Kalo kalian liat di depan kelas IPS 3 ada cewe rambutnya sepunggung lagi senyum ke arah sini, itu namanya Nia.
Annisa Petunia Erland.
Biasa dipanggil cewe gua, atau pacar gua. Terserah lo semua lebih prefer yang mana.
Banyak orang yang bilang kalau gua itu si mood maker di lingkungan mereka, padahal Lintang lebih ramai dibanding gua. Kadang gua selalu mengeluarkan guyonan-guyonan atau celetukan non-sense gua yang bikin mereka ketawa. Sekarang gua tanya, kalau si mood maker ini mood-nya lagi down siapa yang bakal mencerahkan suasana lagi?
Gak ada. Maka dari itu, gua lebih sering menyimpan sendiri segala jenis atau bentuk emosi yang seharusnya gua luapkan. Tapi gua bahkan punya batasannya sendiri. Dan ketika gua udah melewati batasan itu, yang gua cari pertama adalah Nia.
Nia si gadis dengan perawakan anggun dan elegan. Di mata gua, Nia sangat spesial.
Ada waktu di mana gua gak bisa menunjukkan rasa terima kasih gua sama Nia, dan justru gua yang berbalik menyerang dia dan membuat dia tertekan.
Nia yang selalu berdiri di tengah saat formasi geng primadonanya lewat, Nia yang akan menjadi jembatan komunikasi antara Luna dan Jingga karena keduanya berbanding terbalik. Nia seakan menjadi magnet laki-laki, banyak anak laki-laki yang senang bermain bersama Nia atau sekedar berbincang dengan Nia. Bahkan gua bisa mengabsen beberapa list nama pria yang berada di sekitar dia, Harshall si teman kecil, Adam si ketua osis, Daffa si mantan, bahkan Felix si cecunguk itu.
Nia bukan gadis tercantik di sekolah, tapi di mata gua dia selalu cantik. Bukan maksud gua untuk terdengar cheesy dan cringe tapi itu Nia di mata gua.
List, cowo-cowo yang harus Nia jauhi.