Hay, aku mau sapa sapa bentar nih ohya maaf ya kalau di hampir akhir cerita ini kalian merasa gendre ceritanya berubah, soal udah lama banget cerita ini nggak aku garap hehe maklum jadi anak sibuk dadakan hihihi...Aduh malah banyak banyak cuap cuap sih hehhe okee langsung aja ya guys,,,,
Happy reding
***&&&***
Mata cantikku terbuka lebar oke ini nggak selebar yang diperkirakan, ruangan beruansa putih yang mendominasi pandanganku, dan ada satu selang infus menancap di tangan kananku dan, ada Nadin disampingku, dia tertidur cantik dia terlihat lelah bahkan dia tertidurpun terlihat cantik aku iri, tapi tak pernah dan tak akan pernah menyakitinya, itu saja. Haaahh sampai tidak sadar sudah berapa hari aku disini, tunggu, sepertinya ada orang di sofa, yaaa Daffa tergeletak capek disana aahhh mereka sosweet sekali dimana ada Nadin disitu pasti ada Daffa, ahh seandainya mereka benar benar jadian aku benar benar merestui mereka walaupun pada kenyataannya aku mencintai Daffa, yaaa aku mencintai laki laki yang mencintai orang lain,, lagi.
Tunggu, Daffa bangun dan aku langsung pura pura belum sadar, dia berjalan mendekat kearahku, mungkin dia akan membangunkan Nadin, tapi tunggu dia mengarah disamping , bangun sayang, ada yang harus kamu tau," bisiknya ditelingaku
Hatiku bergetar hebat apakah aku mimpi ya Allah, tolong sadarkan hambamu ini ya Allah. Sebisa mungkin aku menyembunyikan getaranku yang selalu tak ingat kondisi ini, dan benar benar gagal, air mata haruku pecah, Daffa masih membelai wajahku lembut, aku nggak sanggup akhirnya kubuka mataku dan melihat raut terkejutnya Daffa, aku masih menangis, dan Daffa memangunkan Nadin dan sibuk memencet tombol untuk memanggil dokter.
Dokterpun datang bersama seorang suster kemudian memeriksa keadaanku, setelah beberapa saat kemudian berbincang dengan Daffa dan Nadin"perutnya sudah membaik mas, luka di dinding lambungnya memang belom sepenuhnya membaik, tapi untuk hari ini mbak Icha sudah bisa dibawa pulang," terang dokter berkacamata itu, membuat Nadin dan Daffa bernafas lega, aku tersenyum lemah,
Mereka datang mendatangi ranjangku,
"maksudmu tadi apa Daff,,?" tanyaku langsung
Daffa menggaruk belakang kepalannya ynag kurasa nggak gatal
"yang mana yaa hehehe"
Aku menghela nafas, ternyata aku mimpi, yaa, mungkin Daffa tak mau mengakui, rasa sesak sih mendominasi dadaku
"haaahh oke lupakan saja," ujarku " Ndin , pulang yuk , antar aku pulang ya,"lanjutku seakan baru mengenal Nadin, Daffa hanya diam Nadin megangguk dan buru buru membantuku berdiri seakan mengerti situasi ini, sekali lagi Daffa hanya diam bahkan ia tak melakukan apapun, aku menahan sesak didadaku yang semakin menjadi yah walaupun aku agak geer tapi kurasa Daffa memang tak ingin menjelaskan maupun memperjuangkan yaahh sejak kapan aku sensitif begini aarhh . Nadin hanya memapahku namun aku tetap berusaha berdiri dan jalan sekuat tenaga yang aku punya,Bahkan ketika aku menjauh dari ruangan itu pun Daffa sama sekali tak mengambil langkah apa apa, jujur aku kecewa, berarti tadi hanya imajinasiku yang terlalu tinggi, aku ingin tertawa tapi tidak etis, akhirnya kami pun meninggalkan rumah sakit tanpa Daffa.
***&&&***
"Ndin,"
"hmm" jawabnya singkat, ia meletakkan beberapa obat dan air putih yang harus ku konsumsi tunggu, bahkan kost ku sudah rapi , aku bertanya tanya siapa yang memebereskan semua ini,
KAMU SEDANG MEMBACA
J.c.o (On Going)
Storie d'amoreWARNINGG⛔21+++++++++++++++++++++++++++++++++++++ nemunya badan super 21++ eaaakkk enjoy guys Sudah direfisi awal , bahasa lebih tertata dan lebih agak mulus , catat!! AGAK MULUS oke hihi mati matian untuk olah raga dan pemberhentian pengonsumsi Je...