Hari ini Desta sudah berjanji akan membawa Ara ke lokasi pemotretan. Paman Desta sudah setuju untuk memilih Ara sebagai model karena paman Desta saat itu yang menjemput Desta di sekolah. Sekalian melihat teman Desta yaitu Ara.
Lokasinya tidak jauh dari sekolah. Disana banyak model yang sedang di make up.
Ara jadi sedikit minder dengan beberapa model cantik. Model itu cantik, tubuhnya ideal, dan kulitnya terawat. Penampilan fisik yang sempurna. Sedangkan Ara, rasanya lebih cocok melakukan perkerjaan rumah tangga saja, pikirnya."Desta, mana model yang mau dirias?" Tanya salah satu penata rias.
"Oh ini" ucap Desta sambil menoleh ke arah Ara. Ara hanya memberikan senyum. Dan senyumnya semakin memudar ketika penata rias itu melihatnya dari atas sampai bawah. "Kalau ini sih alami aja cantik, tapi ya perlu di kinclongin dikit" ucap penata rias itu sambil tersenyum. Ara tersipu malu saat dikatakan cantik oleh penata rias itu.
Lalu Ara masuk ke ruang make up dan disana sangat terang. Banyak peralatan Rias dan baju-baju yang bagus bagi Ara.
Dan saat Ara diarahkan ke salah satu meja rias, Ara melihat baju dress yang cantik. Dress itu terlihat sangat elegant bagi Ara. Apakah ia harus memakai pakaian itu? Ara menebak harganya pasti kisaran puluhan juta. Dan seumur hidupnya ia belum pernah memakai dress sebagus ini.
"Kamu Ara ya?" Tanya penata rias.
"Iya, nama mbak siapa?"
"Jangan panggil saya mbak ah, panggil aja Linda" ucap penata rias yang bernama Linda itu sambil tertawa kecil. Dan disambut senyum manis dari Ara. Ternyata penara rias itu sangat ramah dan hangat. Ara jadi nyaman mengobrol dengannya
Akhirnya setelah selesai berkutat dengan make up dan dress, kini Ara sudah selesai dirias. Untuk menghemat waktu, Ara segera keluar dari ruangan itu. Dan saat keluar, banyak tatapan kagum menatapnya. Tapi Ara yang belum pernah dilihat seperti itu jadi malu sendiri.
"Ra, ini lo?" Tanya Desta meyakinkan. Desta tidak pernah menyangka bahwa Ara akan berubah seperti ini. Ara sangat cantik ternyata. Tapi dia menyembunyikan kecantikannya dibalik pakaian lusuh dan aroma bahan masakan dapur. Luar biasa cantik. Dengan rambut yang digulung ke atas dan menyisakan beberapa helai rambut untuk meninggalkan kesan natural,
High heels berwarna senada dengan warna dress Ara, make up yang natural dan tentunya Aroma tubuh Ara yang tidak lagi berbau dapur, melainkan aroma bunga mawar yang menyegarkan."Lo cantik banget Ra" ucap Desta kagum. Ara tersipu malu.
"Eh yuk Ra, udah dipanggil tuh" ajak Desta ke tempat pemotretan. Disana Ara mulai berpose sesuai keinginan fotografer. Banyak pose yang diperagakan Ara, mulai dari duduk hingga berdiri. Desta sampai tak berkedip dibuatnya.
"Jangan khilaf Des, dia sahabat lo. Jangan khilaf.. jangan khilaf.." ucap Desta menenangkan dirinya yang tidak bisa berhenti menatap Ara. Khilaf yang dimaksud Desta adalah ia takut suka kepada Ara.
"Ok" ucap fotografer sambil mengacungkan jempolnya ke arah Ara.
Dan Ara diijinkan untuk beristirahat 15 menit. Dan akan melanjutkannya nanti.Ara tidak mengerti kenapa ia bisa berpose setenang dan selancar itu? Padahal rasanya inilah ia pertama kali di foto didepan kamera. Tapi ini sangat aneh, Ara berpose tanpa gugup seakan-akan ia pernah melakukannya, juga bagaimana bisa Ara berjalan dengan lancar saat menggunakan sepatu hak tinggi itu? Ia tidak pernah seumur hidupnya menggunakan sepatu hak tinggi dan inilah yang pertama kali. Dan pikiran Ara buyar karena suara seseorang.
"Kamu Ara ya?," tanya salah satu fotografer.
"Iya pak, ada apa?" Tanya Ara.
"nanti kamu bakalan pemotretan sama cowok. Ini udah ketentuan produser, tapi kalau kamu nggak mau kamu bisa menolak, dan terpaksa gaji kamu cuma setengah."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARASKA
Teen FictionMungkin banyak kisah yang menceritakan bahwa ibu tiri sering berperilaku tidak adil atau bertindak keras kepada anak tirinya. Namun bagaimana jika hal itu dilakukan oleh seorang ibu kandung? Tak banyak orang yang tau bahwa dibalik sikap ramah dan s...