hay guys maaf ya lama hehe
cek typo ya
makasih selamat membaca😘😁
👇👇👇
Ya ampunn umaaakk itu si kangmas Dewa, mau taruh mana ini muka tapi ada gerangan apakah mereka datang?
Oke aku mengabaikan tampilan dapurku yang udah kayak kapal pecah dan pula mengabaikan mie rasa soto padang yang seger itu aihh jadi laper lagi oke itu gak penting sejarang yang penting mas Dewa, ada apa ya kemari?
"pantesan gendut kamu ndut makan mulu kerjaan kamu ndut" Daffa yang sendari tadi diam ngoceh juga tunggu bukankah kata kata dia itu pemborosan kata? oke lupakan
"ada apa mas kesini?" tanyaku selembut mungkin aduhh aku rasanya mau pingsan bertemu sedeket ini ahhh dia berasa ganteng banget banget dari banget bangetnya pokoknya
"nemenin...awww aissshh sadis kamu!" katanya sambil melompat lompat dan memegangi kakinya dan kalau boleh aku tebak si Daffa abis nginjek kakinya Dewa
aku meringis
"kamu kenapa injak kaki mas Dewa Fa?" tanyaku sambil menarik mas Dewa dan membawanya duduk disofa
"aku gak diajak?" oh tidak dia itu anak kecil apa gimana sih dia kan udah biasa keluar masuk kos aku tanpa ijin kok bisa bisanya dia bilang gitu kesleo kali ya
"sakit gak mas?" tanyaku sambil membenahi dudukku gugup sih aduhh bersebelahan gini sih duduknya
dia tersenyum oh jangan tersenyum mas aku bisa meleleh lalu dia menggelengkan kepalanya aihhhh dia manis sekali
"aku yang sakit ndut" ujar Daffa dari dapur sambil membawa buah apel satu hanya satu? wah ini anak bener bener
aku melongo
"sakit apaan?" tanyaku cengo
dia memukul dadanya ringan aku masih cengo
"ahh sudahlah yok pulang mas" katanya sambil menarik lengan Dewa dan membawanya kabur yakin aku masih gak mudeng alias gak paham apa maksudnya ya? dan aku baru sadar ketika raungan mobil itu menghilang diujung gang sana
"bahkan datang pun tak mengucap salam pergi apalagi aihhhh ganggu acara orang makan aja eh tapi ketemu mas Dewa gak papa lah tunggu tapi kok mas Dewa pendiem banget yak? aaahhh tambah manis kalo gitu mah bikin kesem sem aja sih" ocehan itu membuatku rasanya mau melayang membayangkannya
**&&**
Daffa P.O.V
"jadi gadis itu?" tanya mas Dewa sambil mengemudikan mobil
"iya gimana?" tanyaku
dia berfikir sejenak dia kalau untuk urusan wanita akan pilih pilih tentu saja pasti tapi entah untuk yang satu ini aku mengajukan dia
"not bad lah akan ku ajak makan malam nanti kamu hubungi dia ya"
aku mengangguk bukan mas Dewa gak bisa cari pacar namun, entah kenapa mas Dewa lebih memilih aku sebagai mak comblangnya oh bukan mak comblang tapi pak comblang aku kan laki ahhh mas Dewa itu sebenarnya punya segalanya aku juga punya segalanya elaahh pede sedikit gak papa lah ya haha.. benar tapi kami hanyalah anak yang beruntung karna dilahirkan dari rahim seorang istri pengusaha kaya dan yaaahh bisa ditebak mas Dewa akan mewarisi seluruh usaha rintisan papa dan aku memilih menyukai bidangku sendiri yaitu melukis
Walaupun kami anak orang kaya tapi kami tak pernah sombong atau memamerkan barang barang yang kami punya asal kalian tau mas Dewa juga awalnya karyawan dan atas hasil kerja kerasnya ia mampu membuat papa mengalihkan kepemilikan pada mas Dewa bukan aku tak mempunyai bagian dari perusahaan itu tapi aku hanya memasrahkan semuanya pada mas Dewa karna menurutku bisnis itu rumit
ya gak?
iya kan?
harus iya
pokoknya
"Fa" panggil mas Dewa
"hmm" jawabku tanpa menoleh padanya
"kamu kenapa gak cari pendamping juga?" tanyanya lagi
"bukan gak cari mas! tapi lagi usaha ini" jawabku masih fokus dengan ponselku
"ohyaa? seperti apakah adik iparku kelak ya" entah itu jawaban atau sindiran atau apalah yang penting setelahnya ia kembali kekantor dan aku mengambil alih kemudi dan melesat meninggalkan gedung pencakar langit itu dengan kecepatan rata rata
oh oke lah aku tau apa yang bikin kalian penasaran sampai aku mengajak abangku kerumah ndutkan? entah aku juga gak tau sebenarnya tadikan kami makan bareng sehabis nge-gym dan.. hmm oke insiden itu gak usah diingat ingat
setelah kami pisah oke aku bahkan tak mengantar dia sampai kekosnya dan aku pun merasa agak gak enak gitu, kan gak baik laki laki ninggalin cewek naik angkot badan gede gitu akh khawatir aku oh oke jangan berfikiran yang iya iya aku hanya menjelaskan saja loh lalu aku kekantor abangku dan disambut meriah olehnya tanpa sadar aku malah menariknya paksa dan mengajaknya bolos beberapa menit dari kerjaannya
apa dia gak marah? tentu dia marah tapi apasih yang gak buat adik tercintanya ini
haha
oke aku berhasil dan meluncur kekosnya tanpa ia tau tapi aku lega tunggu lega ah iya lega akhirnya gendutku udah sampai rumah bahkan ia tengah makan mie porsi jumbo ya ampun anak itu kapan sih mau kurus kalau makannya aja sedubrek gitu ampunnn nyerah aku mau bantu ngurusin badan dia ahhh
"Daffaaaaaaaaa" suara cempreng Cita membangunkanku dari lamunan panjangku
aku meringis sambil mengusap usap telingaku kurasa setelah ini aku akan kedokter guna memeriksa telingaku apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak
"apaan sih ndut? gak usah teriak juga kali aku bisa dengar" kataku sambil memakan coklat dari tangan Cita
Cita hanya melongo sekarang aku berada dikafe si Cita dia teman kuliah seni aku dan dia dipaksa oleh sang Ayahnya untuk mewarisi kafe beliau
aku sering kesini aku dan Cita punya hobby yang sama yaitu melukis
"wooaaaaaa kamu itu sekarang benar benar berubah Fa mulai dari jarang kemari trus gak ada kabar menghilang dan tiba tiba muncul kayak jalangkung trus sekarang kamu suka makan coklat dan itu pun merebutnya dari aku lalu iniii kamu ngatain aku ndut? waaaahhh kamu bener bener dah" ucapnya panjang lebar sampe membuatku melongo dan aku hanya senyum
"ah kamu bisa aja ndut" ucapku tanpa sadar
"lagi?"
aku melotot pantas saja Cita marah ternyata... oh tuhaaannnnn... sadarkan aku.....................
akhirnya up juga
makasih ya yang udah nunggu
kak KiemElin buat jhon juga makasih yaaa udah setia nunggu
salam manis
iffah
KAMU SEDANG MEMBACA
J.c.o (On Going)
RomansWARNINGG⛔21+++++++++++++++++++++++++++++++++++++ nemunya badan super 21++ eaaakkk enjoy guys Sudah direfisi awal , bahasa lebih tertata dan lebih agak mulus , catat!! AGAK MULUS oke hihi mati matian untuk olah raga dan pemberhentian pengonsumsi Je...