CHAPTER SEVEN

382 33 0
                                    

KEESOKAN HARINYA

" Hyelin, apa kau sudah baikan sekarang? Apa lukamu masih terasa sakit? " Chae Rin bertanya pada Hyelin.

" Eum... Aku tak apa... Aku sudah pulih " kata Hyelin sembari menata rambutnya yang berantakan.

" Hyelin, jika kau merasa takut atau merasa tidak nyaman, kau bisa datang kembali ke sini... " Min Ah berbicara sambil memegang tangan Hyelin.

" Kau yakin sudah baikan? Lukamu sudah sembuh? " Daniel balas bertanya pada Hyelin.

" Hey tenang saja... Aku hanya lemas kemarin. Seteleah istirahat aku baik baik saja... " jawab Hyelin sambil tersenyum.

" Aku akan mengantarkanmu pulang " kata Daehwi.

" Ya, Chae Ril, Ri El, sebelumnya aku mengucapkan terimakasih ya... Mungkin jika kalian tak menolongku tepat waktu, aku pasti sudah tiada " jawab Hyelin sambil memegang tanganku dan Chae Ril.

" Kau, harus jaga benar benar kesehatanmu. Jangan lupa minum obatmu... " kata Chae Ril sembari memeluk Hyelin.
" Jika ada yang sakit, jangan segan untuk datang ke sini menemui kami"

" Baiklah... " Hyelin berjalan keluar bersama Daehwi.

" Sebentar, bawa ini bersamamu setiap saat. Jika ada seseorang yang mengganggumu, tekan saja tombol ini " kataku dan memberinya tongkat penyetrum milikku.

" Terimakasih... Aku pulang dulu "
katanya dan berjalan keluar bersama Daehwi.

" Ahhh... Aku lapar... " Chae Ril berkata sambil memegang perutnya.

" Mau kubuatkan nasi goreng? " aku menawarkan.

" Mau... " kata Chae Ril sambil duduk di sofa.

" Kalian juga mau? " aku bertanya pada Min Ah dan Daniel.

" Tidak, aku sedang dalam program diet " kata Min Ah.

" Akan ku bantu kau memasak " tawar Min Ah.

" Tak usah, aku bisa memasak sendiri " aku menolak tawaran Min Ah halus.

" Kalau begitu, aku masuk kamar dulu ya... " kata Min Ah yang hanya kubalas dengan anggukan.

Rencana ini harus segera dimulai. Aku tidak mau ada korban lagi.

" Ini makanlah... " kataku sambil menyerahkan sepiring nasi goreng.

" Apa kau siap. Kita harus hati hati dalam merencanakan rencana ini. Jangan sampai mereka curiga " bisik Chae Rin

" Oke... Sekarang makan dulu... " kataku sambil menyuap sesendok nasi ke mulutku.


Di Hutan
" Apa kau menemukan siapa yang mengintip kita kemarin? " Minhyun datang menghampiri Guanlin.

" Belum... Kita harus mencari tau lagi.. " kata Guanlin.

" Aku akan mencari tahu ke sana " kata Minhyung sambil menunjuk ke arah selatan dan dibalas anggukan oleh Guanlin.

" Ini... " kata Guanlin sambil menyentuh ranting kayu yang diujungnya terdapat darah.
" Jangan jangan... " Guanlin melihat kembali darah tersebut dan matanya berubah menjadi warna merah. " Manusia... Ada manusia yang menegetahui identitasku... "


Di Penginapan Di Kamar Chae Ril

" Kau sudah siap? " kata Chae Ril kepadaku.

" Siap " jawabku mantap

" Ayo turun "


" Hai Min Ah, kau sedang apa?" tanya Chae Ril yang sedang duduk di sofa loby sambil menulis sesuatu di buku nya.

" Menulis cerita... " jawab Min Ah.

" Wah... Kau seorang penulis ya... " aku berkata sambil mengintip apa yang ditulis Min Ah.

" Ya begitulah... Heheheh" jawab Min Ah.

" Ekhm... Daehwi, apa Hyelin sudah sampai dirumahnya dengan selamat? "aku bertanya pada Daehwi.

" Ya... Aku tak membiarkan seekor nyamuk pun menyentuhnya... " jawab Daehwi mantab

" Wah... Jangan jangan Daehwi mulai tertarik pada Hyelin... " ledek Hani.

" Heh... Memangnya kenapa?? " jawab Daehwi yang dijawab tawa oleh Hani dan Minhyun.

" Berapa umur kalian? " tanya Minhyun.

" Kita 21 tahun... " jawab Chae Ril.

" Ah iya, Ri El, apa yang harus kita tulis di riyawat penyebab Hyelin? " tanya Chae Ril sambil mengedipkan matanya padaku yang artinya sinyal untuk memulai rencana.

" Ah...Tulis saja diserang hewan buas " jawabku.

" Hey, pengobatan yang kita berikan tidak berhubungan dengan deserang hewan " Chae Ril berpura pura protes.

" Lalu apa kita harus bilang diserang vampire?  " kataku menekankan kata vampire.

Kudengar Min Ah menjatuhkan pulpennya.

" Tak ada yang akan mempercayai kita... " aku melanjutkan.

" Bagaimana jika kita menulis kehabisan darah karena diserang makhluk keji penghisap darah? "
Chae Ril berkata.

" Kau... " tiba tiba Guanlin datang dan menunjuk ke arahku. " Ikuti aku" katanya dingin.

" H-hah... " aku melongo
Terkejut? Tentu saja iya. Apalagi Guanlin tampak marah. Aku hanya menurut dan mengikutinya hingga masuk ke dalam hutan.

" Apa? " aku memberanikan diri untuk bertanya.

" Kenapa kau terlalu penasaran dengan kami? " tanya nya dingin

" Penasaran apa maksudmu? " aku pura pura tak tahu.

" Aku tahu kau tak bodoh " jawabnya. " Jika kau terlalu penasaran, akan kuberitahu kau segalanya. Segalanya... "



••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••






BLOOD AND TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang