Rewind

111 21 6
                                    

"Barry Page ada di auditorium !"

"Apaaa, bukankah seharusnya yang mengisi kuliah umum itu Professor Cassey"

"Dia akan presentasi tentang project barunya"

"Serius !! Sangat langka dia mengsisi kuliah umum, terakhir 4 tahun lalu dan itupun di kantornya"

"Ayo kita kesana sebelum kehabisan kursi !"

"Hey kemana Aliz?"

Barry Page adalah pebisnis yang terkenal sibuk dan selalu mengurung dirinya di kantor. Sebagai pendiri Hoogle Barry selalu menulis artikel tentang bisnis dan IT di blognya. Sangat langka bisa menemukan orang itu diluar kantor. Karena kepribadian Introvert, banyak tamu yang ditolak untuk bertemu dengannya. Alizia termasuk salah satunya, semenjak 2 tahun lalu dia tidak mendapatkan kesempatan untuk diskusi bersama CEO Hoogle itu. Dengan wajah yang berambisi Alizia melangkah cepat ke gedung Auditorium meninggalkan teman kelasnya dibelakang.

Di Auditorium

"Saat ini Hoogle sangat ketat dalam memilih partner bisnis dalam pembuatan hardware. Sempat salah satu perusahaan pengembang senjata menawari fasiltasnya untuk dikerjasamakan tapi kami tolak, walaupun memereka memiliki teknologi yang canggih."

Suasana di dalam auditorium sangat kondusif, mahasiswa dan para dosen memperhatikan Barry yang sedang memberikan kuliah umum. Suasana berubah ketika satu orang mahasiswa berdiri di belakang tiang microphone yang harusnya digunakan saat sesi Tanya jawab.

"Marry Armtech, apakah itu nama perusahaan yang anda maksud?"

Seketika pandangan tertuju ke arah mahasiswa berpakaian putih dengan rok biru langit itu. Para dosen yang ada di depan mengerutkan alisnya menggambarkan keheranan dan kesal dengan tindakan mahasiswa yang memotong pembicaraan dosen tamu.

"Hoogle menggunakan fasiltas kami dalam pengembangan dronenya. Tujuh tahun lalu Hoogle dibebaskan dari tagihan hutangnya dengan menyebarkan berita fiktif tentang perusahaan kami secara online. Tanpa mengurangi rasa hormat, saya Presiden Direktur Armtech akan menuntut 2 hal kepada Hoogle. Pertama tentang pemalsuan bukti hutang, Kedua tentang pencemaran nama baik perusahaan"

Alizia Monroemarry, dialah mahasiswa yang berani memotong kuliah umum yang sedang berlangsung. Tahun lalu wanita itu masuk kedalam daftar Thirty before Thirty majalah bisnis Vorbes, hal tersebut menjadikan popularitas Alizia melejit di kalangan pebisnis dan di kampusnya. Seketika auditorium terasa gerah, tidak ada staff atau dosenn kampus yang berani menghalangi Alizia dalam mengutarakan pendapatnya. Salah satu professor-pun mengelus dagunya melihat kagum sesosok wanita muda yang terang-terangan membuka aib perusahaan sekelas Hoogle. CEO yang memberikan materi kuliah umum terlihat berkeringat dingin, namun tetap menunjukan wajah tenangnya.

"Terimakasih atas penjelasannya Nona Monroe, akan kami tindaklanjuti pernyataan tersebut setelah kuliah umum ini selesai"

2 jam berlalu acara kuliah umum selesai, Alizia terlihat berdiri di lorong belakang auditorium menunggu Barry Page keluar dari ruangan VIP.

~BZZZZT—BZZZZT—BZZZZT~

Suara getar telepon Alizia sontak membuatnya mengambil ponsel dan menjawab panggilan.

"Iya, Pappy?"

"Hei nak, aku sedang ada di kamarmu dan mengapa kau tidak menggunakan baju Alice sesuai yang aku minta, padahal pulang kuliah kau ada acara denganku"

Alizia menarik nafas panjang mendengarkan ayahnya ditelepon

"Pappy, tolong keluar dari kamarku!. Jangan kau simpan alat pelacak disemua bajuku. Jangan kau buka box yang ada di sebelah lemari. Jangan juga menyentuh PC yang masih menyala disana, daaan jangan menyentuh apapun!"

Noble GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang