"Kenapa ya, aku merasa bahagia sekarang tetapi di sisi lain aku merasa kehilangan."
Hati Saito berkata terus demikian.
"Saito!!! Saito!!"
"Waka! Apa ada apa?!!"
"Aku! Aku merindukanmu! Aku mencintaimu!"
"Apa! Apa maksudmu! Kenapa kau menjauh!!!"
"Aku..aku tidak bisa! Aku harus menjauh dari mu! Kau membenciku kan?!"
"Apa tunggu Waka!"
"Tidak bisa..."
"Aku...AKU MENYUKAIMU!"
Saito pun terbangun dari mimpi dan terjatuh dari ranjang nya.
"Aduh! Apa apa apaan itu, tuh kan, aku sudah memimpikan nya 3 hari belakangan ini, aneh"
Seperti biasa Saito pergi berdoa pagi dan menemui mama.
"Mama, Himawari-chan, selamat pagi..ma ada yang bisa ku bantu?"
"Saito mama sangat..kau dewasa sekali sekarang..mama..mama..sangat.."
"Mulai lagi..."
"Mama terharu hehehe....."
"Kakak kakak seperti ayah!!"
Saito pun kaget.
"BERISIK! AKU PUN TAK MENGENAL NYA AKU...AKU!!.."
"Saito tenanglah..."
Wajah Himawari berubah menjadi pucat.
"Kakak, maaf..."
"Aku..kakak...huftt...maafkan aku...aku tidak.."
Himawari memeluk Saito.
"Huft..apa yang aku lakukan...aku membentakmu...adikku sendiri..."
"Saito...tolong jemurkan baju di halaman belakang ya"
"Himawari..minggir sebentar aku ingin mengerjakan sesuatu.."
"Iya kak"
Saito pun pergi ke halaman belakang dan menjemur pakaian.
"Kakak..."
"Iya Himawari?"
"Kenapa rambutku berwarna cokelat berbeda dengan kakak dan mama?"
"Tidak apa lah...tidak masalah bukan?"
"Huumm!"
Himawari menggeleng gelengkan kepalanya.
Saito mengelus kepala Himawari."Saito kemari sebentar mama mau ajarkan kamu yang lain"
"Baik ma"
Saito pun bergegas menuju dapur.
Saito membantu mama sampai siang hari datang."Saito kamu bakat masak juga ya...penerus mama nih"
Saito tersenyum.
"Ayo kita makan siang dengan nasi kari buatan kakak!"
Mama mengajak Himawari.
"Wahh!"
Mereka berkumpul dan berdoa sebelum makan.
Mama pun menyendok pertamakali dan mencicipinya."Hmmmm....hummmm..hemmm...nyam nyam.."
Mama mengecap rasanya.
"Lama amat..."
"Harus mama akui...ini lezat sekali!!!"
"Aku mau aku mau!!!"
Mama pun menyuapi Himawari.
KAMU SEDANG MEMBACA
I will do
Non-FictionBagaimana rasanya jika kamu dipisahkan oleh sebuah dinding dengan nya dan kehilangan jejak satu sama lain?