Setelah kejadian itu, aku hanya murung dikamar kost, makanpun gak selera, dan baru kali ini aku mengalaminya, padahal ada semur jengkol pemberian Nadin tadi pagi, aku hanya nganggurin gitu aja.
Ayolah Chaa,, ini hanya masalah kecil, toh ini hanya masalah Dewa memilih cewek barbie itu kan? Wajar dong,, dia milih cewek barbie itu, kan sepadan.
"huft...." lagi lagi aku menghembuskan nafas untuk yang kesekian kalinya , dan entah untuk beberapa kali, dan kenapa malah membahas hembusan nafas coba?
"Ichaaaaaa....." tiba tiba ada yang berteriak keras, dan menerobos masuk kos kosanku"Nduuuuuuuutttt.." dan aku tau siapa yang bikin keributan ini,
Daffa dan Nadin duduk dengan tidak sopannnya didepanku, tanpa kupersilahkan okee,, ini emang gak berlaku banget bagi mereka, haiisshhhhh,, dan mereka pikir ini hutan kali ya,, seenaknya saja nyelonong masuk, teriak teriak, dan mereka cocok sekali, kenapa gak kujodohkan saja ya?
"heeeehhh.. Mikirin apa? Kita kesini gak mau liat kamu merenung lah, melamun lah, eh tunggu, ini nggak kamu makan?"tanyanya penuh keheranan
"hufftt..." lagi lagi aku hanya bisa menghembuskan nafas tak beraturan, kayak ada beban yang masih menumpuk, iya bebanku memang menumpuk, cucian baju, cucian piring ahhh seabrek lah,, aku malas bebenah untuk hari ini, its okee bukan hari ini saja, melainkan tiga hari setelah kejadian malam itu,
"oke aku nyerah, kalian mau apa kesini?" tanyaku sambil membenahi dudukku
"ayo karaoke"
Nadin mengangguk semangat dan itu tadi yang mengusulkan Daffa, aku menyerngit lalu menggeleng keras
"nggak" sahutku sambil kembali menarik selimut. Namun salah bukan Daffa namanya kalau nggak berhasil menyeretku keluar kost dan menyanyi nggak jelas.
Dengan berbagai cara, apapun mereka lakukan untuk mengusik tidur hibernasiku dan jadilah aku disini untuk berteriak teriak nggak jelas, melampiaskan keenggak baikan hati, patah hati, kurasa in adalah patah hati terhebat aku.
***&&***
"Pernah sakit tapi tak pernah sesakit ini ,,,
karena pernah cinta tapi tak pernah sedalam ini,,,,,
Aku ingin semua cintamu hanya untukku
Memang 'ku tak rela kau bagi untuk hati yang lain hooooouooo...."Itu nyanyian terbagus aku, tapi kurasa tidak, aku melihat Nadin dan Daffa menutup telinga mereka, mungkin kalau dikomik komik gitu pasti muka mereka berubah warna ijo.
"Cha,, udahan yuk laper" Nadin yang membahasakan dirinya lapar sambil mengusap usap perutnya yang rata, oh ya aku iri banget sama perutnya loh, oke lupakan.
Daffa menyetujuinya sambil mengangguk angguk dan mengelus elus perutnya yang ber pack pack itu, aku curiga deh, pasti mereka jodoh, samaan gitu.
"entaran napa?" tolakku, masih enggan melepaskan mikrofon emas sebagai penyalur bakat terpendamku ini. Oke abaikan
Mereka melongo, apaan sih,
"udah 3 jam Cha, lu bilang entaran?" Nadin mulai sebel kalau pakai gua elo, ahhh gini amat sihTernyata Daffa juga menyetujui argumen Nadin, ahh terpaksa aku melepaskan mikrofon kesayangan dadakanku itu,
"udah legaan kan ndut?"tanya Daffa dengan mimik memastikan,
Aku mengangguk pasti
"aku kan lagi menyalurkan bakat terpendamku Fa, jahad nya kamu malah memisahkan kitaa" kataku melankolis, oke ini hiperbola, tapi memang iya kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
J.c.o (On Going)
RomanceWARNINGG⛔21+++++++++++++++++++++++++++++++++++++ nemunya badan super 21++ eaaakkk enjoy guys Sudah direfisi awal , bahasa lebih tertata dan lebih agak mulus , catat!! AGAK MULUS oke hihi mati matian untuk olah raga dan pemberhentian pengonsumsi Je...