2

53 5 0
                                    

Happy Reading, guysss!!!!

Namun, tanpa Reisya sadari ternyata cowok itu sudah memperhatikannya atau menatapnya dari awal. Dari Reisya masih mengerjakan tugasnya, mungkin karena dirinya sangking fokusnya tadi, jadi ia tidak menyadarinya.

Lamunannya yang ada di pikirannya tadi seketika buyar. Karena suara teriakan papa-nya yang memanggilnya.

"Dekk.. Reee..." Panggil papa-nya tiba-tiba.

"Iyaa, ada apa, Pah?" sahutnya masuk ke dalam rumahnya menuju ke tempat papa-nya berada dengan membawa perlengkapan desainnya.

"Kamu mandi sana. Mau ikut papah sama Kak Nendra pergi, gak?" tanya papa-nya ke Reisya.

"Emang mau pergi kemana sih, Pah?"

"Kemana aja boleh. Udah, sana kamu cepetan mandi dan siap-siap," ujar papa-nya sambil mendorong badan Reisya ke arah kamarnya.

"Dih, kok gitu sih, Pah? Iya, gak usah dorong-dorong aku kayak gini juga, sih. Tungguin, aku ikut ya, Pah," kesal Reisya.

"Iya, Reisya. Oke, tapi gak pakai lama, ya."

"Siap, kapten!!" ucap Reisya sembari melakukan gerakan hormat kepada papa-nya. Papa-nya Reisya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan anaknya perempuannya.

Setelah itu, Reisya langsung lari menuju ke kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap agar ia tidak ditinggal oleh papa-nya dan kakaknya.

"Eh iya, tadi sketchbook gue masih di orang-orang minimarket itu kan, ya? Biarin aja lah, ada mamah juga ini," ujarnya kepada dirinya sendiri.

Beberapa menit kemudian, Reisya sudah selesai mandi, lalu ia segara mengenakan baju yang telah diambilnya dari dalam lemari pakaiannya sebelum mandi tadi.

Kemudian, Reisya mengikat rambutnya menjadi model ponny style yang tadinya digerai, setelahnya ia memoleskan bibirnya dengan lip balm. Dan, yang terakhir sekarang ia sedang memakai sepatu sneaker  warna putihnya. Selesai.

"Yeayy... Selesai juga, tinggal nyamperin papah di ruang tamu, deh," ucapnya sembari menyambar sling bag-nya yang di atas tempat tidurnya. Lalu, Reisya keluar dari kamarnya menuju ke ruang tamu untuk menemui papa-nya dan kakaknya.

"Pahhh.... Ayok, aku udah selesai, nih."

"Tumben, mandinya cepet, lo? Biasanya juga lama, takut gue sama papah tinggalin?" tanya Kak Nendra sinis pada Reisya.

"Biarin aja. Suka-suka gue dong, sewot aja lho, Kak. Gak sih, sok tau lo!" Balas Reisya yang tak kalah sinisnya.

"Bomat," kata Nendra ketus.

Reisya meliriknya sinis. Lebih memilih memainkan handphone-nya ketimbang membalas ucapan kakaknya.

"PMS lo, Kak!?!" tanya Reisya.

Nendra langsung menoleh seketika ke arah Reisya. "Ngaco! Yaa, kali gue cowok PMS , kalo ngomong makanya di filter dulu, lo!" katanya sambil menyentil dahi adiknya.

"Lo, tau sakit gak? Asal main nyentil kepala aja, dasar kakak durhaka!" kata Reisya mengusap dahinya yang sehabis terkena sentilan Nendra.

Nendra berdecak kesal. "Aelah, baru segitu aja sakit cemen lo! Eh, gak ada yang namanya kakak durhaka, ya!"

Reisya melotot kesal. "Enak aja, ngatain gue cemen, lo! Yang ada lo, tuh!"

"Dasar cemen! Gak, tuh!"

"Dasar lo ya, nye-" ucapan Reisya terpotong suara papa-nya.

"Kalian berdua masih mau berantem atau ikut papah pergi?" tanya papa mereka berdua. Lima detik kemudian, papa-nya melanjutkan ucapannya. "Kayak kucing sama anjing aja, kalo udah ketemu kalian berdua, giliran salah satunya gak ada di tanyain atau di cariin," lanjutnya.

"Aku pastinya ikut papah pergi, dong," kata Reisya seraya terkekeh. "Tuh, Kak Nendra duluan yang mulai ngajakin aku berantem. Tinggalin aja Kak Nendra, Pah," lanjut Reisya setelah menjeda ucapannya sambil menjulurkan lidahnya pada Nendra.

Nendra tidak membalas ucapan adiknya, kemudian ia menghela napasnya. "Ya udah, ayok, Pah," ajak Nendra pada papa-nya.

Papa-nya mengangguk setuju. "Ayok, kita pergi sekarang. Kak, kamu yang bawa mobilnya, ya."

"Oke, Pah," jawab Nendra singkat sambil jalan keluar rumah menuju ke garasi untuk mengeluarkan mobilnya yang akan digunakan keluarganya pergi, kecuali mama-nya.

Kemudian disusul oleh adiknya dan papa-nya yang menunggunya di teras rumah.
"Oh iya, tadi sketchbook-nya belum aku bawa ke dalam kamar tadi, kan. Sekarang ada sama mamah, kan?" tanya Reisya.

"Iya, ada sama mamah, nih," kata mama-nya dengan menunjukkan sketchbook-nya.

"Sip, aku titip sama mamah dulu," jawab Reisya sambil terkekeh.

"Hmm.. dasar kamu, Ree..." balas Mama-nya menggelengkan kepalanya.

Reisya hanya tertawa mendengar ucapannya dari mama-nya.

Setelah itu, Reisya dan papa-nya masuk ke dalam mobil yang dikemudikan oleh Nendra. Ketiganya sudah berada di dalam mobil, lalu mereka berpamitan pergi pada istri dan mama-nya. "Mah... Kita bertiga pergi dulu, hati-hati di rumah ya, Mah," ujar Nendra dan Reisya bersamaan pada mama-nya.

"Mas, pergi dulu... hati-hati di rumah, kalo ada apa-apa langsung telpon, ya. Assalamualaikum...." pamit papa-nya Reisya pada mama-nya.

Mama tertawa, "Iya, kalian juga hati-hati di jalan. Nendra, kamu bawa mobilnya yang bener, jangan ngebut-ngebut kasihan papa kamu udah tua." Dua detik kemudian. "Iya, pasti itu, Mas.... Waalaikumsalam...." lanjutnya.

Nendra dan Reisya tertawa kencang mendengar perkataan mama-nya yang ditujukan untuk papa-nya. Sedangkan papa-nya memberengut kesal wajahnya, karena di katai oleh istrinya dan di tertawakan oleh kedua anaknya.

"Bercanda kali, gitu aja marah sih, Mass.... Maafin deh, Mas..." kata Mama Reisya yang mendekat ke mobil.

"Hmm. Gak marah, cuman kesel aja aku. Iya, Mas maafin... tapi, ada syaratnya," balas Papa Reisya sembari menaik-turunkan alisnya.

"Apa syaratnya, Mas?" tanya Mama Reisya penasaran.

"Rahasia!  Pokoknya, yang boleh tau Mas sama kamu, doang. Entar malem Mas kasih taunya. Kamu sekarang tinggal jawab iya aja."

Mama Reisya mengerutkan dahinya bingung. "Lah... Kok, bisa gitu...?? Hm, iya deh, Mas."

"Bisa dong, say-"

"Aduh, lama banget... udah kalo mau bahas masalah rumah tangga atau mesra-mesraan nanti aja di pending dulu, deh," potong Reisya. Setelah Reisya bertanya pada Nendra. "Oh iya, Kak... Ini jadi pergi gak sih, sebenernya?" tanya Reisya.

Nendra mengangkat kedua bahunya. "Gak tau gue, Re," jawabnya singkat.

"Yaudah, Mas pergi dulu, ya... Ada yang udah ngomel, tuh! Assalamualaikum...." tukas Papa Reisya terkekeh sembari melirik kearah Reisya.

"Nah, itu tau. Alhamdulillah, kalo peka," ucap Reisya pelan.

"Dahh, Mamahh.... Assalamualaikum..." pamit Nendra dan Reisya pada mama-nya.

"Dahh... Waalaikumsalam....." balas Mama Reisya dengan teriak, karena mobil yang di kemudikan oleh Nendra sudah sampai di depan pagar ingin meninggalkan pekarangan rumah.








Yeayyy.... Alhamdulillah, bisa update cerita ini lagi!!!! Terimakasih, buat kalian semua yang udah baca cerita ini..!!!

Selamat Hari Raya Idul Fitri!!!!

Taqaballahu Minna Waminkum, Minal Aidin Walfaidzin. Mohon maaf lahir batin semuanya.

Maafin saya ya, kalau punya salah sama kalian semua yang disengaja ataupun tidak disengaja selama ini.

See you again, all!!!👋







SERO [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang