Aku sedang membereskan tokoku. Ya, tentu saja aku memutuskan sesegera mungkin menjauh dari tempat itu. Kau tahu apa yang dia lakukan? Ia hanya menatapku, terus menerus. Dan bahkan semakin tajam. Jujur, aku salah tingkah dibuatnya. Jadi, secepat mungkin aku memutuskan untuk menghindari tatapannya.
Ia kembali
Niall Horan.
Argh, aku kembali merasa pusing jika mengingat namanya. Aku kembali melanjutkan pekerjaanku sampai aku mendengar suara bel pintu berbunyi. Jika aku hebat, tebakanku kali ini pasti benar.
Aku tidak memperdulikan siapapun yang masuk kedalam tokoku. Karna aku yakin dia bukanlah pelanggan ku. Aku sudah memasang tanda toko tutup. Jadi, itu pasti dia.
Ia tetap diam, namun aku yakin perlahan dia berjalan mendekatiku. Akupun tetap diam, walau sebenarnya semua orang tahu aku sedang keringat dingin. Astaga, entah kenapa aku gugup.
“Hey, Vally”
Astaga, panggilan itu. Aku baru ingat bahwa dialah satu-satunya manusia didunia ini yang hanya dan boleh memanggilku seperti itu. Aku masih takut untuk berbalik badan, aku merasa seluruh tubuhku gemetaran.
Aku merasa ia menghembuskan nafas pelan. “I’m sorry. For all this three years”
Aku masih bertahan dengan posisiku. Tapi, yang kurasakan adalah ia yang mendekatiku. Hingga aku merasa sepasangan tangan memegang bahuku, dan berusaha untuk membalikkan badanku. Aku. Dengan seluruh ketakutan yang ada. Mengikuti gerakan yang ia lakukan.
“Look at my eyes” ucapnya pelan. “please”
Aku mulai menaikkan kepalaku, dan langsung tertangkap oleh mata birunya itu. Astaga, aku tidak pernah bisa lepas dari mata itu. “Vally, I’m sorry.”
Aku mencoba untuk menggerakan lidahku. “Where have you been?” tanyaku.
“Nowhere” jawabnya, namun ia tidak merubah posisi kami.
Aku kembali bertanya padanya “Why you leaving me?” sepertinya aku merasakan panas dimataku.
“It’s for you, Vally” tatapannya mulai melembut, genggamannya dibahuku mulai melemah. Dan aku, mencoba untuk menggeserkan tangannya agar sepenuhnya lepas dari bahuku.
“You don’t understand me” dan setelah aku menyelesaikan kata-kata itu. Aku, mulai untuk berjalan menjauhinya dan pergi kerumah ku. Namun, sebelum aku terlalu jauh, aku masih mendengar ia berkata “I’m Sorry”
* * *
Jackie’s POV
Aku sedang berada ditokoku sekarang. Entah kenapa, aku merasa tidak ingin meninggalkan toko ini sedetikpun. Oh, come on! They’re one direction! Mereka sedang duduk disalah satu meja sambil memakan kebab kami. Sebenarnya, aku juga ikutan duduk didekat mereka. Haha, you only lived once guys!
“Jadi, kau yang bernama Jacquelyn?” tanya Liam padaku. Aku hanya bisa tersenyum manis padanya, aku harus terlihat cantik, seksi, dan hot didepan mereka. “Nice name” jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Had * n.h // h.s
FanfictionThrough the good times and the bad I know now and I just can't forget You're the best I never had