Sepupuan?

66 16 9
                                    

Sepulang sekolah, Ari, Nauval, dan Gion memutuskan untuk singgah di rumah Alden yang letaknya tidak begitu jauh dari sekolah. Hanya melewati dua kali pertigaan, mereka sudah sampai di sana kira-kira setelah lima belas menit perjalanan.

Rumah milik laki-laki berdarah campuran Rusia-Indonesia itu dalam keadaan sepi, karena ayah Alden selalu pulang ketika langit sudah berwarna gelap. Ia hanya ditemani oleh seorang pembantu yang kini sedang memotong rumput di halaman belakang.

"Gimana perkembangan usaha lo?"

Nauval bertanya dengan mata masih fokus pada benda berbentuk segiempat yang menampilkan GTA 5 di layarnya serta stick PS yang sedang ia genggam.

"Lancar-lancar aja. Awalnya gue deketin, doi ngehindar mulu. Tapi mungkin sekarang udah sadar kalo gue ganteng gini, jadi ga pernah nolak lagi."

Kalimat yang dikeluarkan Ari sukses membuat ketiga temannya serentak membuka mulut, berakting seolah-olah ingin muntah. Gion bahkan menepuk-nepuk dadanya, berusaha untuk memerankan dramanya sebaik mungkin.

"Parah sih lo kemarin, berani banget nyamperin Livia sampe ke tribun. Untung ga kena cegat pacarnya!" Seru Nauval sambil terkekeh. "Terus selanjutnya lo mau ngapain lagi?"

"Gatau. Ga ngapa-ngapain juga itu cewe tetep bisa gue dapetin."

"Ditolak baru tau rasa lo."

Ari hanya menunjukkan smirk-nya mendengar penuturan Nauval. Setelah mengakhiri hubungan dengan Rachel, ia memang belum pernah untuk memperjuangkan seorang perempuan lagi. Merasa malas untuk mengalami fase yang hanya akan membuang-buang waktu, seperti saat bersama Rachel. Toh pada akhirnya mereka tidak bersama juga, kan.

Setidaknya hargai usaha seseorang yang mencoba untuk serius denganmu, karena belum tentu keseriusan itu masih kau temukan di lain waktu.

"Lo udah dapet kontak LINE-nya dia?" Tanya Alden dengan pandangan yang tertuju pada ponselnya.

"Sekarang sih belum, besok pasti udah."

"Cupu lo." Ledek Alden sebelum memperlihatkan profil LINE Livia pada laki-laki yang sedang duduk di sampingnya.

"Wah parah, Ri! Masa maskot sekolah di salip sama iler kuda." Kata Gion yang berusaha memanas-manasi keadaan.

"Dapet darimana lo?!" Ari mendekat ke arah Alden untuk mengambil alih ponsel namun sudah lebih dulu ditepis cowok itu.

"Eits, enak aja main ngambil-ngambil. Duduk dulu yang bener, jiji gua deketan sama lu."

"Najis."

"Sepupu gue sahabatan sama Livia. Anak baru di kelas lo, tau ga?"

"Yang kecil terus suaranya cempreng banget itu? Namanya Winda?" Tanya Nauval yang juga merupakan murid dari 11 IPA 4. Ari hanya menoleh sekilas pada Nauval sebelum beralih pada laki-laki yang sedang mereka interogasi.

"Widel, bukan Winda."

"Sama aja. Eh, kecil-kecil gitu tapi cantik juga. Kenalin sama gue, Al."

"Ga, ga, ga. Gila lo. Doi masih polos, ntar jadi rusak kalo kenalan sama lo."

"Gitu ya kamu, mas."

"Kirimin gue kontak sepupu lo." Ucap Ari membuat ketiganya serempak menoleh.

"Ar, lo mau pindah target?" Tanya Gion mewakili pertanyaan yang juga melintas di pikiran Alden dan Nauval.

"Mana ada kayak gitu, gue cuman mau ngajakin dia bisnis kecil-kecilan."

***

"Sehubungan dengan diadakannya program kerja osis masa bakti 2017/2018 mengenai perkemahan gabungan, diharapkan kepada seluruh anggota ekstrakurikuler PMR untuk menyiapkan barang-barang yang wajib dibawa nanti. Kalian bisa langsung melihat daftarnya pada mading UKS, sekian."

Liviari [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang