Valerie’s POV
Kurasa, hari ini cukup menguntungkan bagiku. Aku cukup sibuk untuk selalu berada di tokoku. Bahkan Jackie tidak kuperbolehkan untuk pergi dari tempatku. Haha, biarkan saja. Aku hanya ingin ada orang yang menemaniku. Aku belum siap untuk menghadapinya sendirian, kau tahu?!
“Valerie, kumohon lepaskanlah aku.” Pinta Jackie.
“tidak Jackie, kau akan terus berada disini hingga tokoku sepi” jawabku sambil sedikit tersenyum sinis. Ia hanya cemberut, aku tidak perduli.
“Aku tidak akan kemana-mana Vale, aku hanya kesebelah.” Protesnya.
“Lalu, bagaimana jika ada seseorang yang tak kukenali datang merampok? Kau mau membiarkanku sendiri?” jawabku asal. Meski aku tau toko ini tidak akan pernah didatangi perampok. Memangnya apa yang ingin mereka ambil dariku? Uang? Enak saja.
“Aku tahu maksudmu itu adalah ‘bagaimana jika Niall tiba-tiba datang kemari dan aku tidak ada’. Kau takut pada hal itu Vale, aku tau” tembaknya. Akhirnya ia mengerti juga, aku hanya memutar bola mataku.
“kau tetap disini” ucapku dingin, ia hanya menaikan bahu dan melayani pembeli yang lain.
* * *
“jadi, apa aku boleh ketokoku?” tanya Jackie tiba-tiba. Ia mengeluarkan wajah imutnya. Orang lain akan melihatnya sebagai wajah imut. Bagiku? Aku sudah bosan.
“terserah kau Jackie. Yang pasti, aku tidak ingin pergi kesana” ujarku lalu meminum air putih di gelasku.
“Ayolah, apa yang ingin kau lakukan disini? Tidak ada hal yang menarik sama sekali. Lebih baik kau disana, kau bisa bekerja sambil melihat pemandangan indah!” ucap Jackie dengan semangat.
Aku tahu ‘pemandangan indah’ yang ia maksud itu adalah melihat 5 artis idolanya itu-yang juga idolaku- Oh, maksudku 4. Niall tentu tidak termasuk hitungan mengingat kami mengenalnya selama 14 tahun.
Oh dan ini yang kumaksud. Alasan aku agak ragu untuk mengidolakan One Direction. Aku menyukai Zayn, Harry, Louis dan Liam. Tapi, aku mengenal Niall dan aku masih belum terima bahwa Niall pergi dari Irlandia tanpa memberitahuku.
Intinya, aku sakit hati
Kalian fikir, sahabatmu pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal dan tidak pernah mengubungimu lagi? Apakah kau sakit hati? Kau akan kubunuh jika menjawab tidak.
“Aku tetap tidak akan pergi” aku kembali mengucapkannya dengan sedikit penekanan.
“Huh, kau tahu. Kita berdua ini sangat keras kepala” ujar Jackie padaku sambil menghela nafas berat.
“ya aku tahu. Terkadang aku bingung kenapa kita bisa bersahabat” ujarku juga pada Jackie.
Kami ini aneh, kau tahu?
“Mungkin kami yang lebih tepatnya mengucapkan hal itu”
Seseorang memotong percakapan kami, aku kira tidak ada orang di tokoku selain kami-Aku dan Jackie maksudnya-. Dan saat aku menoleh, itu suara Harry, juga Liam yang berada disebelahnya.
“Oh, hi Harry” sapaku. “you too, Liam”
“Hi, Valerie” ucap mereka bersamaan.
“Kau bisa dengan hanya Vale” saranku, mereka tersenyum.
“Jadi, apakah kalian akan menjawab pertanyaanku tadi?” Harry bertanya pada kami.
Aku hanya diam, melihat kearah Jackie. Ia hanya menaikan bahu. Akhir-akhir ini dia senang menaikkan bahunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Never Had * n.h // h.s
FanfictionThrough the good times and the bad I know now and I just can't forget You're the best I never had