Lima. [Yoongi]

7.1K 804 52
                                    

"Bolehkah aku menaruh rasa khawatir-ku kepadamu? Walaupun kau tidak memintanya?"

""

Mungkin ini efek karena aku terlalu serakah terhadap wanita, padahal aku baru saja mengenal dirinya dan bahkan tidak tahu latar belakangnya. Tapi mengapa aku bersikap bodoh lagi?

Seolah-olah telah mengenal dirinya sejak lama dan berakhir merasa takut kehilangan jika tidak menerima kabar darinya. Ingat, aku baru tahu namanya saja dan itu membuatku bahagia setengah mati.

Dulu aku sempat menyukai seseorang, dan aku menyukainya terlalu fanatik sehingga membuat dirinya menjadi risih dan berakhir meninggalkan diriku. Dia bilang aku terlalu agresif, tak tahu cara-cara berkencan dengan baik. Tapi tidak masalah, aku ini tipe orang yang sekali suka terhadap orang, akan menjadi gila atau menjadi budak cinta.

Tidak masalah, itu memang diriku. Min Yoongi.

Dari semalam aku tidak bisa tidur karena memikirkan dirinya, padahal aku sudah diberi obat tidur oleh ibuku, karena aku uring-uringan tidak jelas dan meluapkan emosi, berisik sekali kata ibuku.

"Han Hajung, kau mengambil semua waktu tidurku dan malamku hanya untuk memikirkan dirimu, kau sungguh hebat ya? Padahal dirimu hanyalah anak tengik yang tidak tahu sopan santun."

Bertujuan untuk mengatainya dengan amarah, namun yang ada aku hanya tersenyum lebar di akhir kalimat yang ku ucapkan. Sungguh aku sudah gila.

"Nak, ayo sarapan dan cepatlah bergegas bekerja."

Sudah gila saja diriku ini, aku memikirkan Hajung mulai dari semalam sampai bertemu pagi. Jarang bertemu dengan lelaki sepertiku, jadi jangan di sia-siakan. Apalagi yang seperti diriku ini sudah mulai punah.

Aku tidak mandi, tidak merapikan tempat tidur, dan penampilan ku kusut sekali. Lihat betapa buruknya wajah tampanku sekarang, tapi tidak apa-apa aku terlalu malas bersentuhan dengan air. Apalagi pagi ini cuacanya mendung, sangat nyaman sekali bilah dibuat tidur seharian di kasur yang empuk.

Perutku lapar dan aku segera turun kebawah untuk mencari sesuap nasi. Andai kata aku melihat dirinya di pagi ini, mungkin aku sudah kenyang. Setelah perutku sudah terisi, aku langsung bergegas kembali ke kamar, tadi Ibukmu sempat menanyai mengapa aku tidak berkerja dan sebagainya.

"Kenapa tidak bekerja?"

"Aku sudah bekerja, Bu?"

"Ha?"

"Bekerja memikirkan dirinya yang tidak mungkin memikirkan diriku juga."

Suasana pagi yang sangat ambyar.

""Yoongi""

Apa dirinya sudah makan? Apa dirinya baik-baik saja? Oh gila saja diriku ini, ini sudah pukul 12 malam dan diriku masih memikirkan nya?

"Jika aku diam saja seperti ini, tidak akan membuahkan hasil apapun."

"Tapi aku harus mencari dirinya dimana? Memangnya aku ini GPS?"

Baiklah malam ini aku sengaja untuk keluar malam, bahkan ini pukul 12 malam masih sempat-sempanya aku tidak tertidur. Dan untunglah Ibuku sudah tidur.

Tujuanku adalah kedai kopiku, entah aku hanya ingin pergi kesana dulu. Berharap ada dirinya disana namun hasilnya nihil.

Dari sini aku dan kalian semua bisa mengambil pelajaran, Jangan terlalu berharap kepada seseorang dan berharap lah kepada sang pencipta, bukan berharap ke hasil ciptaannya.

Entahlah sudah lelah sendiri dengan diriku ini, menunggu di depan kedai seperti gelandangan di tambah lagi angin malam yang sangat dingin dan gerimis air hujan.

"Permisi, bolehkah aku menumpang berteduh juga?"

"Hanya berteduh? Kau menumpang hidup saja boleh."

"Yoongi?"

Jika tahu keadaan seperti ini, lebih baik tadi aku tidak keluar rumah dan hanya memikirkan dirinya saja di kamar. Bertemu dengan dirinya? Iya tentu saja sekarang ini aku bertemu, senang?

"Han? Kenapa bisa begini?"

"Oh ini? Tadi aku hanya tersandung dan-"

"Hanya? Kau bilang hanya?"

"Oh ayolah jangan terlalu bersikap seperti itu kepadaku."

"Bisakah kau hanya diam? Tidak melakukan apa-apa? Apa dirimu tidak bisa menjaga diri dengan baik? Kemana orang tuamu?"

"Y-ya?"

"Aku tahu ini berlebihan tapi, tapi bisakah kau menjaga dirimu dengan baik? Aku sangat menghawatirkan dirimu. Mungkin ini sangat melodrama, tapi aku sangat memikirkan dirimu."

"Dirimu menghawatirkan diriku atau mengasihani ku? Jika dirimu hanya kasihan lebih baik kau lupakan itu semua."

"Han Hajung, bolehkah aku menaruh rasa khawatir-ku kepadamu? Walaupun kau tidak memintanya?"

Dan akhirnya semua perkataan di benak Yoongi keluar semua.

""""

[✓] PLAISIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang