Entah mengapa hampir satu minggu ini Yoongi selalu memasang wajah masam. Dirinya tidak fokus saat menyeduh kopi bahkan melayani pelanggan. Dirinya hanya merasa ada yang mengganjal pada lubuk hatinya.
Ingin bertemu seseorang? Atau telah lelah menahan rindu misalnya? Namun Yoongi sangat mengelak jika kata rindu harus ia genggam. Dirinya tak merindu, tidak!
Namun apa daya, dirinya tidak bisa melawan egonya. Ia di kelilingi rasa rindu dan ingin bertemu saat ini.
"Sialan, aku merindukan gadis nakal itu."
Yoongi membenamkan wajahnya pada lipatan tangannya di atas meja saat pembeli sedang sepi. Yoongi menghembuskan nafas panjang dan mendesah risau. Yoongi dengan sigap menegakkan tubuh dan wajahnya kala bel pintu tanda pembeli datang berbunyi.
Mungkin gadis nakal itu datang.
Tapi nyatanya nihil.
"Shit, aku merasa kecewa lagi."
Yoongi mengedarkan pandangannya dan matanya melihat ibunya sedang berbincang dengan wanita tua. Mungkin rekan ibunya.
Huh! Yoongi kali ini merasa muak dan bosan, sungguh! Ia merelakan tidak mengikuti rapat kerjanya demi melihat gadis nakal itu. Yoongi pikir gadis itu akan muncul tiba-tiba saat telah menghilang bagai di telan bumi akhir-akhir ini.
Yoongi yang tadinya ingin berniatan pergi ke ruang kerja untuk menghilangkan rasa bosan, harus ia urungkan karna sang ibu memanggil namanya. Ya mau tak mau Yoongi harus menurut.
"Nyonya Han, ini adalah puteraku yang siap dan selalu siap membantu puterimu. Min Yoongi perkenalkan dirimu kepada teman ibu."
"Selamat siang nyonya, saya Min Yoongi. Senang bertemu dengan nyonya."
Nyonya Han terkagum dan merasa senang melihat Min Yoongi, tampan adalah kata pertama yang muncul di benak Nyonya Han. "Jadi Yoongi ini yang akan merubah puteriku?"
Yoongi tentu bingung, namun ia iyakan saja dan nanti ibunya juga akan menjelaskan padanya.
"Iya benar, aku harap puteraku bisa menjadi teman puterimu, Nyonya Han."
Nyonya Han tidak bisa menahan senyum kebahagiaan dan rasa terimakasih yang amat banyak.
""
"Jadi, bu? Aku akan menjadi seorang pembimbing dadakan?"
"Jangan menolak, ibu yakin kau pasti bisa."
"Kenapa ibu menyuruhku sih? Kan masih ada kakak yang menganggur."
"Kakakmu sibuk menyiapkan pernikahannya, Yoongi. Dan ayolah ini sangat ringan bagimu, kau kan dulu pernah nakal dan bandel. Dan kau tahu seberapa pusingnya ibu saat mendidik engkau."
"Oh aku mengerti, jadi ibu ingin aku merasakan apa yang ibu rasakan saat mendidik ku dulu?"
"Hal ini bisa menjadikan dirimu untuk menjadi seorang Ayah yang baik dan keren besok."
"Tapi Bu-"
"Dia adalah puteri yang cantik dan baik, Yoon."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] PLAISIR
Short Story𑁍┊Complete ˎˊ˗ ❝Bagaimana kalau ku ajari cara membina rumah tangga yang baik dan benar?❞ -Min Yoongi.