A/N
3k words. thank me later.
========
23
b r u t u s
========
Sekotak Beng-Beng kini berada di tangan Riv. Kotak itu sedikit dihias dengan pita dan sebuah amplop kecil yang tertempel di depannya.
"Aku nggak baca isi surat di amplop itu, kok," ujar Nirvana yang baru saja memberikan dus Beng-Beng titipan Arraf untuk Riv. Dia dan Riv kini berada di ruang tamu dengan TV yang menampilkan kartun pagi. Nirvana mengikuti Riv untuk duduk di sofa ganda sambil menonton. "Bang Arraf nitip ke aku. Katanya buat hadiah kejutanmu, Riv."
"Dia datengin kamu di FMIPA?" tanya Riv, agak waswas. Dia masih belum siap jadi manusia yang tersorot seperti Arraf hanya karena statusnya adalah 'gebetan Arraf'.
"Enggak, sih. Tadi malam tuh, aku ada kumpul makan bareng sama anak-anak organisasi aku. Kebetulan kami makan di tempat makan dekat rumah dia. Dia hubungin aku udah dari minggu lalu, sih, tapi baru terealisasi sekarang buat kasih hadiah ke kamu." Nirvana melirik ke arah Beng-Beng di pangkuan Riv. "Kamu yang kasih tahu ya, minta dihadiahin Beng-Beng?"
"Iya. Tapi, bentar dulu," sela Riv, menyadari sesuatu. "Kamu sama teman-teman organisasimu? Anak BEM?"
"Bukan, kok. Kayak himpunan mahasiswa satu daerah. Yah, pada kenal Bang Arraf semua, sih. Tenang, kok. Mereka nggak ngelihat Bang Arraf. Orang aku ketemu dia setelah pulang dari kumpul-kumpul itu."
Riv seketika menghela napas lega. Beginilah risiko jadi gebetan artis kampus. Kalau pun bisa, ingin rasanya Riv hanya berteman dengan Arraf saja. Cuma, Arraf sudah jelas-jelas menyatakan bahwa dia ingin kencan untuk konteks pacaran, bukan pertemanan. "Ya udah kalau gitu, Nir," ujar Riv, mengangkat sekotak kecil Beng-Beng pemberian Arraf. "Makasih ya udah mau dititipin."
"Sama-sama," ujar Nirvana. "Aku balik ke kamar dulu, ya."
Mengangguk, Riv menatap kepergian Nirvana ke belokan menuju kamar di indekos mereka, lalu kembali menatap sekotak Beng-Beng di pangkuannya. Riv menghela napas, lalu menarik kertas terlipat di dalam amplop mini yang tertempel pada kotak Beng-Beng-nya. Riv berdoa dalam hati semoga surat dari Arraf tak terdengar cheesy atau menggelikan.
Untuk: Trivia calon pacar Arraf
Dari: Arraf Abizard Rauf
Gue nggak pinter puisi-puisi gitu sih. Nggak bisa jadi Rangga-nya Cinta. Bisanya jadi Arraf-nya Riv. Nggak usah putar bola mata baca kalimat barusan. Gue yakin kalau udah jadi pacar gue, lo pasti bakal seneng dikasih gombal receh begitu.
Sebelumnya gue mau ngingetin bahwa surat ini bakal panjang.
I'm gonna tell you one thing about me: gue orangnya kalau mau melakukan sesuatu selalu totalitas. Mending nggak usah dikerjain sama sekali kalau gue cuma bisa setengah-setengah ngerjainnya. Yes, I am definitely goals-oriented and you descibed that so well. Ini juga termasuk totalitas dalam jalin hubungan, Riv. Gue nggak suka setengah-setengah. Kalau gue jadi pacar, I'll give my 100% to my girlfriend, Riv. Enggak, bukan berarti gue kasih segala keputusan hidup gue di tangan pacar gue, bukan. Tapi gue bakal ngelakuin berbagai hal secara totalitas buat bangun hubungan sama dia, buat bahagiain dia, buat mempertahankan hubungan itu sampai nikah. This will be tricky, that's why I need a smart woman to stay at my side. Gue hanya akan menyerah pada hubungan kalau memang gue merasa si cewek nggak bisa gue ajak kerja sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rotasi dan Revolusi
Ficção Adolescente[TELAH TERBIT] Arraf Abizard Rauf adalah raja tanpa mahkota Universitas Sapta Husada. Semua orang sering menyebut-nyebut namanya bagai dewa, mengikuti segala ucapannya, serta tunduk pada perintahnya. Keberhasilan berprestasi bagi Arraf adalah sesuat...