Penyebab

382 65 16
                                    

Hampir lima jam lebih, Daehwi terdiam diatas kasur. Rasanya Daehwi ingin cepat kembali ke dimensi, dimana dia menjadi member Wanna One saja. Di sini rasanya Daehwi bukanlah Daehwi, apalagi sejak ada dua buah gundukan di dadanya, Daehwi makin malu saja.


"Sayang, kamu baik-baik saja?"

Ini juga sudah kali ke lima Seong Woo atau Esmeralda Gwen yang punya status sebagai ibunya, bertanya kepada Daehwi.

"Mm.. ya, aku baik."

Esmeralda tersenyum lembut, dia tahu putrinya sedang tertekan. Harusnya bukan begini, harusnya kini putrinya tengah di aula utama dengan tunangannya dan melakukan pesta mewah.

"Callysta, apakah kamu lupa semuanya, termasuk ibu?"

Daehwi bimbang untuk menjawab pertanyaan ini, jujur dia benar-benar tak tahu apapun yang terjadi di dimensi ini, tapi melihat raut muka wanita di hadapannya, Daehwi tak mampu untuk berkata sejujurnya.

"Jawab jujur sayang. Ibu tak pernah mengajarkan kebohongan bukan? Apa kamu pura-pura lupa agar tidak bertunangan kali ini?"

Dengan cepat Daehwi menggeleng.

"Maaf ibu, jujur dari lubuk hatiku, aku bahkan tak ingat siapa namaku."

Esmeralda mengangguk, putrinya benar, tak ada unsur kebohongan di setiap kata yang keluar dari mulutnya.

"Baiklah. Ibu juga minta maaf menuduhmu yang tidak-tidak. Ibu akan pergi, nyamankan dirimu disini sayang. Besok kita akan bertemu lagi."

Belum sempat Daehwi menjawab, wanita jelmaan Seongwoo itu, sudah berdiri dan meninggalkan Daehwi di kamarnya. Gaun Seongwoo yang berwarna campuran biru dan merah muda itu, sudah tak dapat Daehwi lihat lagi ujungnya.

Daehwi bosan, dia rasa akan pergi ke kamar Helen saja. Dia ingin menggali semua penyebab dia terjebak di dimensi yang tak Daehwi kenal sedikit pun.









Dua pelayan dengan setelan baju yang sama, menatap ke arah Daehwi.

"Ada apa Nona kemari? Ingin bertemu dengan Nyonya Helen?"

Daehwi mengangguk dengan kedua tangan yang sibuk memilin gaun; berusaha untuk menghilangkan gugup.

Salah seorang dari mereka berjalan masuk ke dalam ruangan yang tampak remang-remang dengan hiasan puluhan lilin dinyalakan.

Dapat Daehwi lihat, bahwa Helen sempat mengintipnya dari dalam kamar itu. Tak lama setelah itu, pelayan yang tadi masuk ke dalam kamar Helen, keluar dengan senyum ramah.

"Bila Nona akan masuk sekarang, Nyonya Helen mempersilahkan."

Daehwi mengangguk, berjalan ke dalam kamar Helen yang sekilas tampak menakutkan itu. Dilihatnya Helen sedang bermain-main dengan bola sihir. Sedangkan Helen sendiri merasa peduli-tak peduli dengan kedatangan Daehwi. Bagi Helen, tak ada keuntungan, maupun kerugian yang dia dapatkan dari datangnya Daehwi.

"Jadi.. bisakah kau jelaskan bagaimana aku bisa terjebak di dalam tubuh Callysta?"

Helen menatap lama Daehwi, seolah dia malas untuk menjelaskan kejadian langka nan aneh ini.

"Ini semua karna bulan merah pada malam itu, dan rasi bintang kalian saling berhubungan."

Daehwi sedikit paham akan itu, memang kemarin waktu dia pulang setelah kegiatan Wanna One memang ada tragedi Bulan Merah, tapi bukankah saat tragedi Bulan Merah, bintang tidak akan muncul?

"Bukan begitu, ini menurut penglihatanku, memang manusia-manusia biasa seperti kalian tidak akan mampu. Kau tahu kan aku berbeda?"

Helen atau jelmaan Yoon Jisung itu membuat Daehwi kaget.

