudian Hening. Tangisnya mereda. Seohyun menyeka air matanya dengan punggung tangan. Ia bergegas berbalik dan melangkah menuju pintu keluar. Ya, ini hari terakhir ia bekerja. Baru saja dipecat akibat keteledorannya. Menyedihkan! Padahal hutangnya masih menumpuk, kalau sudah dipecat begini, bagaimana aku harus melunasi hutang-hutangku? Batin Seohyun.
Untuk terakhir kalinya ia menatap ruang kerjanya. Ruangan kerja bernuansa warna merah muda. Warna kesukaannya. Dan dia sendiri yang mencat ruangan itu. Penggantinya akan menikmati ruang kerja yang begitu nyaman. Pengganti Seohyun harus berterima kasih atas apa yang seohyun lakukan untuk ruang kerja itu.
Ia melangkah pergi secepat mungkin dan mengabaikan suara-suara yang memanggil namaya. Ia malu.
Langkahnya begitu cepat hingga tak memerhatikan suasana di jalan raya. Mobil Van melaju cepat tak terkendali dan menabrak sebentuk makhluk bumi yang baru saja dipecat.
"Oh, my God!" serunya panik sekaligus khawatir. Laki-laki berwajah kekanak-kanakan namun tetap maskulin itu keluar dari mobil dan terkejut, lebih tepatnya ketakutan.
Bagaimana kalau gadis ini mati?
***
Vote dan komentar jangan lupa ya biar cepat diupdate!
Cerita ini sudah pernah dipublikasikan di akun pertama aku @Finisah tapi belum tamat dan akan dikomplitkan di akun khusus fanfict ini, makasih ^^