Hoseok (JHope x BTS)

Lost

"Kenalkan, ini Taehyung pacar baruku,"

Jdaaarrr!

Bagai petir di siang bolong, ini sungguh bukan hal yang diinginkan Hoseok.

Jungkook membawa seseorang yang ia kenalkan sebagai kekasihnya di depan rumahnya.

"Jeon, aku ini masih kekasihmu,"
Hoseok belum mau menerima uluran tangan kekasih baru Jungkook, Taehyung.

"Memangnya kenapa? Aku mencintai Taehyung,"

"Lalu aku?"

"Aku juga mencintaimu,"

Hoseok tak mengerti kenapa sikap Jungkook kelihatan begitu egois.

"Kau bisa putuskan aku sekarang!"
Ucap Hoseok tak tahan lagi.

"Apa? Tidak bisa! Aku tidak mau putus darimu!"

"Kenapa?"

"Karena aku mencintaimu,"

"Kau tak bisa egois, Kook!"

"Pokoknya aku tak mau putus darimu, titik!"

Jungkook melangkah pergi dari hadapan Hoseok beserta Taehyung dalam genggamannya.

Hoseok terdiam.

Ia sempat menampar pipinya sendiri berharap ini hanyalah mimpi.
Tapi ini terasa sakit.

.
.
.
.
.

Semenjak kejadian itu, Hoseok memilih mendiamkan Jungkook.

Jungkook masih kelas satu SMA, sedangkan Hoseok kelas dua.
Kelas mereka berjauhan.

Ia lebih sering menyendiri di perpustakaan dan pulang lewat gerbang belakang sekolah.

Seperti hari ini,
Ia berjalan lesu keluar dari gerbang belakang sebelum seseorang memanggilnya.

"Jung!"

Hoseok menoleh,

Itu Yoongi, berandalan satu tingkat di atasnya. Kelas 3.

"Ikut aku!"
Yoongi menyeret tangan Hoseok paksa.

"Eh? Kemana?"

"Jangan banyak tanya!" bentak Yoongi.

Yoongi menyuruhnya naik ke belakang motornya.

Karena takut, Hoseok menurut saja.
Yoongi memakaikan helm pada Hoseok, lalu mereka melaju begitu saja.

"Hoseok hyung!"

Jungkook meneriakkan namanya, namun Hoseok sudah terlanjur jauh.

"Sial!"

.
.
.
.
.

"Ini pacarku, Hoseok,"

Mata Hoseok membulat seketika.
Ini seperti dejavu!

"Jadi mulai saat ini, kita putus!"
Yoongi menatap tajam gadis di hadapannya remeh.

Gadis itu terlihat sangat kecewa sampai tak sanggup bicara apapun untuk membalas Yoongi.

Hoseok tak tega.
Ia melihat dirinya pada posisi itu kemarin lalu.

Yoongi berbalik dengan menggandeng Hoseok.
Kali ini dengan lembut.

"Jangan salah paham," ucapnya.

"Kau brengsek!"

"Aku tak menyukainya, aku menerimanya karena kasihan."

"Kalau sejak awal kau bilang jujur padanya, dia tak akan berharap lebih!"

"Kau marah padaku, eoh?"