Seorang dokter, yang setiap hari menangani segala sesuatu yang berkaitan dengan darah, harus bertemu dengan seseorang yang haus akan darah... Belum lagi sekumpulan werewolf yang tiba-tiba masuk dalam hidup indahnya...
><><><><><><><><><><><><><><~~~...
Sebenarnya apa yang mereka sembunyikan. Aku tidak mengerti. Arghhhhh.... Aku stressss.... Aku berbicara dalam hati dan menarik narik rambutku.
" Yak, ada apa denganmu? " Chae Ril datang dan duduk di tepi kasur.
" Apa selama ini kau merasa hal aneh? Maksudku, hal yang tidak dapat dipikir dengan nalar manusia normal " kataku sambil memandang lurus kearahnya.
" Eemm... Aneh juga sih, seseorang kehilanagan banyak darah, oleh dua luka tusukan sekecil jarum di lehernya. Dan juga, mata merah menyala yang kau katakan. Menurutku, ini tidak masuk akal " katanya sambil melihat ke arah langit langit kamar.
" Dan beberapa waktu lalu aku melihat seekor serigala melintas di sekitar sini... " kataku ragu.
" Kau juga melihatnya? Wahh... Kupikir itu hanya imajinasiku saja" Chae Ril tiba tiba memegang tanganku. " Apa ini, mengapa tiba tiba sangat menakutkan di sini " katanya melanjutkan.
" Huss... Kita akan baik baik saja... Oh iya, gunakan ini " kataku sambil menyerahkan sebuah gelang pintar. " Rumah sakit memberi kita ini, ini dapat mengatur kondisi tubuh kita, ini juga dapat berperan sebagai handphone. Kita bisa menelepon, merekan, mengirim pesan, bahkan mendengarkan lagu. Ini juga ada GPS sehingga kita dapat terhubung satu dengan yang lain, ini juga... " aku tidak bisa melanjutkan perkataanku karena langsung disela Chae Ril
" Yak... Aku tau... Memang aku kudet " katanya sambil melihat gelang yang kusodorkan.
" Aku mau yang hitam saja... " Chae Ril mengambil gelang berwarna hitam dari tanganku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Kalau begitu, aku yang warna putih... " kataku sambil menggunakan gelang tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Setidaknya dengan ini, kita selalu terhubung dan dapat saling melindungi satu sama lain " kataku.
" Iya, kita harus saling melindungi" Chae Ril tersenyum mantap.
" Bagaimana keadaan Hyelin? " tanyaku.
" Dia akhirnya menyewa kamar untuk satu hari di sini. Dia sudah tidur" kata Chae Ril.
" Ekhmmm...kurasa jiwa petualangku di Kanada belum hilang, bagaimana jika kita menyelidiki ini? " kata Chae Rin sambil membuka lebar jendela kamarku.
Aku mengingat masa masa saat kami di Kanada.
" Kau terlalu pemberani, kalau kita salah langkah akan gawat " aku berusaha menolak dengan halus. Bagaimanapun ini bukan masalah sepele.
" Jika kita berdiam terus, mungkin nanti akan ada korban korban lainnya " Chae Ril menatap kosong langit malam.
" Iya juga... Tapi kita perlu rencana matang " aku melihat bintang bintang
" Eh... Siapa itu... " Chae Ril berkata sambil melihat ke arah hutan.
" Hm... Apa kau bilang " kataku sambil mengikuti arah pandang Chae Ril.
" Bukankah itu Woojin, Minhyung,Daniel dan siapa lagi dua orang disamping mereka" kata Chae Ril menajamkan penvlihatannya.
" Ayo kita ikuti " aku berkata tegas. Sebenarnya aku takut, tapi rasa penasaranku mengalahkan segalanya.
Aku segera memakai hodie hitam dan membawa tongkat penyetrumku
" Kenakan ini, agar kita tak terlihat. Juga pakai jeans hitam ini " kataku menyerahkan hodie hitam dan jeans panjang hitam sambil memakai jeans panjang berwarna hitam.
Sambil menunggunya ganti, kuambil ranselku dan memasukkan HP, senter, tongkat penyetrum dan P3K.
" Ayo... " Chae Ril segera membuka pintu dan keluar. Tak lupa aku menutup jendela dan mengunci pintu.
Aku harus tau apa dibalik semua ini. Ayo Ri El... Kau bisa Kataku dalam hati.