2018. Minggu. Teras rumah Reisya.
Reisya baru saja kembali mengambil perlengkapan desainnya yang sengaja dia simpan di dalam kamarnya. Kemudian ia bawa ke teras rumahnya, tempat untuk mengerjakan tugas sekolahnya pelajaran desain yang akan dikumpulkan pada hari Selasa.
Alasan kenapa Reisya lebih memilih mengerjakan di teras rumahnya dibandingkan di kamarnya. Menurutnya, agar lebih mudah dan cepat mendapatkan inspirasi atau ide dan suasananya lebih enak aja.
"Gue, buat desain apa, ya?" pikirnya dengan mengetuk dagunya berulangkali menggunakan pensilnya.
Tidak lama kemudian, cewek itu mendapatkan sebuah ide hasil dari berpikirnya dengan cara melamun. "Ahh... Akhirnya, gue dapet ide juga. Gak, sia-sia gue ngelamun dari tadi," teriaknya senang.
Kemudian, ia segera menuangkan idenya itu di atas sketchbook miliknya agar tugasnya cepat selesai dan bisa beristirahat.
Karena badannya rasanya sudah lelah sekali, soalnya waktu seharian ini ia gunakan untuk mengerjakan tugas sekolahnya yang lain. Dan terakhir adalah tugas desain ini lah, yang dikerjakannya.
"Dekkk.... Reisyaaa....!!!!" teriak Mama dari Reisya yang memanggil anaknya.
"Iyaaa, Mahhh... Adaa apaa...???" sahutnya dengan berteriak juga agar terdengar oleh Mama-nya.
"Kamu, mau roti manis kasur sama susu kotak, gak?" tanya Mama-nya yang sudah ada di sebelahnya.
"Dimana? Mau dong, kalo dibeliin, Mah," jawabnya dengan cengengesan.
"Itu orang minimarket yang di depan komplek rumah kita lagi keliling nawarin produknya, ada roti sama susu kotak juga. Ya udah, kalo gitu tunggu orang minimarket itu lewat depan rumah," kata Mama-nya.
Reisya membalasnya dengan ber 'oh' ria dan menganggukkan kepalanya saja. Karena lagi fokus mengerjakan tugas desainnya.
Beruntung saja mood-nya hari ini sedang bagus, jadi ia tidak perlu repot-repot mengumpulkan atau mengembalikannya seperti sebelumnya. Bila, tidak maka ia akan mager buat mengerjakan.
Dalam hal membuat desain itu dibutuhkan mood yang bagus, fokus, dan juga niat, bila salah satunya tidak mendukung maka percuma saja, nanti hasilnya terkadang kurang memuaskan.
"Belum selesai, Dek?" tanya Mama-nya.
"Belum, sebentar lagi. Tinggal bagian finishing aja sih, ini bagian yang lumayan lama lah, ya Mah," balasnya.
"Yaudah, kamu selesaiin. Terus, habis itu kamu mandi, ya."
"Iya." Beberapa detik kemudian, ia bertanya pada Mama-nya. "Mah, mana kok, belum lewat?"
"Bentar lagi. Itu orangnya lagi di depan rumahnya Bu Rena, Dek."
"Oh, kirain gak jadi lewat depan rumah gitu, Mah. Aku, gak jadi da—" perkataan Reisya terpotong oleh suara orang-orang minimarket tersebut.
"Bu. Roti, susu kaleng atau kotaknya, deterjen, shampo, dan lain-lainnya. Mau, Bu?" tawar dari salah satunya orang minimarket ke Mama Reisya.
"Iya, rotinya sama susu kotaknya, Mba," kata Mamanya Reisya.
Dua detik kemudian. "Dek, rotinya mau yang rasa apa?" tanya Mama-nya ke Reisya.
"Coklat aja," sahutnya singkat.
"Susu kotaknya sama rotinya yang rasa coklat ya, Mba."
"Iya, berapa Bu?"
"Bentar tanya anak dulu, Mba."
"Iya, Bu," jawab Mba minimarket itu sembari menganggukkan kepalanya.
"Mau berapa kamu, Dek?" tanya Mama-nya kembali.
"Terserah, Mamah aja," jawab Reisya melirik sekilas ke arah Mama-nya.
"Ya udah, kalo gitu," balas Mama-nya kesal.
"Itu tinggal berapa, Mba?"
"Rotinya tinggal 4 dan susu kontaknya juga tinggal 4, Bu," jelas Mba minimarket itu.
"Hm, yaudah... itu semuanya jadi berapa, Mba?"
"Semuanya jadi Rp. 46.000,00, Bu."
"Ini ya, Mba."
"Terimakasih, Bu. Gak mau beli lainnya juga, Bu?" ujarnya sambil senyum.
"Enggak, udah ini aja. Yang lainnya masih ada stoknya," tolak Mama Reisya secara halus ke Mba minimarket tersebut.
"Oh, yaudah. Terima kasih, Bu."
"Sama-sama, Mba."
"Itu anaknya lagi ngapain, Bu?" celetuk salah satunya Mas minimarket.
"Oh, itu dia lagi ngerjain tugas sekolahnya pelajaran desain," jawab Mama Reisya menengok ke arah anaknya yang lagi fokus ngerjain tugasnya.
"Tugas desain?" tanyanya bingung sampai menimbulkan garis-garis atau kerutan di dahi Mas-nya.
"Iya, soalnya dia kan, sekolahnya jurusan fashion atau busana. Jadi ada pelajaran desain," terang Mama Reisya.
"Ohh...gitu, Bu," jawab Mas itu sembari mengangguk-anggukan kepalanya.
Akhirnya, Reisya selesai mengerjakan tugasnya. Ia langsung merapihkan kembali perlengkapan desainnya itu seperti sebelumnya.
Orang-orang minimarket yang melihat Reisya sudah selesai mengerjakan tugasnya itu, tiba-tiba saja salah satu Mba minimarket tersebut ada yang memanggilnya.
"Dek, boleh saya lihat hasil desain yang kamu buat?" tanya Mba itu yang membuat Reisya mendongakkan kepalanya melihat ke arahnya.
"Boleh," jawabnya singkat.
Reisya berjalan ke arah dekat Mba itu dengan membawa sketchbook-nya. Lalu, setelahnya ia berikan ke Mba minimarket itu untuk melihat hasil desainnya.
"Iihhh...bagus desainnya, mana bisa saya gambar kayak begini. Kamu udah ada bakat gambar sebelumnya, ya?"
"Terimakasih, bisa kok, kalo Mbanya mau mencoba dan belajar. Gak ada, sih. Baru-baru ini pas masuk sekolah jurusan busana aja, sebelumnya juga saya gak bisa buat desain kayak gini. Ya, karena di sekolahan diajarin caranya dari dasar sampai hasil jadinya dan mungkin sekarang udah terbiasa juga jadi gak kaku lagi, dulu hasilnya masih kaku banget gitu lah, Mba," kata Reisya panjang lebar.
Mba itu mengangguk mengerti, tersenyum simpul. "Bener juga kata kamu, ya," kata Mba minimarket tersebut yang menyetujui perkataan dari Reisya.
Teman-teman Mba itu dari tadi masih sibuk melihat ke sketchbook milik Reisya, tetapi ada satu Mas minimarket yang tidak ikut seperti temannya yang lain.
Ia malah menatap lekat Reisya. Mungkin Reisya sadar jika 'Mas-Mas' minimarket terus menatapnya, sehingga ia menatap 'Mas-Mas' itu balik. Reisya merasa bingung dan heran aja kenapa cowok itu menatapnya seperti dirinya pernah mencuri barang miliknya atau membuat kesalahan terhadap dia.
Tapi Mas minimarket itu malah senyum saat tadi dirinya menatapnya balik. "Gak jelas banget deh, itu orang. Dasar cowok aneh," batin Reisya.
Happy Reading, guysss!!!! Terima kasih, yang udah baca cerita ini, guysss!!!😊😆
Khusnul Khotimah K