Happy Reading Guyss!!!
"Reii... dicaraiin tuh, di depan ada sahabat lo!" teriak Nendra dari luar rumah yang baru pulang kerja.
"Eh, iya Kak," kaget Reisya.
"Mau kemana emangnya?" tanya Nendra pada Reisya. "Kalo masuk itu salam dulu gitu, gak langsung main tanya aja kali, Kak," balas Reisya memutar kedua bola matanya.
Nendra menaikan satu alisnya. "Hm, iya.. lupa. Assalamualaikum... "
"Waalaikumsalam... Nah, gitu dong, Kak," kata Reisya seraya terkekeh.
Reisya menoleh ke arah tempat kakak-nya berdiri yang tidak terlalu jauh darinya. "Mau ke minimarket depan bentar, Kak. Kenapa? Mau nitip sesuatu gak lo, Kak?"
"Oh, gak pa-pa. Boleh, gue nitip beliin facewash yang kayak biasa ya, Dek."
"Oke, siap. Tapi, mana uangnya, Kak?" tanya Reisya dengan senyum menyebalkan dan sembari menaik-turunkan kedua alisnya pada kakak-nya, Nendra.
"Dasar lo, Dek. Nih, uangnya sekalian buat lo beli jajan disana, kurang baik apalagi coba gue sebagai Kakak, Dek," balas Nendra mendengkus keras. Ia tidak habis pikir bisa-bisanya dirinya mempunyai adik yang semenyebalkan seperti itu.
"Bomat. Iya deh, makasih Kak Nendra ganteng dan yang baik banget sama adeknya. Ya udah, Rei pergi dulu. Jangan kangen ya lo, Kak, dadahh," balas Reisya melambaikan tangannya ke arah Nendra, setelahnya ia lari keluar rumahnya untuk menemui sahabatnya yang sudah menunggunya dari tadi.
Nendra menggelengkan kepalanya melihat kelakukan adiknya itu, padahal dia sudah bukan anak kecil lagi. Tetapi tetap saja di matanya Reisya tetaplah adik kecilnya yang ia sayangi.
Ia menuju ke kamarnya untuk bersih-bersih dan beristirahat sejenak untuk menghilangkan rasa lelah di anggota badannya, agar segar kembali.
*******
"Halo, guyssss!!! Sorry, lama." Reisya menepuk pundak kedua sahabat saat sudah di depannya mereka.
"Hai, Kak," jawab Helda dan Ayu berbarengan. "Iya, emangnya lo tadi habis ngapain kok, rada lama, Kak?" tanya Helda penasaran.
"Lo berdua udah tau gimana Kak Nendra, lah. Seperti biasa dia jadi biangnya," ujar Reisya santai. Helda dan Ayu mengangguk mengerti.
Mereka bertiga berjalan kaki menuju ke minimarket depan komplek rumah, sembari mengobrol dalam berbagai hal untuk mencegah terjadinya keheningan diantara mereka.
"Oh iya, tadi pulang dari mana Lo, Kak? " tanya Helda pada Reisya.
"Oh, itu pulang dari sekolahan ngurusin yang buat persiapan latihan LSP," kata Reisya
"Makanya, tumben banget hari Sabtu lo pergi dari pagi kayak jam masuk sekolah biasanya. Oh iya, ini udah semester 2 aja ya, cepet banget deh," jelas Helda.
"Iya, bentar lagi gue udah mau naik kelas 12 aja dan lo berdua juga sama mau naik kelas 8, ya," sahut Reisya tersenyum dan di balas keduanya dengan anggukan kepala.
Tidak terasa mereka bertiga sudah sampai di depan minimarket. Namun, Reisya sedikit ragu untuk masuk ke dalam. Tapi untung saja kedua sahabatnya itu tidak melihat berubahan rawut wajahnya tadi.
Kedua sahabatnya itu belum tau untuk masalah ini, karena Reisya belum cerita ke mereka. Reisya menghela napasnya sejenak, setelah itu ia masuk ke dalam dengan posisinya di paling belakang kedua sahabatnya.
"Semoga aja itu cowok gak ada dan bukan shift-nya hari ini, aminn.." gumam Reisya pelan agar tidak terdengar oleh orang lain.
"Hm, gue mau ke tempat rak skincare dulu cari pesenannya Kak Nendra tadi," kata Reisya pada kedua sahabatnya itu.
"Oke, Kak," ujar Ayu singkat. "Kak Nendra emangnya suruh beliin skincare apaan, Kak?" tanya Helda keppo.
"Facewash doang, sih tadi dia nitipnya," jawabnya.
Helda membalasnya dengan hanya ber 'oh' ria saja.
Reisya sudah di depan rak tempat berbagi skincare. Ia sedang mencari facewash yang sering di pakai oleh kakak laki-lakinya itu. "Nah, ini dia.... akhirnya, nemu juga," ujarnya senang dengan senyuman yang tersungging di bibirnya.
"Kak, udah ketemu?" tanya Helda yang mengagetkan Reisya.
"Ya Allah.... Lo ngagetin aja, untung aja gue gak punya penyakit jantung," pekik Reisya sebal yang langsung di hadiahinya sebuah jitakan.
"Aduh! Sakit, gila lo ya, Kak!" maki Helda sembari mengelus kepalanya yang sakit.
"Ya, lagian lo duluan, sih! Pakai kagetin gue segala," ujar Reisya sarkastik pada Helda.
"Woy, udah apa udah.... Ribut aja kalian berdua," celetuk Ayu.
"Ya, maaf Kak Reis..." lirih Helda.
Reisya membalasnya dengan suara deheman singkat saja, ia masih kesal dengan Helda.
Setelahnya tidak ada percakapan lagi, mereka bertiga berpencar mencari barang yang ingin dibeli lagi masing-masing.
*******
Reisya jalan menuju ke tempat Ayu berada, di depan rak berbagai macam jenis merk snack ringan.
"Yu, lo udah? Atau ada yang masih mau lo beli lagi, Yu?" tanya Reisya sambil menepuk pelan pundak Ayu.
"Hm, gue udah sih, kalo lo sendiri, Kak?" jawabnya yang malah tanya balik pada Reisya.
"Gue juga udah, Yu. Yaudah, kuy kita ke si Helda," kata Reisya.
"Kuy, Kak." Reisya dan Ayu ke tempat Helda yang entah sedang berada di depan rak mana.
"Mana tuh, anak gak kelihatan, Kak?" bingung Ayu. Reisya mengangkat kedua bahunya. "Dari tadi kan, gue sama lo. Tanya ke gue, mana gue tau, lah," ucap Reisya.
"Iya, Kak iya..." balas Ayu sembari mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru minimarket itu. "Nah, itu si Helda! Kuy, Kak," kata Ayu memberi tahu pada Reisya menunjuk ke arah tempat Helda berada.
Reisya menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Reisya dan Ayu berjalan ke arah tempat Helda berada. "Gue, sama Kak Rei cariin juga dari tadi, gak taunya lo ada disini, " kata Ayu sebal. Dua detik kemudian, "Cari apaan dah, lo?" sambung Ayu.
Helda hanya terkekeh saja, sambil tangannya membentuk tanda peace ke arah Ayu dan Reisya. "Barangnya gak ada yang gue cari. Kalian udah?"
"Udah, Hel. Kalo lo udah kita langsung ke kasir aja, gabungin aja belanjaannya. Oh iya, sekalian uangnya juga sesuai total belanjaan masing-masing," putus Reisya.
"Oke, nanti keburu ngantri di kasirnya," kata Helda yang menyetujui ucapan Reisya begitu pun Ayu.
Mereka bertiga melangkahkan kakinya menuju ke kasir untuk membayar belanjaannya.
Malam Semuanya!!! Apa kabar semuanya???!!! Thanks and see you all!!! Bye!!!👋
