Sense

532 111 17
                                    

Of music and me

By

Fallforhoon

Disclaimer :

Semua karakter tokoh, kata-kata, dan perilaku tokoh di dalam FF tidak bermaksud menjelek-jelekkan tokoh dari segi manapun. FF ini murni dari pemikiran otak saya. Jadi, jika ada kesamaan mungkin hanya sebuah kebetulan^^

Warning:

Kind of weird , Typo(s), BoyxBoy.

It's Jicheol!

Don't Like! Don't Read!

Don't be a Basher!

HAPPY READING!^^



















Jihoon datang lebih awal dari biasanya. Ia meminta supirnya mengantarnya pukul 3. Selepas ia kuliah, tanpa mandi dan berganti baju, ia langsung melenggang kemari.

"Ada acara disana, tuan?" Salah satu maidnya bertanya.

"Tidak," Jihoon menggeleng pelan. "Hanya ingin berlatih sendiri,"

"Akan kami jemput pukul 4, kalau begitu?"

"Um," Jihoon mengerutkan alisnya, tampak berpikir. "Malam, mungkin?"

"Malam? Tuan lee tidak akan suka jika mengetahui anda pulang—"

"Apa ayah akan marah saat ia tahu aku pulang malam karena berlatih untuk lomba pada festival bulan depan?"

"Kurasa tidak, tuan." Maid nya mengangguk pelan. "Aku akan berjaga diluar, kalau begitu,"

"Hmm, arraseo," Jihoon hanya mengangguk pelan. Ia yang pernah merasa terganggu jika diikuti kemanapun oleh maidnya sudah mulai terbiasa dengan itu. Ia mengerti orang tuanya hanya ingin ia aman. Terlebih dengan kekurangannya dalam hal pengelihatan.

Jihoon hafal rute dari rumah ke BOC. Ia sudah melakukan perjalanan ini ribuan kali. Ia hafal kapan ia berbelok, dimana ia berbelok, berapa jaraknya, dan lain lain. Jadi saat ia merasakan mobilnya memasuki BOC, ia tidak tahu kenapa senyumnya mengembang.

Ini area tiket, pikirnya.

"Apa— Apa ada seseorang disana?" Ia bertanya pada maidnya.

"Tidak ada siapapun, tuan. Mesin tiketnya otomatis jadi—"

"Apa? Otomatis?" Jihoon mengerutkan alisnya. Ia tidak sadar saat nada suaranya naik. "Mereka menggantinya?"

"Mesin tiket masuk memang sejak dulu otomatis, tuan. Kecuali saat keluar, saat kita membayar."

"O-Oh, benar," Jihoon menggigit bibir bawahnya, merutuki dirinya yang bodoh untuk bertanya seperti itu.

Mereka kemudian berhenti di pintu utama. Maidnya membukakan pintu dan menuntunnya keluar. Jihoon sempat berbalik badan sebelum ia masuk ke gedung. Meskipun ia tahu ia tidak dapat melihat apapun dengan cara itu, tapi ia berharap seseorang dapat melihatnya.

"Sebelah sini, tuan," Maid nya mulai menuntunnya. Ia kemudian berjalan kearah lift, yang membawanya ke lantai tiga.

"Kalian bisa pergi," Jihoon berucap begitu ia melangkah keluar dari lift.

"Tapi tuan—"

"Aku menghafal letak ruangan pianoku sendiri, jangan khawatir. Aku hanya— um, sedang ingin fokus latihan." Jihoon mengedikkan bahunya asal. Tanpa menunggu jawaban, ia kemudian meraba dinding di sebelahnya, berjalan perlahan ke ruang yang sudah sangat ia hafal.

[➖] Of Music And Me ; JicheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang