Tuduhan dan Firasat

5.3K 489 63
                                    

Disclaimer :
Naruto © Masashi Kishimoto
ImoutoOrOtouto? © UnoHime

☣☣

Pairing : Sasu×Naru, Shika×Kiba, Neji×Gaa, Lee×Saku
Genre : Family, Friendship, Drama, Romance
Rate : T
Warn! : AU, Shounen-ai, OOC, OC, Typo's

~HappyReading~

☣☣
•°•ImoutoOrOtouto?•°•
☣☣☣

Mobil Sasuke.

Sebuah senyuman tipis tak kunjung lepas dari bibir Sasuke. Semenjak Sasuke dan Naruto keluar dari kediaman Uchiha tadi, Sasuke tak berhenti tersenyum. Bahkan Naruto sampai-sampai bergidik ngeri melihat Sasuke tersenyum seperti itu.

Sasuke sangat bahagia, saat melihat respon dari kedua orang tuanya. Apalagi saat Sasuke melihat bagaimana keluarganya yang menatap Naruto dengan tatapan memuja.

Terlebih lagi yang membuat Sasuke tak menyangka adalah respon dari ayahnya. Padahal ayahnya itu sangat sulit menyukai seseorang. Tapi tadi ayahnya memasang wajah sumringah dengan mata berbinar ketika berbincang dengan kekasihnya.

Padahal ayahnya sama sekali tak pernah memasang wajah seperti itu jika berhadapan dengan para koleganya yang kaya-raya.

Belum lagi ibu dan kakaknya yang begitu antusias melihat Naruto. Ayah, ibu, dan juga kakaknya menatap Naruto seolah Naruto adalah berlian paling mahal yang pernah ditemukan.

Sasuke benar-benar berharap, semoga saja Naruto akan membawa kebahagiaan besar di keluarganya.

"Kau sudah lega, sayang?" Sasuke melirik Naruto, masih dengan memasang senyumannya.

Naruto mendengus geli dan tersenyum tanpa melihat ke arah Sasuke. "Sudah. Aku sama sekali tak menyangka mereka akan menyukaiku. Padahal aku sempat berkecil hati tadi. Dan semoga saja ini menjadi awal yang baik untuk kita semua."

"Kau ini, mau berkecil hati bagaimana? Kau itu memiliki banyak hal yang bisa kau banggakan, sayang. Kau itu pintar, mandiri, dewasa, penyayang, dan masih banyak lagi hal yang tak bisa ku ungkapkan tentangmu. Percaya dirilah. Kau memiliki banyak hal baik dalam dirimu. Dan terimakasih karena sudah menerimaku dan semua sifat burukku."

Naruto memalingkan wajahnya ke arah Sasuke begitu mendengar pujian tulus yang dilontarkan Sasuke tentangnya. "Kau terlalu memuji. Aku tak sebaik itu, Sasuke. Aku juga punya banyak kekurangan."

"Tapi kau sempurna untukku." Naruto mendecakkan mulutnya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Berniat menyembunyikan rona merah di pipinya.

"Kau manis." kekeh Sasuke begitu matanya melihat semburat merah di pipi Naruto.

"Ck. Urusai."

"Hehe, langsung pulang, kan?"

"Tidak, Sasu. Tolong antarkan aku ke rumah Kyuubi-senpai, ya. Aku ada jadwal mengajar hari ini." Naruto menggelengkan kepalanya sambil menatap Sasuke.

Mana mungkin Naruto lupa dengan jadwal mengajarnya hari ini? Ya walaupun Naruto agak lelah, tapi itu tidak menjadi alasan baginya untuk absen dalam mengajar Kurama.

"Hah? Jadi setelah ini, kau ada jadwal mengajar Kurama? Astaga, kenapa tidak bilang padaku? Kalau tau begini, lebih baik tadi kita tidak usah bertemu dengan orang tuaku." semua perasaan bahagia di hati Sasuke langsung menguap begitu saja, ketika mendengar kalau setelah ini kekasihnya masih harus bekerja.

〈✔〉𝙸𝙼𝙾𝚄𝚃𝙾 𝙾𝚁 𝙾𝚃𝙾𝚄𝚃𝙾? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang