Empat.

8.5K 1K 111
                                    

Yang sangat Yoongi inginkan saat ini adalah, Melayangkan sejuta pertanyaan yang sudah ia pendam dari jauh-jauh hari kepada gadis yang sedang meminum kopi secara tenang dan merasa tak berdosa terhadap apa yang sudah ia lakukan kepada Min Yoongi.

Banyak sekali pertanyaan yang ingin ia layangkan untuk menenangkan sebuah hal yang begitu mengganjal di benaknya. Tapi, memangnya Yoongi ini siapa ya? Siapa dia sehingga mempunyai keinginan bertanya banyak hal kepada gadis di depannya ini.

Padahal mereka baru saja kenal.

Ya mau bagaimana lagi ya. Jadi! Biarkan Min Yoongi bertanya sampai sepuasnya hingga hatinya senang!

Kalian tidak merasa kasihan apa, kepada Yoongi? Kasihan tahu selama beberapa hari ini dirinya di hantui oleh perasaan sedih berkepanjangan. Jadi biarkan dia bahagia kali ini, oke?!

"Jadi selama ini kau kemana? Kenapa hilang begitu saja?!"

"Sudah tidak mau meminum kopi buatanku lagi ya?!"

"Sudah menemukan kedai kopi yang jauh lebih enak dan murah?!"

"Sudah menemukan peracik kopi yang tampan dari diriku?!"

"Bosan dengan kedaiku ini ya?!"

"Sudah berhenti minum kopi ya?!"

"Tidak punya uang untuk membeli kopi apa?!"

"Aku kira kau benar-benar di telan bumi."

"Aku kira kau sungguhan mati."

"Jadi, selama ini kau kemana? Kau tahu aku memikirkanmu, aku mengkhawatirkan dirimu."

Min Yoongi menghela nafas panjang, dirinya mendadak merasa frustrasi sekarang. Duh! Kenapa dia menjadi sosok paling lemah seperti ini sih?!

"Bolehkah? Bolehkah aku bertanya banyak hal kepadanya?"

Tentu boleh, Yoon. Asal lakukan dengan perlahan.

"Kau kabur dari rumah sakit?"

"Sudah tahu, masih saja bertanya." Jawabnya lalu kembali menyesap kopi.

Memang gadis tengik.

"Ke-"

"Aku bosan pak, jika terus-menerus berada di rumah sakit. Apalagi meminum kopi buatanmu jauh lebih enak dari pada susu buatan rumah sakit."

Ouhhh Yoongi merasa sangat tersanjung, kopi miliknya jauuhh lebih enak.

"Aku curiga, kau ini masuk rumah sakit biasanya atau rumah sakit jiwa?"

"Bapak mengataiku gila?!"

"Jika kau sungguhan gila, maka aku bersiap menjadi perawatmu dengan lapang dada. Ya walaupun dadaku bukan lapangan."

"Tidak usah modus!"

"Kau mengataiku tukang modus?!"

"Iya! Mhoodhuss!"

"Mulutmu tidak pernah ditampar ya?"

"Jadi, bapak mau menamparku? Kenapa bapak sama seperti ibuku?! Menyebalkan!" Setelah mengucapkan itu, gadis itupun langsung beranjak pergi meninggalkan hal yang membuatnya tambah kesal.

"Heh! Mau kemana?!"

"Pergi lah!"

"Katanya mah bercerita."

"Cancel. Bapak galak."

Astaga! Yang benar saja!

""

Orang tua mana saja pasti akan sangat senang jika melihat anaknya terlihat bahagia. Namun, beda halnya dengan Ibu Min kali ini. Ibu merasa ada yang sangat salah kepada anak bungsunya ini, sebab anaknya enggan melepas senyuman di bibirnya saat kepulangannya dari kedai kopi.

"Tidak biasanya dan patut dicurigai."

Lagi, dan lagi. Ibu dibuat melongo saat Yoongi memeluknya sesudah mengambil air minum di kulkas pendingin.

"Ibu tahu, aku saat ini merasa lelaki paling tampan di dunia ini, saat aku berhasil mengetahui namanya dan mengajaknya berteman." Setelah itu, Yoongi melangkah pergi, meninggalkan sang ibu yang mulai mengerti mengapa anaknya bertingkah bodoh sejak tadi.

"Ibu sangat senang tahu, melihat anak ibu mulai jatuh cinta." Gumam sang Ibu.

Baiklah Ibu mendukung Yoongi yang menjadi bodoh secara natural akibat serangan jatuh cinta.

Melihat puteranya sudah berjalan jauh menaiki anak tangga, ibu berteriak seperti anak perawan yang ingin mentraktir temannya dihari pertamanya kencan. Atau pajak jadian.

"YOON, NANTI MALAM MAU BERPESTA IKAN TIDAK?!"

"TIDAK MAU! PERSONIL RUMAH INI TIDAK LENGKAP!"

"YASUDAH. MALAM TAHUN BARU TIDUR SAJA YA? LAGI PULA IBU LELAH."

Yoongi menjawab dengan anggukan, dan kembali melanjutkan langkah menuju kamarnya.

Min Yoongi bersenandung ria ketika memasuki kamarnya yang? Tunggu! Ini benar kamar Yoongi?

Oh astaga! Sungguh seperti sulapan. Mengapa kamarnya menjadi bersih dan rapi seperti ini?

Sungguh bersih.

Tidak ada celana dalam yang berserakan.

Tidak ada lagi yang namanya tisu berserakan di atas meja.

Sungguh ajaibnya serangan jatuh cinta ini. Bisa merubah keburukan orang! Kalau begini jadinya, tolong buat seorang Min Yoongi menjadi jatuh cinta setiap harinya. Agar ibunya tidak lelah untuk memarahinya.

"Hmm, jadi namanya Hajung. Han Hajung." Ucapnya dengan di iringin seyum manis.

"Namanya cantik, sama seperti orangnya."

Dia kembali tersenyum.

"Dia terlihat sangat lucu, saat memakai pakaian rumah sakit. Sungguh menggemaskan."

Dan dia kembali tersenyum, senyum yang sangat lebar.

"Dia memuji kopi buatanku sangat enak, dan juga dia mengatakan jika aku adalah salah satu temannya yang tampan."

Kali ini dirinya tersenyum dengan senyuman tersipu malu. Sungguh idiot.

Baiklah sudah cukup, sekarang yang diperlukan oleh Min Yoongi ialah tidur. Agar dirinya bersemangat untuk bertemu dengan, Han Hajung.

Min Yoongi mulai terlelap dengan tenang, sangat tenang sebab ia tidur dengan suasana hati yang senang.

Terlelap.

Terlelap.

Terlelap.

Masih terlelap dengan tenang.

Sungguh malam yang damai.

Dan Yoongi disentakkan oleh penuturan Han Hajung saat di kedai,

"Pak? Aku sedih. Karena setelah ini aku akan hidup berjauhan dengan ibuku."

Shit!

Itu artinya dia juga akan berjauhan dengan Min Yoongi!

"Kenapa malam tahun baruku ini sangat-AKH SIALAN!"

Lalu apa yang harus Yoongi lakukan saat ini? Berlari keluar rumah untuk mencari gadis itu? Atau menelponnya? Ah sialan lagi.

Min Yoongi lupa untuk meminta nomer teleponnya.

""

TAHUN BARU PADA KEMANA NI?

KALO AKUSI TIDUR SANTAI DI RUMAH SAMA BAPAK YOONGI

JANGAN SYIRIK YHAAA! :')

JD GIMANA BAGIAN YANG INI?

[✓] PLAISIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang