Part 8

134 12 0
                                    

Helloww... Comeback again^^

don't forget to vote and comment^^

Happy reading~

>>><<<

Rico membelokkan motornya ke kanan setelah mengikuti intruksi dari tangan ku.

Begitu lah sedari tadi. Jika aku menunjuk ke arah kanan, maka rico mengikutinya. Begitu juga jika aku menunjuk ke kiri, maka rico akan mengendarai motornya ke kiri.

Hingga kami sampai dirumah ku. Rumah bercat putih dengan desain yang sederhana.

Aku turun dari motor riko. Lalu menuliskan di note kecilku.

"Makasih ya rico. Mungkin jika aku tidak menumpang dengan mu, maka aku belum sampai ke rumah sekarang."

Rico mengangguk, lalu mengelus rambut ku pelan. "No problem. Gue juga senang bisa bantu lo."

Aku tersenyum. Detik kemudian, suara familiar itu terdengar membuat kami menoleh secara bersamaan. Dan itu ternyata, Bunda.

Astaga. Aku tidak pernah berfikir, bahwa bunda akan memergoki aku dengan lelaki lain. Walaupun sebenarnya, rico cuman teman ku.

"Shila. Kamu baru pulang? Kamu gak kenapa-napa kan?" Tanya bunda.

Raut khawatir terpampang di wajah bunda. Bunda berjalan lalu memegang pundakku. Matanya melihatku dari atas sampai bawah. Seolah memastikan sendiri, apa aku baik-baik saja. .

Aku menggeleng, lalu tersenyum. Ku tuliskan beberapa kalimat.

"Bunda. Shila baik-baik aja kok. Tadi hujan deras bun. Dan juga angkot enggak ada yang lewat. Untungnya, ada temen shila yang mau ngantar shila pulang." Tulisku.

Ku lihat, kening bunda berkerut. "Kamu kenapa enggak bareng sama kakak kamu? Kemana arfan?" Tanya bunda kembali.

"Kak arfan lagi ada urusan bun. Tapi ga papa kok. Shila juga udah sampai kan sekarang."

Setelah membaca tulisanku. Bunda menghela nafas nya pelan. Lalu merangkul pundakku. Mata bunda kembali melihat ku, lalu seolah tersadar. Kedua sudut bibir bunda tertarik.

"Shila. Dia siapa? Kok ga dikenalin sama bunda."

Aku tersentak, lalu menoleh kesamping. Ah, aku baru sadar jika rico masih berada disampingku.

Rico tersenyum manis kemudian menyalam bunda.

"Rico tante. Temen nya shila."

Bunda balas tersenyum. "Oh, rico ya. Saya bunda nya shila. Bunda arin."

"Bunda seneng banget deh. Ini pertama kalinya shila bawa temennya ke rumah. Bunda kan juga pengen banget kenalan sama temen-temennya shila. Tapi shilanya gitu, gak mau ngundang temen-temen nya." Kata bunda bercerita.

Seketika, rico menoleh memandang ke arah ku. Aku meringis, sebenarnya bukan karena aku tidak mau mengajak temen-temen ku kerumah. Karena memang, teman ku hanya dua. Cuma andin dan rico.

Bunda dan ayah sebenarnya tidak tahu, jika aku terkena  bully di sekolah. Jika mereka tahu, mungkin aku bisa di pindahkan sekarang juga. Aku tidak ingin itu, karena sangat sulit mendapat teman baru seperti andin dan rico.

"Nanti rico sering-sering datang kesini deh Tan." Ucap rico.

Bunda tersenyum, ia terlihat suka dengan kehadiran rico. Namun sedetik kemudian bunda menepuk jidatnya seolah teringat sesuatu.

"Duh, bunda lupa. Bunda lagi masak tadi. Yuk, shila ajak nak rico masuk. Sekalian, kita makan bareng."

Aku mengangguk singkat. Setelah kepergian bunda. Aku kembali menulis.

Diary Of Si BisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang