4

1K 60 0
                                    

Airin memandang sosok yang berada dua meter di belakangnya itu. Ia seakan tak percaya dengan apa yang di lihatnya.

"Randi!" desisnya,

"Maaf!" sahut orang orang itu.

Airin tersentak karena wajah itu berubah, padahal ia masih ingin menikmati wajah tadi. Sekarang yang ada di hadapannya, yang sedang melangkah semakin mendekatinya adalah wajah bosnya. Arjuna.

"Tadi kau menyebut nama seseorang, apakah dia pacarmu?"

"E....., " Airin berfikir sejenak sebelum menjawab, 

"apa yang anda lakukan di sini?" tanyanya mengalihkan pertanyaan pria itu.

"Aku melihat seorang wanita cantik sedang termangu sendirian di tepi laut, kalau sedang pasang takut saja dia akan terbawa ombak!" guraunya.

Airin tersenyum dengan sedikit tawa, "ombaknya cukup tenang!" jawabnya.

"Anak-anak sedang karaokean, mau bergabung?"

"Nyanyian laut lebih merdu di dengar, lagipula saya tak pandai menyanyi!"

"Kau masih saja menggunakan bahasa seperti itu," keluh Juna seraya menurunkan dirinya hingga duduk di atas pasir

. "untuk menjaga jarak dengan pria?"

"E....., anu.... Bukan. Hanya, anda kan atasan saya!"

"Itu di kantor, di luar kantor kita bebas!"

Ada kediaman sejenak yang tercipta, lalu Airin ikut duduk di samping pria itu. Masih berjarak, mungkin lebih dari setengah meter.

"Setiap malam semakin hening, kerinduan itu makin terasa. Dan.....itu membuat dada kita semakin sesak!" desis Juna.

Airin menoleh padanya, memgamati wajahnya dari samping, kenapa dia bicara seperti itu? Apakah dia juga sedang merindukan seseorang seperti dirinya? Juna menoleh, membalas tatapan wanita di sampingnya. Lama mata mereka beradu, Airin sekilas membaca sesuatu di mata itu. Dan ia merasa mengenal mata itu, mata seseorang yang pernah ia tahu. Ada debaran aneh yang merayap di dadanya, debaran yang lama menghilang dari hidupnya. Debaran yang selama 7 tahun tak pernah lagi berdentum di balik tulang rusuknya. Ia segera menarik tatapannya dari pria itu, dan melemparnya kembali ke lautan.

Selama ini ia mencoba menutup hatinya dari siapapun yang berusaha masuk ke dalamnya, karena jauh di sana di lubuk hatinya masih bersemayam seseorang yang hingga kini masih sangat ia cintai. Tapi kenapa rasanya kali ini ia seperti tak mampu menahan hatinya setiap kali berhadapan dengan atasannya itu.

"Saya rasa saya mau istirahat saja di dalam!" desisnya lalu berdiri, Arjuna menoleh tapi ia tak menyahut. Hanya memandang wanita itu berjalan menjauh darinya.







*****









Sekarang giliran Juna yang menghabiskan malam memandangi lautan hingga larut. Dari jendela Airin bisa melihat pria itu masih duduk di tempatnya tadi.

Airin menyambar hp di meja lalu melemparkan dirinya ke ranjang. Ia membuka album file album, dan menemukan sebuah foto, memandangi foto itu. Foto dirinya bersama seseorang, mereka sedang berangkulan di foto box.

Sebagian hatinya berbisik, "closed it dan keep move on Airin!" tapi sisi lain di hati juga menyerukan hal lain,

 "do you believe in true love? That's true!"

Sekian tahun kau mencoba mencari tahu, mencoba mendatanginya....apakah kau bisa? Sekian tahun kau menunggu hanya untuk tahu bahwa dia masih hidup. Apakah dia datang padamu, Airin? Mungkin dia sudah melupakanmu, 

Airin : Kau Dan kenanganmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang