Part 1

360 29 2
                                    

Semilir angin menerpa wajahku membuat rambutku berterbangan yang memang sengaja tidak ku ikat. Aku menikmati saat-saat seperti ini, tenang seperti biasanya.

Saat ini, aku duduk di boncengan motor kakak ku. Posisiku memeluk perut kakak ku. mungkin jika seseorang melihat kami, mereka akan mengira aku dan kak arfan sepasang kekasih,

Namun jika mereka mengetahui aku bisu, maka mereka akan beralih mengatakan jika kak arfan bodoh karna bersama gadis seperti ku.

Jika aku jalan berdua dengan kakakku ini, aku akan merasa jengah. Kenapa? Karena akan banyak cewek-cewek yang berbisik tapi yang menurutku bukan berbisik karena mereka mengatakan nya dengan keras.

Mereka selalu terkagum dan yang ku lihat mereka ingin menjerit tertahan melihat paras lelaki dihadapanku ini.

Yah memang kakak ku ini sangat tampan, tidak ada cewek yang tidak menyukainya tetapi entah kenapa kakak ku ini masih menyandang status JOMBLO padahal banyak cewek yang mengantri jadi kekasih nya.

Aku tersenyum memikirkan hal-hal seperti itu, Hingga tak terasa motor miliknya sudah berhenti di depan halte bus yang selalu menjadi tempat aku turun untuk berangkat sekolah.

Yah memang, kami berangkat bersama dari rumah tapi itu hanya sampai halte bus ini.

Bukan karena dia tidak ingin mengantarku sampai sekolah tapi aku yang melarang dan mengatakan jika aku lebih baik sampai disini saja dan akan melanjutkan berjalan sendiri sampai kesekolah.

Tapi itu tidak mudah membujuknya. Pertamanya lelaki dihapadan ku ini selalu menolak, tapi aku memasang wajah memelasku membuat dia terpaksa mengikuti perkataan ku.

Aku mengingat saat itu dia terlihat kesal tapi aku yakin dia tidak tega melihat wajah memelasku, hingga dia setuju.

Aku turun dari motor, dan memberikan senyum manisku padanya.

"Dek?" panggilan itu membuat Aku menoleh pada lelaki dihadapanku.

Dia menatap ku khawatir, entah apa yang membuatnya seperti itu aku juga tidak tahu.

Aku mengamati raut wajahnya yang masih gelisah seperti ingin menanyakan sesuatu tapi dia masih diam sambil menatapku lekat.

Aku menuliskan sesuatu di note kecil yang selaluku bawa kemanapun dan langsung kuberikan padanya.

"Kenapa kak? Apa yang ingin kakak katakan?" Itulah yang kutuliskan di note kecil yang sedang dibacanya sekarang.

Lelaki dihadapan ku adalah kakak ku, Arfan Arkana si badboy yang ditakuti seantaro sekolah.

Aku tidak mengerti apa yang membuat mereka takut pada kak arfan, karena yang kutahu lelaki dihadapan ku ini adalah lelaki yang sangat lembut dan penyayang, Yang menurutku tidak bisa berbuat jahat.

Tetapi yang aku dengar tidak sesuai dengan pemikiran ku dengan pemikiran orang lain. Karena menurut mereka, kak Arfan adalah orang yang harus dihindari karena dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan walaupun dia melakukan tindakan yang buruk dan tidak sesuai.

"Kamu yakin gak mau orang tahu kalo kamu itu adek, kakak?" Tanya arfan pada akhirnya.

Aku tersenyum mendengar tuturan kata yang diucapkan kak arfan, sebenarnya aku ingin sekali semua orang mengetahui jika aku adalah adik seorang arfan, mungkin tidak akan ada yang mencaci dan mengejekku seperti sekarang saat ini.

Tapi aku juga tidak ingin kak arfan terkena masalah, atau lebih tepatnya membuat masalah pada semua orang yang membully ku. Bukan karena takut kak arfan terluka malah akan sebaliknya mereka yang akan terluka oleh kak arfan.

Diary Of Si BisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang