24

1.5K 196 29
                                    

Sinb POV

"Sinb sudahlah..." Jungkook berusaha untuk menenangkanku yang sedari tadi tidak berhenti menangis.

Bahkan kurasakan sekarang air mataku sudah mulai mengering, dan kelopak mataku yang sudah membengkak.

"Sinb, ingat colon bayi mu."

Aku semakin terisak.

"Jungkook, aku harus bagaimana? Hikss."

"Sudah jangan menangis lagi." Jungkook menariku, membawaku dalam pelukannya.

Ia mengusap surai legamku, menyingkirkan beberapa helai yang menutupi wajahku yang berantakan.

"Kau masih ingin mempertahankannya?" tanya Jungkook kemudian.

Aku terdiam, kemudian perlahan melepas pelukannya.

Aku tidak tahu sekarang, tetap bertahan atau berhenti sampai disini?

Sangat sakit rasanya saat Taehyung tidak mengakui anak yang aku kandung ini adalah anaknya.

Dari semua perlakuan Taehyung padaku, ini yang paling sangat menyakitkan.

Aku tak habis pikir pada Taehyung. Sebenci itukah dirinya padaku? Setega itukah ia memfitnahku berselingkuh, dan menghinatinya? Membuat ibunya jadi membenciku, dan sekejam itukah dirinya tidak mengakui ini anaknya?

Aku juga manusia biasa yang bisa lelah, hatiku tidak sekuat apa yang kalian pikir.

Aku selama ini mencoba untuk bersabar menunggunya, menerima segela perlakuannya dengan ikhlas.

Tapi semakin aku bertahan, semakin sakit ia menyakitiku.

Aku harus bagaimana? Apa aku harus mencoba sekali lagi?

"Aku akan mencoba sekali lagi. Aku akan mempertahankannya sampai anak ini lahir." ucapku, tidak perduli bagaimana kedepannya, tidak perduli apa tindakan Taehyung selanjutnya.

"Aku tidak tahu lagi, tapi kau benar-benar bodoh Sinb!" ucap Jungkook, ini untuk yang pertama kalinya dalam hidupku, seorang Jeon Jungkook mengatakan aku bodoh.

Aku tersenyum miris. "Aku memang bodoh."

"Buㅡbukan itu maksudku... Aku minta maaf." ucap Jungkook merasa menyesal.

"Tidak perlu minta maaf. Aku memang bodoh." aku tersenyum.

"Sinbㅡ"

"Aku hanya tidak mau anakku lahir tanpa seorang ayah." aku kembali terisak.

"Aku... Aku siap menjadi ayah untuk anakmu."

Aku menatap Jungkook dalam, menatap manik mata indahnya itu, Jungkook benar-benar tulus mengatakannya.

Tapi maaf Jungkook, aku tidak bisa.

Kau hanyalah sebuah masa lalu untukku, aku tidak bisa untuk kembali padamu.

"Terima kasih karna kau sudah sangat baik sekali, tapi aku minta maaf." aku menundukkan kepalaku.

"Maaf mu itu ㅡkau menolakku?" lirih Jungkook.

Aku mengangguk pelan. "Aku minta maaf, karna aku tidak bisa untuk kembali bersama mu seperti dulu."

"Keㅡnapa? Aku tahu kesalahanku sangat besar dimasa lalu, tapi tidak bisakah kau memberiku satu kesempatan? Aku berjanji akan memperbaikinya."

Aku menggeleng pelan. "Didunia ini hanya ada satu kesempatan bagiku, dan kau sudah menggunakannya. Ibaratnya seperti hidup. Kita mempunyai satu kesempatan untuk hidup didunia ini, jika kau bunuh diri maka kesempatanmu itu sudah tidak ada lagi."

"Bagaimana dengan orang yang sekarat dan menghembuskan nafas terakhirnya, dan detik berikutnya tiba-tiba ia hidup kembali, bukankah itu kesempatan?"

"Itu adalah mukjizat."

"Bukankah sama saja? Jadi bisakah kau memberiku mukjizat?"

Aku terkekeh. "Aku bukan Tuhan."

"Maksudku, sama halnya seperti mukjizat?"

"Aku tidak bisa, Jungkook."

"Tapi..." Jungkook meraih tanganku dan mengenggamnya erat. "Aku masih mencintaimu, aku mencintaimu Sinb."

Aku melepas pelan genggaman Jungkook dan menatapnya dalam.

"Aku yakin, suatu hari nanti kau akan mendapatkan seseorang yang jauh lebih dariku."

***

Saat ini aku tengah berada didalam gedung pengadilan, dengan jarak yang tidak terlalu jauh Taehyung duduk di sampingku.

Hari ini adalah sidang perceraian ku dan Taehyung.

Dalam sidang ini hakim telah memutuskan, aku dan Taehyung akan resmi bercerai sampai anak yang aku kandung ini lahir.

Selama kurang lebih 9 bulan kedepan aku masih akan menjadi istri sah Taehyung.

Tapi kami tidak akan tinggal seatap seperti dahulu, namun Taehyung tetap akan membiayaiku dan juga persalinanku nanti, dengan terpaksa tentunya.

Sedih, sakit rasanya. Tapi aku bisa apa sebagai manusia biasa? Selain menerima dengan ikhlas dan menjalaninya.

Aku sudah mencoba, aku sudah berusaha untuk bertahan. Tapi takdir berkata lain.

Aku pasrah.

Aku akan berhenti.

Taehyung, kau akan segera bebas.

Ku lihat Taehyung terlihat sangat senang, wajahnya sangat bahagia, aku baru pertama kali melihatnya.

Eomma... Appa... Maafkan aku, aku tidak bisa untuk bersamanya, aku tidak bisa mempertahankan rumah tanggaku lagi, dia tidak menginginkanku, sedikitpun tidak.

Tuhan maafkan aku juga, kau telah mempersatukan kami, tapi kami sebagai manusia tidak mematuhimu. Kami akan bercerai.

"Apa yang telah dipersatukan Tuhan tidak dapat diceraikan oleh manusia."

Aku menghapus pelan air mataku, sedari tadi ia terus mengalir keluar dengan bebasnya.

Jika boleh, Taehyung... Aku sangat berharap saat aku melahirkan nanti kau ada. Dan aku berharap kau orang pertama yang akan mengendongnya. Tapi apa itu mungkin?

Taehyung sangat membenciku.

Aku juga berharap, Taehyung tidak akan membenci bayi yang tidak berdosa ini.

TBC

Yang kemaren team SinKook mana?😂

Ucapkan selamat tinggal pada SinKook, mereka tydak berjodoh disini:(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ucapkan selamat tinggal pada SinKook, mereka tydak berjodoh disini:(

...

Hope🙏 Give me Vote and Comment.

Thankyouu and Seeyou💜

I'm Sorry ; Kim Taehyung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang