Rencana Bagus

41 5 1
                                    

*Gesrek gesrek* "aduh mana si ya formulirnya?"
Waka mencari sebuah formulir untuk masuk ke SMA Kagari.

"Ma kan 2 minggu lagi sekolah ini gimana mau ke SMA Kagari atau SMA Hoshiyama?"

"Terserah lah, kan keduanya tidak jauh dari rumab lagi pula sama aja toh sekolahnya"

"Denger denger Kagari sering mengadakan festival besar besaran loh, terus banyak cowok ganteng nya"

"Heleh...suka suka kau lah.."

"Bleee!!"

"Yakin Kagari?"

"Mungkin tahun pertama coba dulu di Kagari, kalau bosen atau gak jelas ya pindah ke Hoshiyama"

"Apa apaan...ribet banget dah"

"Itu nama nya mencari pengalaman"

"Ngomong terus"

Waka memutus kan untuk masuk ke SMA Kagari.

Di kediaman rumah keluarga Saito.

"Ma..pagi"

"Hmmm...kau buag sarapan?"

"Iya"

"Harum sekali baunya"

"Oh iya ma kenapa kemarin keluarga Tatami menelepon mama?"

"Iya mereka baru saja pind..."

"Apa?"

"Tidak apa apa kok mereka hanya ingin menanyakan kabar hehe..."

Mama berbohong.

"Ini sudah selesai, mama boleh aku minta tolong tata makanan nya di meja? Aku ingin membangunkan Himawari"

"Baiklah"

Saito menuju kamar Himawari.

"Himawari bangun ayo kita sarapan"

"Iyaa"

Mereka pun berkumpul di meja makan.

"Kakak..ini kakak yang masak?"

"Ya"

Mereka berdoa sebelum makan lalu setelah itu melahap makanannya.

"Masakan kakak enak"

"Iya benar Himawari"

"Aku rasa aku sudah mulai terbiasa"

"Saito habis ini mama ingin membicarakan hal penting pada mu di kamar"

"Ya"

Setelah makan mama dan Saito menuju kamar, Himawari menonton TV.

"Saito, bagaimana luka mu sudah membaik?"

"Ya sudah"

"Oh iya...mama."

"Kenapa?"

"Aku rasa kalian sudah tidak bisa tinggal di sini"

"Maksudnya?"

"Ya...mama tidak mau kalian menderita seperti ini, kalian kesepian dan akan terancam terus dengan kedatangan Ayah"

"Jadi?"

"Jadi...kalian harus pindah ke Tokyo dan tinggal di rumah warisan Keluarga Kirishima untuk mama"

"Lalu mama ikutkan?"

"Tidak, mama akan tetap di sini"

"Kenapa?"

"Mama masih harus tetap mengurus ayahmu"

"Tinggalkan saja dia"

"Tidak bisa nak, mama.."

I will doTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang