Datangnya Andrian Linford

376 66 16
                                    

Seminggu lebih Daehwi telah tinggal di dunia paralel garis pertama. Selama seminggu juga, Daehwi telah menerima pelajaran etika yang membuatnya kelelahan. Dari cara berjalan hingga tidur pun ada etikanya. Semua harus Daehwi pelajari atas alasan dia akan menjadi istri dari bangsawan di tanah itu.

"Tanganmu sayang.."

Wanita cantik yang berstatus sebagai ibunya, kini menjadi guru privat yang bagi Daehwi sangat menyebalkan. Saat dia lupa untuk menahan agar tangannya tetap terlihat anggun dari depan, maka suara sang ibunda akan terdengar menggema di ruang latihan.

"Ibu.. biarkan aku istirahat sebentar. Ini melelahkan."

"Hmm? Ini baru 4 jam di ruang latihan sayang."

Ini juga yang Daehwi benci dari wanita jelmaan Seong Woo itu, dia akan memaksa Daehwi tetap bertahan meski telah berdiri 4 jam dengan sepatu hak tinggi dan gaun berwarna biru muda yang terasa berat.

Suara gesekan antara sepatu dan lantai menyapu pendengaran keduanya. Mereka berdua melihat pada arah yang sama. Ternyata muncul wanita lain dalam ruangan, Sabrina Alanis atau Jihoon versi wanita adalah manusia yang masuk dalam ruangan itu.

"Ibu, biarkan aku membawa Callysta. Aku ingin membicarakan sesuatu."

"Baiklah, karna adikmu juga sudah merengek minta selesai, Ibu akan mengijinkannya."

Senyum Sabrina mengembang dibibir ranumnya. Begitu pula senyum Daehwi yang tampak berlebihan, seolah mampu menyobek setiap sudut bibirnya.

"Sampai bertemu di ruang makan, putri-putriku."

Esmeralda pergi dari ruangan itu, entah dia akan kemana tak ada yang tahu.

Kembalilah kepada dua kakak-beradik yang saling menatap satu sama lain.

"Ini kebiasaan kita. Setiap hari telah berada di ujung bulan, kita akan mandi dan saling bercengkrama di kolam."

Daehwi mengangguk senang, tanpa mengingat, bahwa dia bukan Daehwi di dunia ini.

























































Demi sialnya hidup Daehwi yang aneh ini, kenapa Daehwi merasa amat-sangat sial kali ini ya?

Batinnya berdebar kala para pelayan telah meninggalkan kolam yang sudah diberi aroma mawar. Bagaimana Daehwi yang notabenenya seorang laki-laki di dunia asli, mandi bersama dengan seorang perempuan?! Oke, di sini mungkin Daehwi jadi perempuan, tapi jiwanya masih laki-laki!

"Yang benar saja, Ya Tuhan."

"Ada apa Lys?"

Perempuan yang bernama Sabrina itu sedang menanggalkan helai demi helai kain yang menutup seluruh badan putihnya. Dia melirik ke arah adiknya yang bersemu merah.

"Kamu malu?"

"T-tidak."

Daehwi masih sibuk memilin gaunnya tanpa tahu Sabrina sudah mendekat dengan tubuh yang ditutupi kain tipis.

"Ingin ku bantu untuk melepaskan?"

Daehwi tentu saja menggeleng. Tubuhnya secara reflek mundur; gugup terhadap perempuan itu.

"Baiklah, aku akan masuk dulu."

Suara gemercik air yang tumpah dari kolam, menggoda Daehwi untuk segera bergabung dengan kakak perempuannya.

Berusaha untuk tidak terkecoh dengan tubuhnya sendiri, Daehwi menutup mata dan pelan-pelan menanggalkan pakaiannya.

Begitunya Daehwi masuk ke dalam kolam, terdengar helaan napas panjang dari dirinya sendiri. Mencoba menyamankan diri dengan situasi yang ada.

Ficlet [[J I N H W I]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang