Kepindahan

403 18 1
                                    

Sheilla tersenyum puas setelah membaca  pesan dari sosia medianya, semua sesuai rencananya.

[Sheila, kau bisa tinggal di rumahku, dan oh iya, mama juga akan mencarikan peran untukmu]

Dibalasnya segera pesan itu

[Terima kasih Risa, kamu memang teman yang sangat baik]

Kemudian dia menulis pesan ke sebuah akun yang lain

[Ger, rencana kita sukses, thanks ya]

Wajahnya menyiratkan rasa senang yang sangat.

----- $$$$$ -------

Sheila mengetuk rumah besar bergaya modern minimalis itu, agak aneh sebenarnya, rumah itu besar tapi minimalis.

Tapi penataanya sangat cantik dan sederhana, walau tetap tekesan selera yang mahal.

Seorang perempuan cantik berumur 50an membuka pintu rumah.

"Ini Sheila ya? Ayo masuk, tante dan Risa sudah menunggu" Perempuan itu memasuki rumah diikuti Sheila.

Mereka duduk di ruang keluarga yang pemandangannya langsung ke kolam renang dibelakang.

Risa terlihat sedang naik dari kolam, setelah memakai handuk dia bergabung.

"Hai Sheila"

Sheila tersenyum menyambut sapaan Risa.

"Risa rutin berenang untuk menjaga penampilannya, dia mudah sekali naik berat badannya" kata mama menjelaskan.

Risa hanya diam, selain dia mudah sekali menjadi gemuk, dia juga tidak bisa menahan kenginannya ngemil dan makan walau mama selalu mengingatkan.

Air mukanya berubah, Sheila mengamati, menebak - nebak yag tengah dipikirkan Risa.

"Ris, Sheila mau tidur dikamar mana? Tolong kamu aja yang atur ya, soal peran sudah mama usahakan" Risa mengangguk

"Ayo" ajak Risa, Sheila mengikuti Risa ke lantai atas, menuju kamar yang disediakan untuknya.

"Kamarku disebelah kamarmu, menghadap kolam renang, kamu pasti suka" Risa membuka sebuah pintu kamar, Sheila ikut masuk, kamat yang terbilang luas.

Ada kamar mandi di dalam dengan bath up, dia masih bisa memanjakan tubuhnya untuk berendam dengan garam rempah yang wangi.

Ada balkon yang menghadap ke kolam renang, semua ini lebih dari harapannya.

"Kau menyukainya?" Sheilla mengangguk tersenyum menjawab pertanyaan Risa.

"Terima kasih sekali Ris, ini luar biasa"

"Maaf, sebenarnya aku ingin mengajak sekamar, tapi aku lebih suka tidur sendiri, kupikir kaupun demikian"

"Ini saja sudah luas biasa, thanks"
"Aku keluar dulu ya, mama menyuruhku work out" Risa keluar dari kamar.

Dia bahagia Sheila menyukai nya.
----- $$$$$ -----

Sabtu yang dinantikan pun tiba, Risa mematutkan diri di kaca, wajahnya yang sendu dengan pipi chubbynya membuatnya terlihat lebih muda dan menggemaskan.

Mama selalu menyarankan memakai baju yang sedikit ketat, tapi Risa merasa risih, merasa lengket.

Hari ini dia mengenakan baju terbaiknya, sebuah dress cantik yang anggun sedikit longgar dan menutupi kakinya yang jenjang.

[Hallo. Aku sudah onthe way, kita ketemu di cafe dekat sekolah ya]

Sebuah pesan masuk, sekilas membacanya dan memasukan gawai di tas Risa bersegera keluar kamar.

---- $$$$$ -----

"Hallo?" sama Risa.

Alfian mendongak, dia terkejut karena Risa ternyata tidak sendiri, Sheila ikut bersamanya.

"Maaf ya aku ikut nimbrung, aku agak khawatir jika Risa keluar sendiri, lagi pula kita semua kan teman lama" Sheila mengambil duduk di dekat Alfian, Risa ikut duduk diseberang mereka.

Risa melihat air muka tidak nyaman di wajah Alfian, tapi dia bisa apa.

Ketika berangkat tadi Sheila melihatnya bergegas keluar dan ingin ikut karena bosan sendirian di rumah..

Bagaimana dia bisa menolaknya, apakah Alfian marah?

Bersambung...

BulimiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang