Part 6

1.8K 82 1
                                    

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah yang masih tampak sepi. ini sebab mengapa aku lebih suka berangkat lebih pagi dari yang lain. aku bisa berjalan-jalan mengelilingi sekolah jauh dari keramaian. aku tidak suka keadaan yang ramai.

"Oh jadi ruang gurunya disana. baik, saya akan kesana."

ku balikan tubuhku untuk melihat siapa yang sedang berbicara di dekat pos satpam disana. perawakannya tinggi, dilihat dari kostumnya sepertinya dia seorang guru, cuman aku belum pernah melihatnya mengajar disini. dia berjalan cepat melewati lobby, berjalan ke arahku. lama kelamaan wajahnya seperti tidka asing.. cara dia berjalan, potongan rambutnya, matanya, alisnya...

ti-tidak mungkin! di-diaa...

tanpa berpikir panjang dan mengira-ngira lebih lama lagi, aku segera memutar tubuhku dan berlari menuju kelasku. ku urungkan niatku untuk sekedar berjalan-jalan pagi ini. ini hari yang sial! mengapa bisa, dia ada disini?

jantungku berdebar dengan kerasnya. ini bukanlah mimpi, ini kenyataan. aku kembali bertemu dengan pria brengsek itu.

__oOo__

Author POV

"Huhh... huhh.." Arina duduk dengan cemas di bangkunya. bulir bulir keringat membasahi sekitar pelipis hingga keningnya. bibirnya pucat pasi, tangannya terus meremas roknya. ia terlihat sekali ketakutan dan tubuhnya pun gemetar.

"To-tolong... jangan biarkan aku sendirian disini." gumamnya dengan suara gemetar. satu persatu teman sekelasnya berdatangan. rasa takutnya sedikit berkurang, tapi ia masih was-was. melihat gugup ke arah jendela. ia tidak tahu harus bagaimana.

"Woy!!!" seorang memukul mejanya keras. tubuhnya terperanjat kaget.

"A-arina... ada apa denganmu?" Richo yang melihat wajah pucat pasi Arina segera mengecek suhu tubuh gadis itu.

"Ri-richo..." Arina bingung. haruskah dia meminta tolong pada temannya itu? atau membiarkannya saja?

"Tidak demam, tapi kenapa.."

"Aku.. ingin pulang."

"Please.." sambungnya melihat wajah cengo Richo. akhirnya lelaki itu menuruti kemauannya. membawakan tas ransel milik Arina karena gadis itu langsung beranjak dari kursinya.

Sesuatu yang aneh terbaca oleh Richo melihat sikap Arina yang berbeda hari ini. namun, lelaki itu hanya diam. belum waktunya dia bertanya. Arina, tampak ketakutan. bahkan dia seperti tidka kuat berjalan, membuatnya harus membantu memapah gadis itu.

"Arina..."

tubuh Arina menegang. matanya membulat sempurna. suara itu...

"Arina, kamu... disini?" dari arah samping pria yang menyebut namanya mendekatinya. sedang dia diam membeku masih berada dalam lingkaran lengan Richo.

"Mas Reyhan." kejut Richo melihat kemunculan sepupunya itu. wajahnya sumringah, tapi tidak dengan Reyhan. dia mengamati dalam wajah Arina.

"Arina.."

"Pergi!" bisik Arina dengan suara yang mulai parau.

"Arina, aku..."

"Pergi dari hadapanku sekarang juga! pergi!! pergi!!!" teriak Arina tak terkontrol, mencuri perhatian banyak siswa yang melihatnya. menyadari sesuatu yang tak beres antara teman dan sepupunya, Richo lantas membawa Arina menjauh dari Reyhan.

"Tu-tunggu!" cegah Reyhan lagi. kini dia memegang pergelangan Arina. membuat gadis itu mau tak mau menatap pria di depannya dengan sorotan mata yang penuh kemarahan.

"Lepas dan jangan temui aku lagi." gumamnya penuh penekanan. percuma, Reyhan tak menggubrisnya. pria itu malah asyik memperhatikan setiap bagian wajah Arina dengan tatapan prihatin.

IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang