KEESOKAN HARINYA
" Hyelin, apa kau sudah baikan sekarang? Apa lukamu masih terasa sakit? " Chae Rin bertanya pada Hyelin.
" Eum... Aku tak apa... Aku sudah pulih " kata Hyelin sembari menata rambutnya yang berantakan.
" Hyelin, jika kau merasa takut atau merasa tidak nyaman, kau bisa datang kembali ke sini... " Min Ah berbicara sambil memegang tangan Hyelin.
" Kau yakin sudah baikan? Lukamu sudah sembuh? " Daniel balas bertanya pada Hyelin.
" Hey tenang saja... Aku hanya lemas kemarin. Seteleah istirahat aku baik baik saja... " jawab Hyelin sambil tersenyum.
" Aku akan mengantarkanmu pulang " kata Daehwi.
" Ya, Chae Ril, Ri El, sebelumnya aku mengucapkan terimakasih ya... Mungkin jika kalian tak menolongku tepat waktu, aku pasti sudah tiada " jawab Hyelin sambil memegang tanganku dan Chae Ril.
" Kau, harus jaga benar benar kesehatanmu. Jangan lupa minum obatmu... " kata Chae Ril sembari memeluk Hyelin.
" Jika ada yang sakit, jangan segan untuk datang ke sini menemui kami"" Baiklah... " Hyelin berjalan keluar bersama Daehwi.
" Sebentar, bawa ini bersamamu setiap saat. Jika ada seseorang yang mengganggumu, tekan saja tombol ini " kataku dan memberinya tongkat penyetrum milikku.
" Terimakasih... Aku pulang dulu "
katanya dan berjalan keluar bersama Daehwi." Ahhh... Aku lapar... " Chae Ril berkata sambil memegang perutnya.
" Mau kubuatkan nasi goreng? " aku menawarkan.
" Mau... " kata Chae Ril sambil duduk di sofa.
" Kalian juga mau? " aku bertanya pada Min Ah dan Daniel.
" Tidak, aku sedang dalam program diet " kata Min Ah.
" Akan ku bantu kau memasak " tawar Min Ah.
" Tak usah, aku bisa memasak sendiri " aku menolak tawaran Min Ah halus.
" Kalau begitu, aku masuk kamar dulu ya... " kata Min Ah yang hanya kubalas dengan anggukan.
Rencana ini harus segera dimulai. Aku tidak mau ada korban lagi.
" Ini makanlah... " kataku sambil menyerahkan sepiring nasi goreng.
" Apa kau siap. Kita harus hati hati dalam merencanakan rencana ini. Jangan sampai mereka curiga " bisik Chae Rin
" Oke... Sekarang makan dulu... " kataku sambil menyuap sesendok nasi ke mulutku.
Di Hutan
" Apa kau menemukan siapa yang mengintip kita kemarin? " Minhyun datang menghampiri Guanlin." Belum... Kita harus mencari tau lagi.. " kata Guanlin.
" Aku akan mencari tahu ke sana " kata Minhyung sambil menunjuk ke arah selatan dan dibalas anggukan oleh Guanlin.
" Ini... " kata Guanlin sambil menyentuh ranting kayu yang diujungnya terdapat darah.
" Jangan jangan... " Guanlin melihat kembali darah tersebut dan matanya berubah menjadi warna merah. " Manusia... Ada manusia yang menegetahui identitasku... "Di Penginapan Di Kamar Chae Ril
" Kau sudah siap? " kata Chae Ril kepadaku.
" Siap " jawabku mantap
" Ayo turun "
" Hai Min Ah, kau sedang apa?" tanya Chae Ril yang sedang duduk di sofa loby sambil menulis sesuatu di buku nya.
" Menulis cerita... " jawab Min Ah.
" Wah... Kau seorang penulis ya... " aku berkata sambil mengintip apa yang ditulis Min Ah.
" Ya begitulah... Heheheh" jawab Min Ah.
" Ekhm... Daehwi, apa Hyelin sudah sampai dirumahnya dengan selamat? "aku bertanya pada Daehwi.
" Ya... Aku tak membiarkan seekor nyamuk pun menyentuhnya... " jawab Daehwi mantab
" Wah... Jangan jangan Daehwi mulai tertarik pada Hyelin... " ledek Hani.
" Heh... Memangnya kenapa?? " jawab Daehwi yang dijawab tawa oleh Hani dan Minhyun.
" Berapa umur kalian? " tanya Minhyun.
" Kita 21 tahun... " jawab Chae Ril.
" Ah iya, Ri El, apa yang harus kita tulis di riyawat penyebab Hyelin? " tanya Chae Ril sambil mengedipkan matanya padaku yang artinya sinyal untuk memulai rencana.
" Ah...Tulis saja diserang hewan buas " jawabku.
" Hey, pengobatan yang kita berikan tidak berhubungan dengan deserang hewan " Chae Ril berpura pura protes.
" Lalu apa kita harus bilang diserang vampire? " kataku menekankan kata vampire.
Kudengar Min Ah menjatuhkan pulpennya.
" Tak ada yang akan mempercayai kita... " aku melanjutkan.
" Bagaimana jika kita menulis kehabisan darah karena diserang makhluk keji penghisap darah? "
Chae Ril berkata." Kau... " tiba tiba Guanlin datang dan menunjuk ke arahku. " Ikuti aku" katanya dingin.
" H-hah... " aku melongo
Terkejut? Tentu saja iya. Apalagi Guanlin tampak marah. Aku hanya menurut dan mengikutinya hingga masuk ke dalam hutan." Apa? " aku memberanikan diri untuk bertanya.
" Kenapa kau terlalu penasaran dengan kami? " tanya nya dingin
" Penasaran apa maksudmu? " aku pura pura tak tahu.
" Aku tahu kau tak bodoh " jawabnya. " Jika kau terlalu penasaran, akan kuberitahu kau segalanya. Segalanya... "
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD AND TEARS
VampireSeorang dokter, yang setiap hari menangani segala sesuatu yang berkaitan dengan darah, harus bertemu dengan seseorang yang haus akan darah... Belum lagi sekumpulan werewolf yang tiba-tiba masuk dalam hidup indahnya... ><><><><><><><><><><><><><><~~~...