"Benar, aku spesial. Itulah kenapa aku bisa membaca pikiranmu sekarang. Aku juga tahu bahwa kau itu Daehwi bukan Callysta."

"Hmm..? Cenayang? Kau itu cenayang?"

Helen menggeleng tak setuju. Dia tak suka dengan nama itu.

"Tapi, bagaimana kau bisa tahu bahwa aku itu Daehwi dan bagaimana kau bisa tahu soal Yoon Jisung?"

Helen lagi-lagi menghela napas. Daehwi orang ke-berapa, entah- yang bertanya soal kehidupannya yang spesial itu.

"Di dimensimu pasti ada pengetahuan tentang Dunia paralel kan?"

Nona muda itu mengangguk.

"Awalnya aku juga tidak paham atas diriku yang spesial ini. Hingga aku mampu untuk membaca pikiran setiap orang. Dan kini kemampuan itu aku kembangkan. Soal aku tahu kau itu Daehwi dan soal Yoon Jisung. Aku ini juga sangat spesial karna, aku satu-satunya manusia di dimensi ini yang bisa mendapatkan ingatan dari diriku di dimensi beta."

"Tunggu, aku cukup paham soal dunia paralel. Tapi aku rasa aku bingung dengan dimensi beta yang barusan kau ucapkan itu."

Helen menghela lagi, andai nona di depannya ini sama dengan dia, mungkin dia tak perlu menjelaskan panjang lebar.

"Dimensi beta adalah dimensi utama, yang bisa kita asumsikan sebagai dunia yang kau tinggali sebagai Daehwi adalah dimensi beta. Dan dimensi dimana kau menjadi Callysta adalah dunia paralel digaris pertama. Awalnya aku sedikit bingung dengan memori di otakku yang sesekali memaparkan tentang dunia yang kau tinggali itu. Tapi perlahan aku paham, bahwa ingatan itu adalah ingatan diriku yang lain. Begitulah aku tahu tentang dirimu, Yoon Jisung, dan dunia kalian."

Daehwi mengangguk, kini setidaknya dia paham dimana dia tinggal dan bagaimana penyebabnya.

"Dan yang terakhir, kau itu laki-laki atau perempuan sih?"

Helen menganga lebar. Batinnya marah ketika ditanya soal jenis kelamin.

"Yak! Kau pikir nama Helen Qianzy itu nama laki-laki?!"

"Mana ku tahu, aku tidak berasal dari dimensi ini kalau kau lupa, Nyonya Helen. Suruh siapa juga, suaramu itu berat dan kau kadang menggunakan baju seperti laki-laki."

"Salahkan saja ayahmu itu! Kalau bukan karena dia, mana mau aku tinggal di sini dan sesekali berpakaian seperti lelaki, hah?!"

"Memangnya kau siapa ayahku?"

"Kau ini!! Aku ini saudara ayahmu!!"

"Ya mana ku tahu! Jangan marah!"

Helen menghela napas lebih kasar dari sebelumnya. Berusaha mati-matian untuk tetap sadar bahwa manusia di depannya ini memiliki roh yang berasal dari dimensi lain. Kalau tidak, mungkin Helen sudah merusak pikirannya dan membuat gila manusia itu.

"Sudahlah, kau keluar dulu. Aku ingin mandi dan menenangkan diri."

Helen perlahan pergi ke balik tirai dan melepas kain demi kain yang ia kenakan.

"Baik, aku pergi dulu Nyonya Helen. Terima kasih!"

Daehwi berjalan keluar seraya mengangkat gaunnya. Berjalan anggun dan berusaha tetap selamat dari puluhan lilin yang menyala terang.











































































Haiiii.. ey ey ey *joget ala ong

Raey kembali..
Ini adalah update diantara tugas yang menumpuk hehe.
Beteweh, lebih banyak vote di part princess yha? Haha

Terserah kalian sih, saya mah ikut alur saja, kalau pada suka ya beruntung, kalau tidak ya untuk pembelajaran.
Tapi kata mamah, orang yang membaca karya orang lain itu harus menghargai,
Gitu aja.

With "tugas yang menumpuk" ,
Raey.

Ficlet [[J I N H W I]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang