Pria langsung itu menarik tangan Irene, membawanya keluar dari night club itu.
"Kaㅡkau siapa?" tanya Irene was was pada pria yang membawanya keluar dari night club ini.
"Tolong bawa aku pergi dari sini kumohon." pinta Irene.
Pria itu nampak berpikir kemudian mengangguk.
"Kenapa kau menangis? Apa kau baik-baik saja?" tanya pria itu masih tetap fokus mengemudikan mobilnya.
"Orang itu... Benar-benar brengsek!" butiran bening itu mulai berjatuhan keluar dari pelupuk matanya.
Pria itu tiba-tiba mendadak memberhentikan mobilnya, menatap wanita yang duduk disebelahnya itu sebentar, tangannya mulai mengusap lembut air mata itu. "Sudah jangan menangis, kau sudah aman." ucap pria itu tulus.
"Terima kasih." Irene menatap pria itu kemudian tersenyum tulus.
"Untuk apa?"
"Karna kau telah menolongku... Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kau tidak ada disana."
"Iya, jangan lupa juga untuk berterima kasih pada Tuhan."
"Pasti, aku sangat berterima kasih karna Tuhan telah mengirimkan orang sebaik dirimu untuk menolongku." balas Irene, pria itu hanya tersenyum mendengarnya.
"Hm, ngomong-ngomong dimana alamatmu? Biar langsung aku antarkan." tanya pria itu kemudian menghidupkan mobilnya.
Pria itu pun langsung mengantarkan Irene ke alamat yang Irene berikan.
Apartement Jihyo.
****
Hari pun telah berganti menjadi pagi, hari ke tiga Irene berada di kota Seoul. Pagi ini ia berencana mencari pekerjaan untuk dirinya bertahan hidup. karna tidak mungkin jika ia terus-menerus menumpang hidup di aparment Jihyo,
"Rapi sekali?" sinis Jihyo yang sedang duduk bersama seorang pria di sofa itu.
Pria itu tersenyum nakal. Oh Tuhan itu adalah pria yang ada di night club, pria brengsek itu!
"Heyy!" panggil pria itu membuat Irene geram mendengarnya.
Pria itu bangun dari duduknya mulai melangkahkan kakinya berjalan mendekati Irene. Irene sontak langsung memundurkan langkah agar jarak mereka tetap jauh.
"Jangan mendekat!" peringatan Irene.
Pria itu sama sekali tak mengubrisnya.
"Kau masih ingat aku?" tangannya pria itu mulai mengelus dagu wanita yang ada didepannya ini.
"Jangan kurang ajar!" tajam Irene menepis kasar tangan pria itu.
"Ow ow, kasar sekali." pria itu tertawa, Irene menatapnya tajam penuh kebencian.
"Jadi kau akan membayar berapa?" Jihyo bersuara.
Irene menyeritkan keningnya bingung.
"Membayar apa?" gumamnya sangat pelan.
"Tunggu saja, kau pasti akan kaget dengan nominal yang akan aku transfer." lagi-lagi pria itu tersenyum nakal.
"Aㅡapa maksudnya?" tanya Irene kemudian.
"Kau telah aku beli." ucap pria itu dengan santai dan tersenyum bangga.
"AㅡAPA?!!" Irene tentu sangat kaget, tatapan tajamnya pun mengarah ke Jihyo meminta penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry ; Kim Taehyung ✓
FanfictionBagaimana rasanya ketika kau kehilangan orang yang sangat kau cintai? Hilang dalam definisi pergi untuk selamanya. Sakit, sedih, hancur, putus asa, kehilangan semangat untuk hidup, itulah yang dirasakan oleh Kim Taehyung. Taehyung kehilangan wanita...