Kembali

427 63 46
                                    

Maaf sebelumnya, ini akan panjang banget. Jadi siapkan cemilan untuk menemani waktu anda wkwk.

Kalo bisa diiringi lagi apapun yang menurut kalian nadanya tu sedih - sedih gitulah.. [ ini ngga maksa kok, kalau mau diabaikan juga gapapa ]
















Dentingan lonceng, menyadarkan Daehwi untuk kembali ke alam nyatanya. Senyum yang terpatri di wajahnya menandakan bahwa dia begitu senang akan adanya pertunangan ini.

Tapi perasaannya bergemuruh tak setuju. Cintanya, keluarganya, hatinya, sudah terlalu melekat di sini.

Sebulan belakangan dia tinggal di sini dan semua sudah menyatu dengan diri Daehwi. Mampukah?

Di lain sisi, tubuh Daehwi yang ada di alam sana bagaimana ke adaannya? Daehwi takut, tragedi ini menghambat comeback yang seharusnya sudah Wanna One laksanakan.

"Lys."

Panggilan itu bahkan sudah melekat dalam tubuh Daehwi. Wajah cantik dengan polesan tipis menoleh ke arah kakak laki - lakinya. Senyumnya semakin merekah.

Rengkuhan Allard, Daehwi terima dengan senang hati.

"Terima kasih."

"Terima kasih terhadap apa, Dae?"

"Sudah menerimaku, Hyung."

"Aku yang harusnya berterima kasih kepadamu, Daehwi. Atas keberanian dan pribadimu, masalah di keluarga kami selesai."

"Ini juga keluargaku, Hyung."

Entah kenapa rasanya Allard ingin menangis dalam keadaan ini. Rasanya begitu sesak melihat orang lain menganggap kalau keluarga yang hanya dikenal dalam rentang waktu sebulan itu juga keluarganya.

"Kembalilah dengan damai. Katakan pada Woojin jangan terlalu keras kepadamu dan katakan padanya untuk melindungimu. Serta ucapkan padanya ini pesan dari dirinya di dimensi lain."

"Akan aku usahakan. Jaga juga Callysta, Hyung. Aku tahu kalau aku pergi mungkin masalah kalian akan kembali tapi aku telah menulis sesuatu secara rinci di buku itu. Biarkan dia membaca itu, kuharap dia mengerti apa yang kumaksud."

Mata Allard menatap buku yang berada di atas meja rias adiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Allard menatap buku yang berada di atas meja rias adiknya. Mengangguk mantap dan memberikan kecupan di dahi sebagai penutup.

"Aku akan kembali ke aula. Segeralah ke sana. Yang lain menunggumu."

Daehwi mengangguk. Di tatapnya pepohonan di samping rumahnya. Begitu indah. Dia harap dia bisa mengingat semua yang ada di sini. Karena kenangan di sini tak ternilai harganya.

 Karena kenangan di sini tak ternilai harganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ficlet [[J I N H W I]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang