Part 2 [tempat rahasia]

2.8K 118 1
                                    

Aku berjalan berdampingan dengan Richo. Seorang yang sudah satu minggu ini menjadi temanku. Sekedar berkeliling ke lingkungan sekolah agar mengenal lebih jauh keadaan sekolah disini. 

"Lihat!" tunjuknya pada sebuah gudang kecil di ujung sana. 

"Itu tempat rahasiaku. Jangan beritahu siapa-siapa!" katanya dengan tatapan mengancam. 

"Kenapa?" 

"Heish, pokoknya disana wilayahku jangan ada yang berkunjung kesana." Tekannya lagi. 

"Sekalipun itu aku?" tanyaku sambil menunjuk diriku sendiri. 

"Yah, kalau gitu ngapain aku kasih tahu." Ujarnya malas. 

Aku terkekeh menyadari kebodohanku.  

"Huh? Ketawa? Nah, sering-sering ketawa gitu. Biar gak cepet tua?" 

What??! 

Pletakk 

Aku menjitak kepalanya keras, membuatnya emngaduh sakit. 

"Kurangi kadar kegalakanmu juga, ya ampun!" ia menatapku sebal.  

Bodo 

"Kurangi juga sikap menyebalkannya dirimu!" balasku lalu meninggalkannya untuk menghampiri gudang kecil itu. rasa ketertarikanku akan gudang itu sangatlah besar. 

"Tidak ada satupun siswa yang datang kesini?" tanyaku padanya yang sedang membuka pintu gudang dengan sebuah kunci.  

"Tidak. Gudang ini terlihat kotor sekali dari luar, mana ada yang mau datang kemari. Ayo masuk!" katanya saat berhasil membuka pintu gudang. 

Wow 

Bersih, walaupun tidak ada banyak barang di dalam sini, hanya sebuah meja yang terbuat dari kayu, sebuah sofa kecil, dan...peralatan apa itu ya? Seperti perlengkapan untuk melukis. 

"Tutup mulutmu. Aku tahu kau terkesima dengan keadaan dalam gudang ini, kan? Sudah ku duga." Ujarnya lalu duduk diatas sofa berwarna coklat sambil bersedekap. 

"KAu yang membersihkannya?" 

"Hm, dibantu pengurus sekolah." Jawabnya. 

"Itu..." aku menunjuk kea rah beberapa tercecer cat air, kanvas, juga kuas-kuas bermacam ukuran. 

"Yups, itu peralatanku jika aku sedang bosan ya aku melukis." Ia lalu menghampiri peralatan yang tercecer di sudut ruangan. 

"Kau suka menggambar?" aku menggangguk iya. 

"Kau boleh memakainya kalau kau ingin." Aku menatapnya dengan mata sayu. Tidak! Jangan pasang raut itu sekarang! 

"Kau tidak suka melukis, ya? Ah, teryata masih banyak orang yang suka menggambar tetapi tak bisa membuatnya di kanvas ini." lelaki itu tak menghiraukan ekspresiku ini. ia lebih memilih mendaratkan kuas yang sudah ia tempelkan pada cat air ke atas papan kanvas berukuran persegi itu. 

"Aku akan mengajarimu. Tidak asyik jika bisa menggambar namun tidak dapat melukis. Kurang afdol." Kini ia mengulurkan sebuah kuas tepat di hadapanku.  

Kepalanya mengangguk menyuruhku untuk menerima uluran kuas itu. 

"Tidak!" kepalaku menggeleng lemah, tatapanku kosong mengarah pada kedua matanya yang menatapku bingung. 

"Aku tidak bisa!" aku terus menggeleng dengan suara tertahanku ini. 

Bayangan itu kembali merasuki pikiranku. Tidak! Aku tidak ingin lagi berurusan dengan semua itu. aku tidak ingin sia-sia dengan semua yang sudah ku lakukan selama ini. 

"Oke-oke, aku tidak akan memaksa, jangan berlebihan seperti itu." Richo mengibaskan tangannya ke hadapanku. Memangnya aku ini sedang bercanda apa?  

Ia terlihat biasa saja tanpa kecurigaan diwajahnya terhadapku. Hufft...bersyukur aku bisa mengontrol diriku untuk tidak terlalu frontal tadi. 

"Tapi, lain kali aku akan mengajarimu. Aku tidak ingin menyesal untuk yang kedua kalinya..." aku mengernyit saat mendengar kalimat terakhirnya yang begitu lirih. 

"Maksudmu?" tanyaku. 

Ia tersenyum...miris? 

"Pokoknya nanti aku harus bisa mengajarimu. Dan kau harus mau!" paksanya kini sudah meninggalkanku ke araah yang berlawanan. 

"Cih, jangan memaksaku. Sampai kapanpun aku tidak ingin bisa melukis!" bentakku berhasil mengehentikan langkahnya yang hendak memutar kenop pintu. 

"Gaya bicaramu seperti terkena fobia saja." 

DEG 

Aku tercenung mendengar kalimat itu terlontar dari bibirnya. Walau tidak tepat sasaran tapi, apa ia mencurigaiku? 

"Hey! Mau ke kelas?" 

Teriakannya menyadarkanku lalu segera berlari keluar gudang ini dengan dia yang tersenyum ke arahku. Cih, kenapa dia? 

"Ingat! Ini tempat rahasia kita." Bisiknya di telingaku. 

__oOo__ 

Huhu....maap kalo kependekan yak.. 

Ikuti terus cerita ini, moga gk bosen-bosen deh,,hehe 

Ditunggu loh votement nya...

IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang