BAB 7

171 12 0
                                    

Semenjak telepon itu terputus, sedari itulah Elena menatap kesal ponselnya lalu mengacak segala macam barang yang ada didekatnya. Dia, hanya merasa terintimidasi. Dia gak bisa terus terusan dekat dengan Afif. Ini bencana.

Tok

Tok

Tok

Ketukan itu,  membuat Elena bergidik ngeri.

"Gue gak mau.  Please pergi dari gue." Lirihnya pelan sambil meredam suaranya.

Ketukan itu lama-lama semakin kuat. Elena makin mempererat pelukan dikakinya.  Tangisnya pun pecah, seketika.

"Elena!"

Fix,  itu Afif.  Dia tak bisa berpikir jernih sekarang.  Apa yang harus dilakukannya sekarang.

"El,  please.  Kalo lo belum tidur,  biar gue nemenin lo." Suaranya teramat lembut.  Tak seperti tadi, tampak gusar dan penuh emosi.

Elena membungkamkan mulutnya agar tak terdengar hingga keluar. Satu hal yang terlintas dipikirannya adalah untuk kembali ke Turki.

Sudah hampir satu jam,  Afif pergi.  Setelah hampir dua jam dia terus meronta minta masuk. Elena langsung membereskan pakaiannya didalam koper.  Mengambil penerbangan pagi adalah hal yang dipilihnya.

Tak sengaja,  Elena memijak ponselnya yang dia lemparkannya tadi.  Membuka look screennya dan melihat ada beberapa pesan masuk.

Afif
Bukain pintunya,  El

Afif
Lo tega biarin gue diluar?

Afif
Buka!!!

Afif
Jangan pernah nyoba buat kabur.  Karena keegoisan lo,  lo harus terima konsekuensi nya.

Deg

Kalimat yang barusan dibaca Elena membuatnya bergidik ngeri.  Ada banyak kemungkinan yang terlintas dipikirannya sekarang.

'Apa gue bakalan nyampe bandara dengan selamat,  sekarang?'

Diliriknya arloji kecil ditangannya.  Jam menunjukkan pukul 4 dini hari.  Bagaimana mungkin.  Dia harus bertahan untuk menunggu 4 jam lagi. 

"Gue harus cepat pergi dari sini.  Gue gak mau mati konyol gara-gara dia." Elena pun berjalan menuju keluar apartemennya dengan satu buah koper besar dan tas jinjingnya. Dia siap untuk kembali.

Sesampainya dirumah bercat biru muda itu,  Elena disambut dengan tatapan bingung oleh Sina, sepupunya.

"Lo ngapain?  Rapi bener?." tanyanya bingung.

"Gue mau pulang aja, gue gak nyaman disini." Jelas Elena.

"Hidup lo tuh disini,  El.  Gak nyaman gimana maksud lo?."

"Mending kita bicarain ini didalam. "

"Oh iya,  Oke.  Ayo masuk."

Lama mereka berdua berbincang,  sampai air mata Elena kini telah kering dipipinya.

"Lo udah pesen tiket?." tanya Sina.

"Udah,  Na."

"Gue mesti ikut sama lo,  ke Turki. Booking in gue tiket."

"Oke, sebentar."

*****
'Kesannya di part 7 ini gimana gengs?

Maafin ya, padahal janjinya bakal update tiap malam minggu, ya abisnya tugas numpuk, jadi gak kelar kelar plus otak lagi bumpet ngelanjutinnya.

Kuharap kalian suka yaa,
  happy satnight yg jomblo ataupun yang udah gak jomblo lagi hehe

Next chapter, insyaAllah bakalan ada CCA cast luar indonya yaa
Stay tune terus gaesss
Hppy reading!'

Lost Stars 2 : Heartbreak And MiseryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang