Gadis berambut pendek sebahu itu,berlarari kecil menyusuri koridor setelah mendapat pesan dari sang kekasih. Suasana sekolah juga sudah mulai sepi,karna para siswa sudah kembali kerumah masing-masing. Dan,tersisa hanya tinggal siswa yang mendapat jadwal eskul.
Matanya menyipit melihat punggung cowok dengan hoodie hitam itu. Senyumnya merekah,dan ia berjalan cepat kearah lapangan basket.
Ia berjalan sembari membuka ranselnya dan mengeluarkan beberapa coklat batang, lalu menutup kembali tas ranselnya.
"Ngapain ngajak ketemuan disini? Tumben,biasanya didekat parkiran. Ejek Acha sembari terkekeh.
Cowok itu,tersenyum getir. Mengelus puncak kepala kekasihnya gemas. Siapa yang tidak beruntung, mendapatkan cewek sepopuler Acha. Cewek dengan banyak kepribadian itu berhasil membuatnya salah tingkah ketika class meeting tahun lalu.
"Bay!" Panggilnya,sembari menggoyangkan lengan kekasihnya itu. "Kita ngapain sih,berdiri disini? Engga malu diliatin anak basket?"
Abay menatap lurus gadisnya ini dengan tatapan tak terbaca. Sedikit mengenang masa lalunya bersama simungil Acha. Rasanya, ia benar-benar menghentikan waktu sekarang juga.
Ia menarik nafas perlahan. Memberanikan diri untuk mengucapkan kalimat terkutuk yang paling Abay benci namun tetap saja harus ia ucapkan sekarang.
"Aku mau kita udahan sekarang." Ucap Abay dengan wajah datarnya.
Acha melengos begitu saja. Benar-benar tidak diduga, ia kira ini akan menjadi hari dimana hubunganya dengan Abay akan membaik setelah konflik kemarin.
Dadanya sesak. Matanya sudah memanas, ingin cepat-cepat mengeluarkan bulir hangat. Namun ia cegah dengan satu tarikan nafas.
"Jadi gini,ya. Rasanya jatuh cinta sendiri dalam suatu hubungan yang mengatasnamakan 'pacaran'. Miris banget kisah cinta gue." Balas Acha tersenyum setenang mungkin,walau sebenarnya hatinya sedang remuk sekarang.
"Cha.." panggil Abay dengan suara lirih.
"Selamat ulang tahun, Bay. " ucap Acha tersenyum lebar, ia menyerahkan beberapa batang coklat itu pada Abay "ini coklatnya jangan lupa lo makan,ya. Anggep coklat terakhir dari gue."
Cowok itu menerima coklat yang diberikan Acha padanya. Ia memaki dirinya sendiri dalam hati. Melepaskan cewek sebaik Acha bukan lah hal yang mudah.
Ia hanya tidak ingin membuat cewek didepannya selalu merasakan sakit ketika menjalin hubungan dengannya.
"Semangat buat jadi dokter ya, Cha. Gue yakin kita bisa ketemu lagi nanti." Kata Abay mengelus kembali puncak kepala Acha. Lalu berjalan menjauh dan meninggalkan gadis itu sendirian.

KAMU SEDANG MEMBACA
AlBay
Roman pour Adolescents"Aku mau kita udahan sekarang." Ucap cowok yang berdiri didekat ring basket itu. "Jadi gini,ya. Rasanya jatuh cinta sendiri dalam suatu hubungan yang mengatasnamakan 'pacaran'. Miris banget kisah cinta gue." Balas cewek berambut pendek sebahu itu ya...