19.Warn

17 3 5
                                    

****For 49 Days****

Author POV

*Rumah Sakit*

Tubuh Nessa tidak menujukkan respon apapun.saat ini hanya ada Sissy dan Harry diruangannya.mereka sama sama diam,tidak ada yang berbicara dan tidak ada yang berniat memulai pembicaraan

"Nesie,kapan kau akan segera bangun?dan menemaniku latihan boxing.kau tahu?selama kau tertidur lama disini,aku sudah tidak pernah balapan dan latihan boxing lagi sekarang"lirih Sissy sambil terus menggenggam tangan Nessa erat

Tidak ada jawaban,tak ada respon

"Kau tahu?setiap hari aku habiskan untuk membicarakan omong kosong di ruangan serba putih dengan bau obat yang sangat menyengat.kau juga tahu kalau aku sangat benci berada disini,semakin sering disini aku merasa seperti orang yang lemah bukan Alessia Russel si pemberani.tapi,kata dokter tubuhmu akan merespon jika banyak orang yang mengajakmu bicara dan memintamu kembali.hampir setiap hari aku melakukannya.tapi,ternyata kau sangat tega dan tidak mau merespon ucapanku"cerita Sissy panjang lebar dan menghembuskan nafasnya berat,sungguh ingin menangis meraung raung rasanya melihat Sahabat terdekatnya mengalami hal yang sangat buruk,hampir belum pernah terpikirkan bahwa kejadian seperti ini akan menimpa Nessa

"Kau pernah berjanji akan menjadi orang yang selalu membuatku tetap menjadi Alessia yang kuat dan kokoh.tapi,melihat keadaanmu sekarang.kau membuatku menjadi gadis yang berada di titik terlemahnya"Alessia tahu bahwa Nessa tak akan pernah merespon apa yang dia katakan,sampai mulutnya berbusa sekalipun jika Nessa tak berniat kembali maka akan sia sia

Harry tak pernah melihat Sissy di titik terlemahnya seperti ini.bahkan setelah hubungan mereka kandas pun Sissy tetap menjadi Sissy yang dulu.kuat dan keras kepala berbanding balik dengan dirinya yang susah move on sampai setiap hari minum minum di bar agar dapat melupakan Sissy

Ingin rasanya Harry menghampiri Sissy dan memeluknya.memberinya kekuatan bahwa sahabat kesayangan nya akan bangun.dan tak ada yang harus di khawatirkan untuk sekarang ini

Sissy mulai putus asa mencari cara apalagi yang harus ia lakukan untuk membawa Sahabat terkasihnya kembali

"Ness,apa harus kita bertukar posisi agar aku tidak terlihat lemah di hadapanmu?"tak terasa air mata yang ia bendung menetes begitu saja.

Sudah cukup!ini adalah titik terlemahnya.dan dia tidak bisa berada disini terus sambil menyaksikan sahabatnya yang akan menikah beberapa hari lagi malah terbaring tak sadarkan diri di tempat orang orang lemah berkumpul

Sissy bangkit dari duduk nya dan pergi dari ruangan Nessa meninggalkan Harry yang hanya bisa bungkam melihat semuanya

Alessia POV

"AARGH! TUHAN APA LAGI YANG HARUS AKU LAKUKAN?"teriak ku lantang sambil mengacak rambutku frustasi terlihat menyedihkan memang.tapi,inilah kenyataan nya.aku sudah tidak kuat lagi jika harus melihat sahabatku di tengah kehidupan

Tidak,hidup

Tidak,mati

Tak kuat berlama lama diruangan sialan,itu aku memilih menenangkan diri di rooftop rumah sakit sambil berteriak sekencang kencangnya

Aku terima jika orang yang pernah aku cintai menikah dengan sahabatku sendiri

Tapi,aku tidak bisa menerima kenyataan bahwa sahabatku yang lugu dan hiperaktif itu malah terbaring lemah padahal hanya dalam hitungan hari ia sudah menempuh hidup barunya dengan orang yang ia cintai

Dan itu semua salahku

Jika hari itu nyawa Nessa tak tertolong mungkin aku akan selamanya hidup dalam penyesalan yang tak berujung

Memang penyesalan selalu datang di akhir

Aku benar benar menyesal.jika saja waktu itu aku memilih menemani Nessa fitting baju.bukan nya memilih bersenang senang bersama Luke di Florida.jika saja aku bisa memilih ulang maka kejadian seperti ini tak akan pernah terjadi

Kenapa aku selalu saja salah dalam memilih

Aku memilih duduk dan merasakan hembusan angin malam yang menerpa wajahku.mengingat kembali kenangan manis ku saat semua nya berjalan dengan normal.

*******

*Apartemen Elena*

Vanessa berulang kali menekan tombol darurat agar Scheduller datang,tapi yang ia dapat hanya ibu jari nya yang mulai pegal karena terlalu lama menekan tombol darurat yang tak berfungsi

"Sebenernya benda macam apa ini,sungguh tak berguna!"gerutu Vanessa sambil memandang kesal benda yang bentuk nya menyerupai ponsel itu

"Kalau kau tak ingin memakainya maka aku dengan senang hati memberikan ponsel darurat itu ke arwah lain"sontak Vanessa melempar ponsel itu saking terkejutnya atas kedatangan Scheduller secara tiba tiba "oh,come on!jika kau tak berniat membantuku,akan lebih baik jika kau tidak membuatku benar benar mati mendadak sebagai arwah" gerutu Vanessa kesal dan hanya di balas senyum miring oleh scheduller

"Oke,kalau begitu lebih baik aku pergi sekarang,dari pada mendengarkan ocehan gadis seperti mu"dengan sigap Vanessa menahan lengan Scheduller,karena demi tuhan dia membutuhkan mahkluk jahannam itu sekarang "Oh,tidak Scheduller!jangan pergi aku sangat membutuhkan mu sekarang.kumohon"bujuk Vanessa denga puppy eyes andalan nya

Jika sudah seperti ini,Scheduller yang keras kepala sekalipun pasti bisa luluh

****For 49 Days****


Vanaya kirana

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

For 49 DAYS{ONE DIRECTION fanfict}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang