28th (You Know I Tried)

11.5K 1K 136
                                    

PRANGGG!!!!

Jennie sama sekali tidak peduli dengan pecahan gelas kaca yang berserakan di lantai. Jemarinya kembali mengambil botol wine yang berisi salah satu jenis wine favoritnya, Cabernet Franc dan meneguk isinya langsung dari mulut botol tersebut.

Kedua mata kucingnya tampak sembab. Mascaranya luntur akibat air mata yang tak hentinya mengalir menuruni kedua pipi tembamnya. Meski begitu, Jennie sama sekali tidak peduli dengan kondisinya saat ini.

Jennie sudah kepalang hancur. Rasa percaya yang ia bangun secara perlahan, kini runtuh begitu saja menjadi kepingan tak berarti. Luka yang baru saja ditorehkan di ulu hatinya, ia yakini akan membekas tanpa pernah hilang sedikit pun.

Sakit. Entah mengapa ia merasa begitu perih di sekujur tubuhnya kala kedua mata kucingnya menangkap pemandangan yang bagaikan sebuah pukulan telak bagi dirinya.

Benci. Ia tidak mengerti mengapa meski pun dirinya membenci sosok tersebut, tetap saja ia merindukan kehadirannya. Tetap saja ia membutuhkan bahu sosok tersebut sebagai tempatnya bersandar.

Jennie tidak mengerti mengapa ia yang biasanya kuat, sekarang menjadi serapuh ini. Ia bahkan tidak ada bedanya dengan pecahan gelas kaca yang baru saja ia lempar dan benturkan kuat-kuat ke dinding apartemennya.

Saat ini, ia sedang sendirian di apartemennya. Suasana apartemennya yang sepi, membuatnya semakin terlarut dalam kesedihan yang sedang ia rasakan.

Well, bagaimana dirinya dapat tetap tersenyum jika ia baru saja mendapati sebuah kabar yang tidak mengenakan? Bahkan, Jennie sengaja mematikan ponselnya, menghindari panggilan dan pesan yang pasti berasal dari teman-temannya yang khawatir dengan kondisi dirinya.

Jennie mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. Dadanya naik turun karena napasnya yang menderu. Ia ingin sekali berteriak, namun ia tidak bisa melakukannya karena hal tersebut dapat menarik perhatian tetangganya.

Pada akhirnya, ia harus menyimpan rasa sakit hatinya sendirian. Pada akhirnya, ia tidak bisa bergantung pada siapa pun dan merepotkan teman-temannya hanya karena masalah pribadinya.

Namun, bagaimana caranya agar dirinya dapat tetap tegar ketika ia mendapati pemuda yang sudah mulai berhasil membuka pintu hatinya, bercumbu dengan gadis lain? Terlebih lagi, Jennie mengetahui hal tersebut melalui media online, bukannya melalui pemuda itu sendiri.

Demi Tuhan, peristiwa yang sedang terjadi saat ini benar-benar membuat Jennie terlihat seperti seekor kerbau dungu yang percaya begitu saja dengan kalimat-kalimat yang luar biasa manis yang dilontarkan oleh pemuda tersebut.

Ya. Jennie tidak tahu dosa besar macam apa yang telah ia perbuat di masa lalu sehingga dirinya pantas menerima petaka seperti ini.

Jennie tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan melihat foto Taehyung yang sedang berciuman dengan gadis lain di sebuah jalanan sepi. Jennie tidak pernah menyangka bahwa bibir yang biasa mengecup bibir ranumnya, lengan yang biasa memeluk pinggangnya ternyata juga melakukan hal yang sama terhadap gadis lain.

Apakah selama ini Taehyung sudah berselingkuh di belakangnya? Tapi, kenapa? Apa yang salah dari hubungan mereka? Bukankah selama ini kehidupan rumah tangga mereka berjalan secara baik-baik saja?

Kemudian, siapa gadis yang berhasil mengambil alih atensi Taehyung dan membuat pemuda itu melupakan Jennie untuk sesaat? Siapa gadis yang sudah berhasil mengalahkan Jennie, merebut Taehyung dari Jennie, serta membuat Taehyung mengkhianati kepercayaan istrinya sendiri?

Jennie pertama kali mengetahui hal tersebut ketika dirinya sedang dalam perjalanan hendak pergi menemui Taehyung yang pada saat itu sedang berada di dorm BTS. Akan tetapi, ketika dirinya asik mengutak-atik ponselnya, ia menemukan sebuah artikel baru mengenai Taehyung.

I Married An Idol (Taennie, DITERBITKAN DALAM BENTUK E-BOOK) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang