Keadaan keluarga Saito makin hancur dan tak karuan.Tapi apa itu jalan keluarnya?
"Ma aku berangkat"
"Ah Waka berangkat dengan Saito lagi?"
"Iya ma!!"
Seperti biasanya, Waka menunggu Saito di depan rumah Saito.
"Saito-kun! Ayo kita berangkat sekolah!"
Saito pun keluar rumah.
"Saito-kun ayo kit....."
Saito pun jalan begitu saja menundukkan kepala nya dan tidak mengeluarkan satu kata pun.
"Saito-kun tunggu! Kau kenapa?"
Saito tetap tidak mengatakan apapun dan terus berjalan sambil menundukkan kepalanya.
"Saito-kun! Jawab aku!"
Waka langsung menarik lengan Saito.
"AKH!"
Saito mengeluh kesakitan.
"Lepas tanganmu!"
Saito menunduk dan berteriak.
Waka pun langsung menarik lengan baju Saito yang panjang itu."Saito ini kau kenapa??!! Jawab aku!! Kau bahkan tidak mau menatap wajahku!"
"SUDAH KUBILANG KAU TAK PERLU TAU!!!!!"
Saito pun langsung lari sekencang kencang nya menuju kembali ke rumah.
"Saito tung....gu..."
Waka pun terdiam dan mengeluarkan air mata tapi ia tetap berjalan ke sekolah tanpa Saito.
Setelah pulang sekolah Waka bercerita dengan mama.
"Mama....ma...hiks...."
"Kenapa sayang?"
"Saito...ma.."
"Kenapa dia nak?"
"Dia....tidak mau bermain dengan ku lagi ma...."
"Kenapa nak?"
"Aku..hiks..tidak tau...tapi..."
"Tapi apa?"
"Kedua tangan Saito terluka parah"
Mama langsung terdiam.
Dalam hati mama:
"mungkinkah?! Mungkinkah Saito adalah anak korban kekerasan rumah tangga? Tunggu, ibuny baik baik saja....tapi memang rumahnya kadang bising....tapi...."
"Waka...mungkin Saito tidak sengaja melakukan kelalaian makanya ia seperti itu..sudah...mungkin dia ingin sendiri....tidak apa nak....."
"Benarkah ma?"
"Iya...sudah kamu istirahat, tidur siang sana..."
"Baik ma..."
Waka pun pergi ke kamarnya dan tertidur.
Di kediaman Rumah Saito.
"Saito....kau kenapa tidak sekolah?"
"Maaf ma...."
"Ada apa?"
"Aku tidak bisa..."
"Tidak bisa apa?"
"Tidak bisa membenci Waka....."
"Mama tidak mau kamu membencinya....sebenarnya mama menyukai kalian berdua bermain bersama.....tapi ayahmu tidak menyukainya tanpa alasan yang jelas....."
"Ayah jahat ya ma..."
Wajah Saito sangat kosong dan menyeramkan.
"Sudah nak...kamu istirahat ya...mama tadi dapat telepon dari dokter kalau kau harus istirahat....."
Saito pun lagsung menuju kamar nya dengan kepala menunduk.
Tiba-tiba.....
*Gebaraakkkk* *pintu rumah terbuka dengan sangat kencang* "Hey Haini! Di mana anak itu?!"
Tiba tiba ayah pulang dengan 1 botol minuman keras di tangan nya.
Mama pun kaget dan melirik Ayah dengan mata yang mengerikan.
"Apa apaan kau?! Berani berani nya melirikku seperti itu!"
"Dia di rumah....mau apa kau?"
"Ingin lihat keadaan nya? Kenapa tidak boleh?"
"Oh silahkan....tapi jangan kau sentuh dia..."
"Cih"
Ayah pun masuk ke kamar Saito.
"Hey anak malas!"
Ayah langsung menjambak rambut Saito dari ranjangnya.
"A...aduh"
"Bersihkan dulu itu halaman belakang! Jangan tidur terus kau"
Ayah pun mendorong Saito ke luar kamar.
Tiba tiba mama datang."Hey! Dia itu butuh istirahat! Tadi dokter menelpon ku!"
"Mama...sudah...aku rasa aku bisa melakukannya...."
"Sudah! Kamu itu selalu sok tau ya!"
Saito pun langsung ke halaman belakang dan bekerja.
Kediaman Rumah keluarga Tatami.
"Ma.....aku mau kembalikan buku dulu ya....ke rumah Saito..."
"Baik nak.."
Waka pun sampai di depan rumah Saito.
"Saito-kun!! Aku mau kembalikan buku mu!"
Saito pun mendengar teriakan Waka.
"Ah itu Waka...ta...tapi..."
Saito langsung berlari ke depan rumah.Saat ia mau mebuka pintu...
"Hey mau apa kau?"
"Ehmm...tidak yah..."
Saito pun kembali ke belakang.
"Hmmm...tidak ada jawaban.....huftt.....baiklah...."
Waka pun kembali ke rumahnya dengan wajah murung.
Keesokan harinya.
"Saito ayo berangkag bersama"
Saitopun menghiraukan Waka seolah olah ia tidak mengenalnya.
Hal itu terjadi terus menerus."Saito-kun ayo kita main"
Saito pun tidak keluar rumah dan tidak menyapa Waka.
Hal itu terjadi terus menerus juga.Dan Akhirnya....
Saito pun menghilang......
Rumah Keluarga Saito Sudah sunyi...tak ada lagi suara suara kedamaian.....mereka.....
-------------------------------------Menghilang--------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
I will do
Non-FictionBagaimana rasanya jika kamu dipisahkan oleh sebuah dinding dengan nya dan kehilangan jejak satu sama lain?