Es Balok dan Api unggun

31 4 0
                                    

"Gue kira lo es balok yang cuma bisa dilelehin sama api unggun. "

***

"huhh... Akhirnya ketemu juga" ucap Barry yang telah menemukan benda yang dari tadi ia cari.

Barry kembali ke ruang tengah untuk mengobati, ya lebih tepatnya membersihkan darah segar karena luka di beberapa anggota tubuh adiknya. Tiba tiba ia melihat adiknya yang sedang berbaring di sofa dengan Bara yang dekat sekali dengan adiknya. Barry sangat kaget melihat kejadian itu. Rahang Barry mengeras.

" heh, ngapain lo! " bentak Barry ke Bara.

Bara sontak saja kaget nggak karuan. Bara lalu berdiri.
" tadi, Risma mau benerin posisi bantalnya. Ya gue takut kalo dia banyak gerak nanti sakit. Akhirnya gue bantuin dia benerin bantalnya. " jelas Bara yang agak khawatir.

" gue kira ngapain" ucap Barry lega dengan emosi yang mulai menurun.
" minggir gih, gue mau obatin anak curut yang satu ini" lanjut Barrt yang membuat Bara mengubah posisi berdirinya.

" anak curut!  Lo kali, kecebong" balas Risma kesal.

Barry hanya bisa tertawa melihat tingkah laku Risma.

" lo boleh pulang gih" ucap Barry kepada Bara.

Bara mengangguk. Saat Bara akan membalikan badannya,Risma memanggilnya.

"Bara, makasih ya " ucap Risma sambil tersenyum semanis mungkin.

Bara mengangguk untuk kedua kalinya.
" sama sama" jawab Bara yang juga tersenyum kepada Risma.
***

Waktu makan malam tiba, papa Dewantara dan mama Tantri sengaja untuk pulang agak cepat agar bisa makan malam dengan anak anak mereka.

" Kakak, Risma. Cepet turun, makan malam dulu. " panggi Tantri kepada anak anaknya.

" iya ma" jawab Risma dan Barry yang sedang menuruni anak tangga satu demi satu. Mereka lalu duduk bersebelahan. Papa Dewantara dari tadi sudah standbye di meja makan sambil melihatti istrinya menyiapkan makan malam,karena bi Imi you know lah.

" oh iya besok kan papa sama mama berangkat. Jadi kalian mandiri ya di rumah, karena nggak ada bi Imi. " nasihat Tantri

" terus anak curut ini sama siapa ma? Kan dua hari lagi Barry berangkat buat pertukaran pelajaran. " tanya Barry

Papa Dewantara menurunkan alisnya.
" kalo sama Aron gimana? Dia kan di rumah sendiri, tante Risa kan ikut ke Singapura. Mau terapi katanya" jelas Papa.

"iya pa, sama Kak Aron aja. " jawab Risma antusias.

" ya Aron nya di kabarin dulu, mau apa nggak" ucap Tantri yang sedang mengambilkan nasi untuk suaminya

" iya,nanti papa telfon."

Mereka lalu melanjutkan makan mereka.
***

" ma, Risma bantu packing ya" tawar Risma.

" nggak usah,kamu tidur aja. Terus istirahat. Besok kamu nggak usah sekolah dulu, karena masih sakit kan? " jelas mamanya.

" nggak sakit sakit banget kok ma" jawab Risma.

" tapi kan, kamu harus istirahat dulu. Ya sehari dua hari ajalah. Nggak papa. Biar tenaganya kembali lagi. " ucap Papanya yang langsung menyambar.

Risma hanya bisa mengangguk, ya karena ia telah di keroyok mama papanya.

" yaudah, Risma tidur dulu ya ma pa. " ucap Risma.

Orang tua Risma mengangguk.
" good night sayang" ucap Tantri sambil mencium ujung kening Risma.
***

KisahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang