Our Story (IU x DEAN)

907 47 3
                                    


=====o0o=====

Ada banyak alasan yang menyertai mereka kenapa bisa bersatu dan memilih terikat satu sama lain. Namun jika dipikir lagi sebenarnya tak butuh alasan untuk saling mencintai. Yang terpenting adalah kenyamanan kan? Merasa saling dibutuhkan.
Banyak sekali yang meragukan hubungan mereka, bahkan nyaris tak percaya hanya karena mereka begitu berbeda. Hitam dan putih. Seperti itulah gambaran untuk Dean dan Jieun bagi setiap orang yang ada disekitar mereka. Oh ayolah, apa hanya karena perbedaan yang lebih mendominasi jadi mereka tidak bisa menjalin hubungan? Begitu naifnya pemikiran orang-orang itu.

Perbedaan bukanlah kelamahan, tapi kelebihan untuk memahami. Dan perbedaan diciptakan karena rasa ingin melengkapi sehingga tertutup segala kelemahan yang ada.

Hey! Seorang berandalan seperti Dean juga bisa jatuh cinta! Dan hey! Apa salah Jieun jika ia menaruh hatinya pada seorang preman sekolah? Bahkan dua kutub yang berbedapun bisa saling menempel, bersatu. Kenapa mereka tidak?
Percayalah, bagi mereka berdua perbedaan adalah jembatan yang bisa menyatukan mereka. Saling menyempurnakan kehidupan masing-masing lewat perbedaan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
4.35 PM
Langit senja sudah menampakkan eksistensinya dilangit kota Seoul, dan sejak setengah jam yang lalu sekolahnya sudah tampak sepi karena sebagian besar penghuninya sudah pulang. Yang ada hanyalah murid kelas 1 yang mengikuti klub basket.

Gadis manis itu melangkah dengan ringan melewati koridor yang menghadap langsung dengan lapangan sekolah, sesekali terdengar suara decitan yang ditimbulkan dari sepatunya. Untuk hari ini Jieun memang selalu pulang terlambat karena sering bertugas menjaga ruang kesehatan. Lelah? Membosankan? Tentu saja tidak baginya. Selama ia bisa membantu orang disekelilingnya, Jieun akan berusaha sebaik mungkin tanpa mengeluh sedikitpun. Hatinya terlalu lembut untuk sekedar menolak. Dan yah, siapa yang tidak menginginkan gadis sepertinya?

“Jieun noona!”
Langkah gadis itu terhenti, ia langsung menoleh demi mendapati juniornya yang tengah tersenyum kearahnya.

“Kuantar pulang ya? Hari ini aku bawa mobil” Tawar Jungkook sembari mendribble bolanya. Kerutan samar tergambar jelas didahi gadis itu saat melihat senyum menggoda serta sorot jahil dari pemain basket lainnya.

“Tidak, terima kasih. Aku akan naik bus, lagipula kau sedang berlatih kan?” Tolak Jieun yang seketika membuahkan raut kecewa diwajah pemuda tampan itu.

“Tidak kok noona, kami sudah selesai berlatih.. benarkan?” Sekali lagi Jungkook mencoba meluluhkan hati senior kesayangannya itu. Ia melirik teman-temannya meminta persetujuan.

“Jungkook benar sunbae, kami sudah selesai latihan” Sahut salah satu dari mereka.

“Noona dengar kan? Aku antar ya?!”

“Tidak usah, lanjutkan saja latihanmu. Aku duluan yaa..” Jawab Jieun sembari tersenyum manis, membuat Jungkook dan yang lainnya hanya bisa tertegun, memang bukan tanpa alasan jika senior kesayangan mereka itu banyak disukai.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jieun kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Beruntung hari ini kedua orang tuanya sedang berada diluar kota karena kunjungan bisnis dari ayahnya, jadi ia tak perlu mendengar petuah-petuah yang bahkan sudah dihafalnya diluar kepala itu.
Baru saja berbelok menuju pintu utama sekolah, lagi-lagi langkahnya terhenti ketika melihat seorang pemuda yang tengah berjalan tertatih sembari meringis kesakitan. Matanya melebar, nyaris memekik ketika melihat tubuh pemuda itu yang sudah ambruk kelantai. Naluriah, Jieun segera berlari menghampiri dan membantu orang itu untuk berdiri.

“ah Sunbaenim, kau baik-baik saja?”
Oh astaga.. dari sekian banyak murid yang ia tolong, kenapa harus orang ini? Batin Jieun merana. Ingin berbalik untuk kabur tapi sudah terlambat, membiarkan namja itu sendiri juga tidak mungkin, itu namanya cari mati.
Pemuda itu bernama Kwon Hyuk, tapi sering dipanggil dengan nama Dean. Jieun merasa aneh dengan nama seniornya itu. Entah bagaimana ceritanya mereka memberikan nama panggilan yang unik itu padanya. Namja itu berada dikelas 3-A, ia selalu yang terdepan jika menyangkut perkelahian. Sering bolos, tapi nilai-nilainya tetap sempurna. Setiap mengingat hal itu Jieun selalu merasa dongkol setengah mati.

FF IUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang