San Francisco County Jail
Mordi menemani anak bosnya untuk mengunjungi ayahnya di penjara, ini kali pertamanya Alizia masuk kedalam lingkungan penjara. Saat memasuki lorong untuk bertemu ayahnya Alizia berjalan dibelakang petugas penjara sedangkan Mordi ada dibelakangnya. Biasanya jika tidak bersama ayahnya, Alizia memegang tangan Mordi, namun anak itu terus berjalan tanpa terlihat rasa takut atau gelisah.
Pintu ruangan dibuka, Seorang ayah yang terlihat lebih kurus dari biasanya duduk dibelakang kaca tebal dengan wajah kusam yang sendu. Orang itu menggenggam kedua tangannya sambil menunduk kebawah. Kaca yang tebalnya 3 cm membatasi ruang rindu antara ayah dan anaknya. Mordi tidak ikut masuk kedalam ruangan dia membiarkan mereka berdua melepas rindunya.
Sekretaris pribadi mafia itu mendengar suara tangisan kecil dibalik ruangan.
Beberapa saat kemudian seorang wanita berlencana kejaksaan masuk ke ruangan dengan membawa sebuah bingkisan yang dibungkus kertas kado berwarna biru muda. 20 menit berlalu, Alizia keluar dengan memeluk sebuah buku tebal sambil menghapus air matanya. Anak itu menyuruh Sekretaris Pribadi ayahnya untuk masuk. Alizia menunggu Mordi di kursi dekat pintu dengan memegang bukunya.
"Nona Alizia ayo ikut aku"
Setelah mendengar kalimat tersebut, Gadis itu dituntun ke suatu lorong lain yang tidak jauh dari tempat duduknya. Dengan mengikuti petugas penjara didepannya, mereka berdua diantarkan ke lorong lain dimana seorang narapidana bisa bertemu langsung dengan tamunya. Di pertigaan lorong Alizia diijinkan bertemu dengan ayahnya tanpa borgol di pergelangan tangannya.
Seorang pria tua yang memandangi anaknya berjalan mendekati putri satu-satunya.
"Pa. . . Papppyy !!"
Alizia berlari ke arah Ramon sambil menjatuhkan buku besarnya, Anak itu melompat dan memeluk ayahnya dengan erat.
"Aliziaaa !!"
Suasana saat itu terlihat sangat hangat dan berwarna, Ayah dan anaknya menunjukan senyuman lebar yang bahagia seperti mereka terpisahkan bertahun tahun. Petugas penjara wanita mulai berkaca kaca melihat pemandangan itu, walau hanya sesaat pelukan antara ayah dan anaknya dapat memberikan kekuatan dan semangat berjuang untuk keduanya.
Anak perempuan berbaju Alice itu berpisah lagi dengan ayahnya. Sebelum masuk ke mobil Alizia terdiam memandang gedung penjara dengan mengadahkan kepalanya keatas. Sinar matahari yang terik dia kemudian menutupi bias cahaya dengan tangan yang bersandar di alis. Di dalam mobil Alizia terus memeluk buku itu, Ayahnya berpesan untuk menulis hal yang dilakukan anaknya, prestasi yang dia dapatkan, dan kemampuan non akademis yang dia pelajari. Sang ayah ingin tahu anaknya tumbuh dewasa dari membaca buku harian itu.
"Mordi !"
"Iya Nona Alizia?"
"Kau akan mengalahkan orang yang menjebak ayahku kan?" - anak itu memandang ke arah kursi pengemudi - "Aku mau ikut juga, hihihi"
"Iyaa, ayahmu dan aku akan mengalahkannya"
****
Tiga tahun berlalu dengan cepat, perang dingin terjadi antara Marry Armtech dan KuroYuki. Peperangan fisik terjadi untuk saling menghancurkan truk pengangkut, kontainer, dan apapun yang berkaitan dengan bisnis jual-beli senjata illegal. Mordi bertugas untuk mengkoordinasikan anggota mafia di lapangan. Selain peperangan fisik, Mafia dan Yakuza itu saling perang di bidang hukum, Meskipun Ramon masih di balik jeruji besi, kejaksaan masih sering datang ke Rincon Hill untuk meminta pertanggungjawaban hukum perusahaan. Ray bertugas dalam hal tersebut dia selalu ada di kantor untuk mengatasi masalah administrasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noble Game
FantasyMembunuh, Dibunuh, atau Diam....... atauuu mencari kambing hitam # Dark Humor # Pertikaian antara Kejaksaan x Departemen Pertahanan x Yakuza x Mafia x Media # Multi-Konspirasi # Game yang lebih menantang dari Mirai Niki atau Danganronpa # Detail da...