CH2 : "Day 0" part c (cogitation)

44 11 14
                                    

DAY – 3  

Hollywood Boulevard 21.34 PM

Menikmati suasana jalanan Hollywood yang ramai oleh wisatawan. Setelah merasa lapar, Alizia pergi ke <Sunset Blvd> untuk mencari Café yang sudah dia rencanakan sejak siang hari. Café itu bukanlah tempat yang mewah, hanya suasananya sangat khas dan menyenangkan. Banyak orang - orang berdatangan ke tempat ini hanya untuk menikmati Pai Apel yang terkenal. Sayangnya suasana menyenangkan menjadi canggung bagi Alizia karena dari pojok  café terlihat beberapa orang berpakaian formal seperti bodyguard sedang menjaga bosnya. Bos mereka adalah seorang wanita berambut hitam, dia terlihat sedang memakan Pai dengan pandangan menghadap ke arah tembok. Letak meja itu cukup jauh dari keramaian dan tidak ada tamu lain yang duduk di sekitar meja itu.

"Heii, ayolah ini bukan restoran super mewah dimana kau bisa menunjukan seberapa kaya dan penting dirimu"

Alizia memandang dengan kesal ke arah meja wanita itu yang dikelilingi oleh pria berpostur tinggi dan berperawakan oriental. Suasana di café itu sangat ramai, suara berisik lalu lintas dan live musik saling beradu. Orang orang hilir mudik di trotoar dengan kamera dan ponsel mereka. Anak bos mafia ini menikmati suasana malam Holywood dengan mekmati Pai yang dia pesan.

"Waaah enaknya. . sepertinya aku akan pesan beberapa Pai untuk aku bawa pulang"  

~DHAR – DHAR~

Terdengar suara tembakan pistol dari dalam café. Live Musik seketika berhenti, dan orang orang bertebaran menjauhi café. Karena suasana yang panik Alizia ikut tertarik menjauhi Café bersama kerumunan tamu restauran lainnya. Tiga orang pria latin keluar dengan menyandra seorang pelayan yang terlihat pasrah, seorang pria latin mengambil barang barang yang ada di meja luar café tas, dompet dan barang berhaga lainnya. Anehnya ketiga pria latin itu tidak menyadari ada 4 orang berpenampilan seram berdiri di pojok café.

"eh eh, dompetku masih disana !!"

"jangan mendekat kesana lagi nona, itu berbahaya"

"Tapi dompetku"

Alizia tidak menggubris peringatan itu, dia lari ke arah perampok dengan mengeluarkan pistol kecil dibalik pinggangnya. Tapi Gerombolan itu tidak melihat Alizia yang sudah siap menembak, mereka langsung menuju motor yang terparkir di sebelah café.

~PHHT—PHHT—PHHT—PHHT~

Suara itu adalah pistol dengan pengedap suara yang ditembakan salah satu pria seram, dari jarak meja bosnya, pria itu berhasil melumpuhkan ketiga perampok tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara itu adalah pistol dengan pengedap suara yang ditembakan salah satu pria seram, dari jarak meja bosnya, pria itu berhasil melumpuhkan ketiga perampok tersebut. Para perampok itu kini terkapar kesakitan karena tidak bisa berjalan. Tatapan Alizia tertuju pada Wanita berambut hitam yang duduk di pojok, dia tidak bergeming sama sekali dan terus menyantap makanannya. Hanya berselang beberapa detik Polisi pun datang dan menyergap perampok, Alizia-pun ikut diborgol karena terlihat dengan jelas membawa senjata api. Tidak luput dengan keempat pria yang menjaga bosnya ikut dibawa ke mobil polisi. Tapi wanita yang sedang makan Pai itu dia tidak memperdulikan polisi yang siap membawanya ke Kantor Polisi, dia menghabiskan kuenya dan menatap Polisi itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Noble GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang