Trapped (IU x Yoo Seungho)

489 36 3
                                    






Suara hentakan bola basket menggema memecah keheningan yang mendominasi lapangan sekolah. Sang gadis dengan lihai memainkan benda bundar itu dan memasukkannya kedalam ring, sesekali mengusap wajahnya yang dipenuhi peluh.

Ia sudah terbiasa bermain bola basket untuk membunuh waktu sembari menunggu kakaknya yang mengikuti club Judo.
Sekolah sudah tampak sepi, hampir seluruh penghuninya sudah pulang kerumah masing-masing. Langit senja bahkan sudah terlihat diatas kepalanya.

Gadis manis dengan papan nama Lee Jieun itu mendengus jengah setelah hampir 2 jam ia menunggu dan sosok kakaknya belum juga menampakkan diri. Ia melempar dengan asal bola yang ada ditangannya kearah ring basket, membuat bola itu terpantul dan mengarah ke koridor sekolah.

"Aww!"
suara pekikkan yang sarat kesakitan menyapa indera pendengarnya. Dengan gerakan kaku ia memutar tubuhnya demi mendapati seorang pemuda yang sudah tersungkur dilantai marmer sekolah sambil mengerang kesakitan. Netranya bisa menangkap bola basket yang tadi dilemparnya menggelinding tak jauh dari sang pemuda.

Sepasang tungkainya melangkah dengan cepat kearah pemuda itu lalu berlutut untuk melihat keadaannya.
"Ma-maaf!" ujarnya terbata, perasaan bersalah langsung menyergapnya.

Kepala dengan surai hitam itu tiba-tiba mendongak menampakkan manik kelamnya yang menakutkan.
Tubuh Jieun mendadak membeku saat mengetahui siapa yang menjadi korbannya itu.
Dari sekian banyak murid, kenapa harus Seungho sunbae?
Pemuda minim ekspresi dengan segala keangkuhannya namun tetap digilai gadis seantero sekolah kecuali dirinya tentunya. Jieun hanya bisa berdoa semoga kakaknya datang tepat waktu sebelum sunbae yang terkenal kejam ini mengakhiri nyawanya.

"Ya Tuhan sunbaenim mimisan!" serunya panik setelah berhasil menetralkan ketakutannya. Tangan mungilnya mengambil sapu tangan yang ada dikantongnya lalu menyumbat hidung Seungho untuk menghentikan pendarahannya.
"maafkan aku sunbae, aku benar-benar tidak sengaja. Sungguh!"
Jieun hanya bisa menunduk takut, tak berani menatap pemuda yang ada didepannya.

"Kau.." suara datar dari Seungho bagaikan lonceng kematian bagi Jieun.
"angkat kepalamu!" lanjutnya mutlak.
Jieun dengan berat hati mengangkat kepalanya lalu memandang sunbaenya itu masih dengan tatapan ketakutan.
"ck..berhenti menatapku seperti itu! Aku tidak akan membunuhmu hanya karena bola sialan itu" desisnya tajam yang malah semakin membuat Jieun bergetar ketakutan.

"ma-maaf" cicitnya layaknya seekor tikus yang sudah siap diterkam.

Seungho hanya bisa menghela nafasnya ketika menyadari sikap Jieun yang tak pernah berubah dari dulu. Gadis yang bahkan tanpa sadar mencuri hatinya dihari pertama mereka bertemu.
Bagaimana bisa ia mengutarakan perasaannya jika menatapnya saja Jieun tak berani?
Sudut bibirnya tertarik membentuk seringaian, ia harus memanfaatkan kesempatan yang ada.

"bantu aku kepinggir lapangan" lirihnya serak seolah menampakkan kesakitannya.

"baiklah"
Jieun hanya bisa pasrah saat lengan Seungho yang sudah melingkar dibahunya, sama sekali tak menyadari seringaian dari pemuda itu.

Mereka berdua sudah duduk dipinggir lapangan yang terdapat sebuah undakan.
Dengan santainya Seungho membaringkan kepalanya dipangkuan Jieun tanpa mengindahkan pekikkan kaget dari gadis itu.

"eh? Apa yang sunbae lakukan?"
seru Jieun dengan rona merah dipipinya.

"Diamlah...kepalaku benar-benar sakit. Aku butuh istirahat" balas Seungho tak acuh.

Gadis itu hanya bisa memegang dadanya yang tampak berisik didalam. Merutuki sikap sunbaenya yang membuat detakan jantungnya menjadi tak normal.

"aww! Sakit..." suara parau Seungho membuat gadis itu mengarahkan atensinya ke arah pemuda itu.

"Sakit? Dimana yang sakit?" tanya Jieun khawatir. Sepasang kelopak mata Seungho terbuka lalu menatap wajah cantik Jieun yang tepat berada diatasnya. Ia menggenggam tangan Jieun lalu membawanya dibagian belakang kepalanya.
"disini, sakit sekali" lirihnya memelas.
Dengan gerakan pelan Jieun mengusap kepala Seungho berharap bisa meredakan sakitnya.
Lagi-lagi ia melewatkan seringaian kemenangan dari pemuda itu.

Well...pilihannya memang benar untuk tidak menghindar dari bola basket itu. Mungkin tak ada salahnya memanfaatkan kepolosan gadisnya.

Gadisnya? Ia yakin hanya perlu beberapa langkah lagi untuk menjadikan Lee Jieun menjadi kepunyaan Yoo Seungho seorang.
Ia benar-benar harus lebih giat lagi belajar judo untuk mendapatkan restu dari kakak iparnya yang mengidap sister complex itu.

Dilempar bola basket dan berakhir dipangkuan Jieun tak ada salahnya kan?


Fin

FF IUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang