Di pagi hari yang mendung Saito mengunjungi rumah Waka.
"Selamat pagi Saito-kun"
Wajah Saito sangat terdiam dan kosong.
"Saito-kun kenapa?"
"Se....selamat..hiks..pa..pagi..hiks Waka!!!"
Saito langsung memeluk Waka dan menangis.
"Hmmmm...Saito-kun anak baik aku akan menemanimu kok, Saito-kun anak baik..."
Waka mengelus kepala Saito dan memainkan rambutnya.
"Saito-kun kau kenapa? Di mana kacamata mu?"
Saito pun terdiam dan emosinya mulai reda.
"Ayah ku tidak sengaja menjatuhkannya dan pecah"
"Begitu yaa...sudah jangan sedih lagi ya!"
Waka pun tersenyum dan menyemangati Saito.
"Bi..bisakah kau mengelus ke..kepala ku lagi? Itu sangat membuatku nyaman"
"Ahahaha tentu selama itu membuatmu nyaman, tidurlah dipangkuanku"
Saito pun malah tertidur pulas.
"Wajahnya polos sekali kalau tidur"
Tak lama kemudian Waka meninggalkan Saito yang tertidur pulas dan menemui mama.
"Mah, sepertinya Saito mengalami hal yang berat ya?"
"Kenapa kamu bisa bilang seperti itu?"
"Tadi dia menangis ma"
"Eh?? Kenapa??"
"Aku tak tau tapi kacamata nya tidak sengaja pecah karena ayahnya"
"Oh yasudah, mungkin dia sedang tertekan kamu harus baik baik dengannya ya sayang"
"Iya ma, sekarang dia tertidur di halaman belakang"
"Ahahahaha ya ampun, sini mama pindahkan ke kamarmu saja?"
"Gimana caranya itu ma?"
"Yaa mama gendong dong!"
"Hahahahahaha!"
Mama pun memindakan Saito ke kamar Waka.
"Waka jangan berisik ya, kalau orang sedang tidur tidak sopan kalau diganggu"
Mama berbisik kepada Waka.
"Baik ma"
Waka pun menunggu Saito terbangun.
"Ookina kuri no kino sita de anata ta to watashi...~🎶🎵"
Waka pun menyanyikan sebuah lagu.
"Wa..waka..apa itu kau?"
"Ah Saito-kun sudah bangun!"
"Ah tunggu aku suka lagu itu! Mama suka menyanyikannya untuk ku kalau ingin tidur"
"Waaa syukurlah aku senang kau suka!"
"Suaramu bagus sekali"
"Eh masa? Terimakasih!"
"Oh iya ayo main ke rumah ku sekali kali"
"Ayo!!!"
"Mama aku izin main ke rumah Saito-kun ya!!!"
"Iya hati hati"
Tak lama kemudian mereka meninggalkan rumah Waka.
"Baiklah, kita sudah di depan rumahku di dalam ada ayah dan mamaku"
"Okay okay"
"Biarkan aku masuk dulu untuk melihat keadaan rumah"
"Memangnya kenapa? Ada sesuatu?"
"Ah tidak semua baik baik saja kok, pokoknya kau tunggu di sini sebentar"
"Baiklah!"
Saito pun masuk ke rumah secara mengendap endap dan mengintip.
"Dari mana kau?"
Tiba tiba ayah muncul di depan Saito.
"Eh?! A...anu..tadi..aku...ke toko Yukimura yah...aku.."
"Dari..mana...kau??????"
Ayah menegaskan pertanyaannya dengan wajah yang seram.
"A...aku...a..."
Saito gemetar ketakutan.
"Kalau di tanya jawab yang benar bodoh!!!!"
Ayah mendorong Saito.
"Aku..hiks...main di luar yah..."
"Jangan main di luar anak bodoh, sudah berapa kali ayah bilang, kau itu anak cacat tidak boleh bermain dengan anak normal! Percuma! kau akan mati kesepian nanti!"
Tiba-tiba Mama datang.
"Nak anakku, sudah kamu masuk kamar jangan keluar lagi,mama mohon"
"Tapi..ma...Waka.."
" Itu nanti dulu anakku aku mohon"
Saito pun masuk ke kamar dengan wajah murung.
"Sayang maafkan aku, akan kupastikan dia tidak main di luar lagi"
"Huh! Kau ini aku sudah muak! Belakangan ini perusahaan tempat kerjaku bangkrut! Bisa tidak sih kau mendengarkan ku?! Dan melaksanakan apa yang ku mau?!!!"
"Iya aku sungguh minta maaf"
Saito pun tidak keluar rumah selama 1 jam dan Waka masih menunggunya di luar.
"Di mana Saito? Kenapa rumahnya bising sekali? Apa Saito berbohong kalau semua nya baik baik saja?"
Waka pun menangis dan kecewa dan ia secepat mungkin lari ke rumahnya sediri.
Kediaman rumah keluarga Saito.
Mama masuk ke kamar Saito, Saito sedang duduk di meja belajarnya dan membaca buku."Saito, Ayahmu itu sedang tertekan nak, maafkan mama dan ayah"
"Mama bisakah mama berhenti meminta maaf? Aku muak mendengarnya!"
Tiba tiba mama terdiam.
"Mama tidak salah kok! Ayah! Dia yang salah! Belakangan ini dia tidak mencintai keluarganya sendiri, Ia semena mena terhadap mama sampai-sampai mama terluka begini, dia sekarang sering kali dalam keadaan mabuk kalau pulang ke rumah hiks..."
Saito pun memeluk mama sambil menangis.
"Saito, mama...bisakah mama minta satu permintaan, permintaan ini mungkin agak menyakitkan untukmu, tapi bolehkah kau melakukan nya untuk mama?"
"Apa itu ma?"
*mama menarik nafas yang dalam*
"Mama mohon.....lupakanlah Waka"Wajah Saito sangat kosong dan Kaget.
"A...apa maksud mama??!! Apa maksdunya ma??!!"
Saito memukul mama dengan tangan kecilnya dan menangis dengan air mata yang deras.
"Maaf...maaf..maafkan aku tapi ini yang terbaik untukmu"
Mama berusaha memeluk Saito dengan sangat erat.Saito pun terdiam dan pola nafasnya normal dan tenang.
"Maaf kan mama.."
Saito pun terdiam dan pergi ke ranjang nya dan menutupi dirinya dengan selimut.
Mama pun mengambil bangku dan duduk di samping ranjang Saito."Ookina..hiks..kuri..no..sita..hiks..de..anata..to..watashii...hiks~🎵🎶"
Mama pun mengelus kepala Saito sambil menyanyikan lagu dengan suara yang dicampur tangisan.
Jika sang Ibu sudah putus asa dan mundur akan kah tali kekeluargaan itu putus?
KAMU SEDANG MEMBACA
I will do
Non-FictionBagaimana rasanya jika kamu dipisahkan oleh sebuah dinding dengan nya dan kehilangan jejak satu sama lain?