'Kring'
Suara bel pintu pertanda ada pelanggan baru berbunyi saat Cassie dan Monique masuk kedalam 'Star Cafe'.
"Selamat datang" sapa salah satu pelayan Cafe. Cassie dan Monique hanya membalas sapan tersebut dengan senyuman. Monique dan Cassie berjalan kearah meja yang berada di dekat jendela. Cassie dan Monique duduk di kursi yang ada d meja tersebut.
"Mau pesan apa?" tanya pelayan yang menghapiri mereka.
"Kau mau pesan apa Casse?" Monique melirik kearah Cassie.
"Caramel Frappucino dan Starwberry Cheese Cake" jawab Cassie .
"Baiklah, kalau saya Vanilla Latte dan Chocolate Tiramisu" ucap Monique.
"Ada lagi?" tanya pelayan tersebut setelah menulis seluruh pesanan mereka.
"Tidak, itu saja---" jawab Monique. "Casse, aku serius kau benar-benar sudah tidak mengharapkan teman laki-laki mu itu lagi kan?" lanjut Monique setelah pelayan itu meninggalkan mereka. Monique menatap Cassie dengan tatapan menilai.
"Yes, I'm serious---" jawab Cassie dengan jengah, "Eh, Mon kau tidak mengajak Eva kesini? atau dia masih ada kelas?" tanya Cassie.
"Oh My Gosh!, aku lupa, padahal Eva tadi menyuruhku menunggunya tadi di taman" Monique menepuk keningnya karena lupa dengan janjinya.
'Kring'
"Monique!" Seorang gadis berambut hitam yang baru masuk kedalam Cafe memanggil Monique dengan nada tinggi.
"Oh God, I'm gonna die" cicit Monique yang membuat Cassie menahan tawanya.
"Monique!, berani-beraninya kau meninggalkanku!" gadis berambut hitam itu menghampiri meja Cassie dan Monique dan menatap Monique dengan tatapan sengitnya.
"Evelyn, tenang dulu jangan marah-marah, Ok?" Cassie menenangkan gadis berambut hitam itu yang ternyata bernama Evelyn.
"Kau keteraluan Mon, jika kau tidak ingin menungguku, setidaknya kau mengabariku" ujar Evelyn yang beranjak duduk di hadapan Cassie.
"I'm Sorry Va, I'm forgot---" ucap Monique dengan wajah memelas dan Evelyn masih menatap Monique dengan jengkel. "--- Kau tahu Va, tadi aku melihat Cassie termenung di taman dan ternyata dia membuat puisi baru" Monique mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Really, Casse?" Evelyn tertarik dengan topik pembicaran Monique.
"You're not angry anymore, right?" tanya Monique.
"Fine, I'm not angry anymore" jawab Evelyn dengan nada yang masih terdengar jengkel. Cassie terkekeh melihat tingkah laku kedua sahabatnya itu.
Pesanan mereka pun datang.
"Tambah White Chocolate Mocha with extra sugar dan Vanilla Fruits -nya ya.." ujar Evelyn kepada pelayan yang mengantarkan pesanan Cassie dan Monique. pelayan itu mengangguk dan pergi. "Sekarang bisa aku lihat puisinya?" tanya Evelyn.
"Tentu" Cassie mengeluarkan buku yang ia sering gunakan untuk menulis semua puisinya. "But, Va aku tidak yakin itu bagus" ia menyerahkan bukunya kepada Evelyn. dan pandangan Cassie tertuju pada seorang pria asing yang duduk di sudut Cafe di belakang Evelyn. Menatap Cassie dengan mata abu-abunya dengan tatapan yang menurut Cassie sedikit 'Aneh?' .
'Apa ada yang salah denganku?'
"Casse.." panggil Eva. "Casse..." panggil Eva lagi. "Cassie!" Evelyn meninggikan sedikit nada suaranya.
"Huh?" Cassie pun tersentak karena merasakan sentuhan di tangannya dan langsung mengalihkan pandangannya.
"Casse, What's wrong?" tanya Evelyn yang menyadari tatapan Cassie tidak tertuju padanya.
"N-nothing" jawab Cassie salting sambil memakan Memakan Strawberry Cheese Cake-nya.
"Casse, Puisimu bagus" Puji Evelyn setelah membaca Puisi Cassie.
"Thank you" Cassie tersenyum mendengar pujian dari Evelyn.
"But, aku rasa kau masih mengharapkan teman lelaki masa lalumu itu. iya kan, Mon?"Evelyn melirik kearah Monique.
"Iya Va, tadi aku juga bilang begitu" jawab Monique setuju, setelah meminum Vanilla Latte-nya .
"Oh, ayolah teman-teman jangan lagi.." Cassie jengah selalu mendengar komentar yang menuju topik sama dari teman- temanya itu. topik tentang masa lalunya.
~~~~~
Happy Reading..
Hope you enjoy it!
Don't forget to Votemment
Can't wait to see you next Chapter, Bye..
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [BFL #2]
RomanceDON'T COPY MY STORY!!! (100% Imagination) (FICTION) [VERY SLOW UPDATE!] ~~~~~ Cassie Claire gadis berumur 17 tahun yang suka menulis puisi sebagai tempat curhatnya, seluruh puisinya selalu sesuai dengan kata hatinya, setiap temen-temannya membaca p...