CHAPTER EIGHT

385 35 0
                                    

" Akan ku beritahu segalanya. Segalanya" Guanlin berkata sambil menatapku lekat.

" Apa apaan sih kau ini. Lepas" kataku sambil berusaha melepas tanganku dari cengkramannya. Nihil. Cengkraman tangannya menjadi lebih kuat.

" Kau ini apa apaan. Sudah lepaskan. Aku harus berkerja " kataku sambil membentak Guanlin.

" Kau jangan mencari tahu jati diri kami sendiri. Kumohon " kata Guanlin sambil melepas cengkraman tangannya di tanganku.

" Bukan urusanmu " aku hendak meninggalkannya.

" Aku tak mau kau terluka" serunya lirih.

" Sejak kapan kau mulai peduli denganku? " aku membalasnya dingin.

Aku berjalan meninggalkannya. Tiba tiba dua ekor serigala datang. Mereka berubah menjadi manusia dan ternyata mereka adalah Jihoon dan Jaehwan.

" Jadi dia yang menguping pembicaraan kita? " Jihoon berkata sambil mendekat.

" Kau menjebakku? " kataku sambil melirik tajam ke arah Guanlin.

" Ini satu satunya cara agar kau bisa berhenti penasaran terhadap kami" Kata Guanlin sambil menunduk.

" Hey nona, kami tidak akan melukaimu. Kami hanya akan mengawasimu mulai sekarang " Jaehwan berkata sambil berjalan ke arahku.

" Berhenti di situ " kataku sambil berjalan mundur. " Aku bisa pulang sendiri "

" Apa kau tidak takut bertemu serigala lain Ri El? " Jihoon menantangku.

Aku segera mengambil ranting kayu yang ujungnya cukup tajam.

" Kurasa ini cukup untuk melindungi diriku sendiri. Minggir " kataku sambil berjalan meninggalkan mereka.

" Ri El, akan sangan bahaya jika kau bertemu vampire vampire liar yang brengsek itu " teriak Guanlin. " Pergilah bersama mereka, mereka akan menjagamu" kata Guanlin sambil menunjuk Jihoon dan Jaehwan..

" Menurutku... " aku membalik tubuhku dan menatap Guanlin.
" Tidak ada vampire lain yang lebih brengsek dari kau " kataku sambil menunjuk Guanlin sebentar, lalu berbalik arah dan meninggalkan mereka.

" Sialan. Sialan. Sialan"
Selama di jalan aku mengumpat tiada henti. Tiba tiba aku teringat sesuatu. Chae Ril.
Apa Chae Ril baik baik saja?
Pikirku dalam hati.
Aku segera berlari ke rumah untuk menemui Ri El. Ku cari di kamarnya.Hasilnya nihil. Ia tak ada di mana mana. Karena di sana aku melihat Woojin,ia langsung kulabrak.

" Dimana Chae Ril? " kataku singkat dan tegas.

" Dia aman bersamaku. Kau tenang saja " Woojin menjawab santai.

" Di mana Chae Ril " kini aku meninggikan suaraku.

" Kau tak perlu tau. Hey... Bukannya kau harus pergi bersama Guanlin. Kau tak aman lagi di sini " Woojin keheranan.

" Aku baru akan membawanya " Guanlin tiba tiba muncul di pintu.
" Ikut aku" katanya sambil nenarik tanganku.

" Apa apaan sih. Lepaskan. Aku harus mencari temanku " Aku menepis tangannya kasar.

" Kau... " wajah Guanlin tampak marah. Matanya tiba tiba berubah menjadi merah.

" Kau, ikut saja denganku. Kau akan aman" katanya sambil menghela napasnya kasar.

" Tidak, aku harus mencari Chae Ril " kataku sambil meronta lebih kuat.

" Kau... Mana temanku? "tanyaku sambil menahan amarahku.

" Kau tidak akan mengerti " Jihoon tiba tiba datang. " Kami melindungi kalian "

" Aku tak peduli maksud baik kalian. Aku ditugaskan di sini. Aku tak dekat dengan kalian dan TIDAK PERNAH ingin dekat dengan kalian " aku menekankan kata tidak pernah.

" Kalau kau mau bertemu Chae Ril, maka kau harus ikut bersamaku " Jihoon berkata sambil berjalan mendekat

" Aku tak perlu bantuanmu untuk menemukan Chae Ril. Lihat saja nanti " aku berjalan meninggalkan mereka.

Aku meninggalkan mereka dan masuk ke kamar. Ini membuatku frustasi. Aku harus mencari Chae Ril dan segera meninggalkan tempat ini.

BLOOD AND TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang